Alasan Kenapa Berolahraga Menular Terutama di Kalangan Wanita

Syanne Susita | CNN Indonesia
Rabu, 26 Apr 2017 07:15 WIB
Berolahraga ternyata dapat menular, terutama di kalangan wanita. Setelah lihat keberhasilan teman, sisi kompetitif orang terpicu berolahraga lebih keras.
Olahraga memicu sisi kompetitif orang. (maxmann/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda terinspirasi untuk ikut berolahraga di pusat kebugaran setelah melihat swafoto teman berolahraga yang diunduh melalui akun media sosialnya, seperti dilansir Yahoo Health, ternyata itu adalah hal yang wajar.

Menurut studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Communications, berolahraga ternyata dapat menular, terutama di kalangan wanita.

Peneliti Sinan Aral and Christos Nicolaides mengalanisa data dari 1,1 juta pelacak olahraga orang selama lima tahun. Selama periode ini, data mencatat total jarak lari yang ditempuh keseluruhan partisipan sepanjang 217 juta mil.

Para peneliti ini menemukan jika olahraga memicu sisi kompetitif orang. Jika satu orang berlari lebih panjang dari biasanya, pencapaian ini cenderung menginspirasi temannya untuk mendorong dirinya berolahraga lebih keras lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori yang sama juga menjelaskan kenapa kelas grup sangat popular. Para anggota pusat kebugaran memiliki kecenderungan untuk mendorong diri mereka berolahraga lebih keras lagi pada saat orang lain menonton mereka berlatih.

Hal yang sama juga terjadi jika Anda berlari dengan seorang teman, kecenderungan untuk berhenti akan lebih kecil dan bahkan mendorong lebih giat lagi berlari di treadmil untuk mencetak waktu terbaik pribadi.

Memang, pelari yang kurang aktif akan terpengaruh setelah melihat pelatih yang lebih aktif lagi. Namun, kondisi seperti ini hanya berlaku pada situasi tertentu saja. Jika terbalik keadaannya, pelari aktif biasanya akan konsisten dengan rutinitas mereka.

Yang menarik adalah, walau baik pria dan wanita mempengaruhi pria, studi menyatakan jika hanya wanita yang bisa mempengaruhi wanita.

Penulis studi ini menyebutkan jika hasil seperti ini sebagian penjelasannya bisa diamati dari kebiasaan orang yang sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.

“Perbandingan sosial mungkin bisa menyediakan penjelasan dari hasil seperti itu. Perbandingan dengan mereka yang lebih maju dapat memotivasi perbaikan diri sendiri, sedangkan perbandingan dengan mereka yang jauh tertinggal menciptakan sikap kompetitif untuk mempertahankan superioritas pribadi,” tulis Aral dan Nicolaides.

Dengan kata lain, daripada membuat kendor, kemunduran seseorang dapat memotivasi orang lain untuk tidak mau kalah atau lebih maju dari pada yang lain.

Apapun alasannya, mendorong diri sendiri untuk berolahraga terkadang sangat sulit. Jadi, ada teman yang bisa memicu semangat berkompetisi dan berolahraga, tidak ada salahnya menikmati kesombongan teman yang berhasil menyelesaikan lari 10 kilometer di akun media sosialnya. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER