Jakarta, CNN Indonesia -- Hidup hanya sekali, kecuali Anda adalah Roger Moore. Mantan pemeran James Bond ini meninggal pada usia 89 tahun setelah 'peperangan' singkatnya dengan kanker.
Namun, kenyataannya ini bukan satu-satunya penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Sebelum akhirnya kalah dari kanker, Moore pernah menderita berbagai tragedi masa kecil sampai vonis kanker prostat pada 1993 lalu.
Hanya saja, Moore berhasil 'mencurangi' kematian dan bisa bertahan hidup sampai usia 89 tahun sebelum akhirnya kalah dengan kanker.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. PneumoniaTahun 1932, kala Moore masih berusia lima tahun, dia divonis terkena pneumonia. Ironisnya, saat itu, antibiotik belum digunakan untuk penanganan pneumonia.
"Saya sudah sangat lemah dan sakit untuk dipindahkan ke rumah sakit," katanya kepada Guardian, dikutip dari
Mirror.
"Dokter berkata pada ayah saya yang saat itu masih berusia 27 tahun dan ibu 25 tahun,'Saya akan ada di dekat sini di pagi hari, tapi siapkan istri Anda, saya akan datang untuk menandatangani sertifikat kematian."
Namun Tuhan masih sayang Moore, malam itu, demamnya turun dan dia pun kembali sehat.
"Saya pergi ke sekolah minggu selama beberapa minggu dan orang tua saya mendengar suara pelan dari tempat tidur yang berkata,"Yesus mau saya jadi sinarNya."
2. Kanker prostatPneumonia bukan masalah satu-satunya untuk Moore. Di tahun 1993, dia divonis terkena kanker prostat. Untuk menyembuhkannya, dia pun diharuskan operasi pengangkatan prostat. Saat itu usianya sudah 60 tahun.
Dalam bukunya
My Word is My Bond, Moore mengatakan saat itu dia hanya ingin melakukan pemeriksaan regular. Mengutip
Heavy, saat itu dokter datang di depan pintunya dan mengatakan kalau dia terkena kanker prostat.
"Saya jatuh ke dalam rasa marah dan kasihan," ucap Moore.
"Saat itu, tubuh saya terpincang-pincang menuju kamar mandi dengan sebuah plastik besar yang menempel di ujung selang lainnya. Ini yang membuat saya merasa putus asa karena tidak mampu melakukan apa-apa."
Namun dia beruntung. Dia masih diberi kesempatan hidup.
"Hal ini mengubah cara pandang saya tentang hidup," katanya.
"Anda akan melihat perubahan pengaturan hidup saya setelah itu."
Tak lama, dia pun mengakhiri pernikahannya dengan istri ke-tiganya Luisa Mattioli dan memulai hubungan baru bersama Kristina Tholstrup. Tholstrup menjadi istri ke-empat Moore dan menikah pada 2002.
3. Sakit jantungMeski operasi pengangkatan prostat sudah dilakukan, tak berarti Moore sudah bebas dari sakit.
Kenyataannya di tahun 2003, Moore justru pingsan di panggung saat tampil di Morecambe dan Wise tribute show, The Play What I Wrote di Broadway.
Dia pun didiagnosa mengalami masalah pelambatan detak jantung dan harus menggunakan alat pacu jantung.
"Saat itu saya ingin mengucapkan dialog saat akhir tarian, kemudian saya berpikir,"Ke mana udara ini pergi? Saya dengar suara teras, ternyata itu suara kepala mengenai panggung saat saya jatuh, tapi untungnya tulang tengkorak saya dilindungi oleh wig besar yang saya pakai."
"Saya diberitahu bahwa saya bisa mati kapan saya dan saya harus memakai alat pacu jantung keesokan harinya."
4. Pneumonia (lagi)Pneumonia yang dialaminya di masa kecil, kembali menghantuinya saat dewasa. Dia berakhir dengan menginap di rumah sakit dekat Crans-Montana, sebuah resor di Swiss tempat dia menghabiskan musim dingin bersama istri keempatnya.
Saat itu, dia mengatakan penyakit ini menyebabkan dia kehilangan rambutnya yang ikonik.
"Saya mengalami dua kali pneumonia, sata minum banyak antiobiotik, dan sejak saat itu rambut mulai rontok setiap hari."
5. Diabetes tipe 2Di tahun 2013, Moore didiagnosa juga dengan penyakit diabetes tipe 2. Ini artinya dia harus berhenti minum alkohol.
"Saya bisa membuat dry martini yang enak, tapi saya tidak bisa lagi menikmatinya," ucap dia.
"Tak ada lagi gula dan alkohol."
Karena penyakit ini, Moore berharap kalau kematian akan memberinya sebuah peringatan awal sehingga dia bisa menghabiskan sisa waktu 24 jamnya untuk minum alkohol dan makan es krim.