Larangan Imigrasi Trump Mulai Dirasakan Industri Wisata AS

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jun 2017 18:44 WIB
Permintaan tiket pesawat menuju AS berkurang drastis, sejalan dengan merosotnya jumlah pemesanan kamar untuk liburan musim panas tahun ini.
Permintaan tiket pesawat menuju AS berkurang drastis, sejalan dengan merosotnya jumlah pemesanan kamar untuk liburan musim panas tahun ini. (CNN Indonesia/Suryanda Suryono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kebijakan yang dibuat pemerintahan Donald Trump terkait akses masuk ke negaranya, mulai dirasakan industri pariwisata Amerika Serikat (AS).

Selain bertekad melarang penduduk dari tujuh negara muslim untuk masuk ke AS, Trump juga tidak mengizinkan penumpang pesawat membawa laptop ke atas kabin pesawat demi alasan keamanan dari serangan teroris.

New York Times merangkum sejumlah data yang menunjukkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan yang masuk ke AS, sejak Maret 2017 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pengadilan AS memblokir kebijakan larangan imigrasi Trump, namun jumlah wisatawan yang berniat menghabiskan liburan musim panasnya di AS menyusut 20 persen.

Selain itu sampai awal Juni 2017, jumlah pemesanan tiket pesawat menuju AS turun 3,4 persen menjelang libur musim panas.

Sementara NYC & Company, perusahaan perjalanan wisata berbasis di New York, meramal bakal terjadi penurunan 2,4 persen jumlah wisatawan yang datang ke kota tersebut. Padahal New York merupakan tujuan utama para pelancong yang liburan ke AS.

"Setiap kali mendengar larangan imigrasi, kalimat tersebut membuat orang merinding," kata James J. Murren, bos MGM Resorts dalam sebuah konferensi di New York, dikutip Rabu (21/6).

Beberapa maskapai penerbangan asal Timur Tengah juga telah mengeluhkan dampak negatif kebijakan proteksionisme yang dilancarkan Trump bagi bisnis perusahaannya. Salah satunya adalah Emirates Airlines, maskapai yang berbasis di Duba, Uni Emirat Arab.

Jerome Demare, juru bicara Emirates menyatakan keputusan pemerintah AS mempersulit penerbitan visa masuk ke negaranya, serta pembatasan perangkat elektronik yang bisa dibawa ke kabin pesawat membuat tidak nyaman calon penumpang.

"Minat penumpang dan permintaan tiket untuk pergi ke AS langsung terdampak kebijakan itu," ujar Demare.

Selain maskapai penerbangan, para pimpinan jaringan hotel di AS yang menggelar pertemuan di New York pekan lalu juga menumpahkan keluh kesahnya atas kebijakan sang presiden.

Sarah Murov, juru bicara grup hotel Loews di AS mengakui jumlah pemesanan kamar untuk liburan musim panas menurun.

"Penurunan bukan hanya terjadi dari tamu-tamu Timur Tengah, tetapi dari seluruh dunia," kata Murov.

Arne Sorenson, bos jaringan hotel Marriott mengingatkan imbas kebijakan Trump bakal terus dirasakan industri perhotelan AS sampai beberapa bulan ke depan.

"Akibatnya saat liburan musim panas ini, orang-orang lebih memilih untuk pergi ke Eropa dan negara lain selain AS yang memperlakukan wisatawan dengan lebih ramah," tegas Sorenson.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER