Disdik DKI: Bullying, Jangan Sekolah Melulu yang Disalahkan

Filani Olyvia | CNN Indonesia
Rabu, 19 Jul 2017 08:51 WIB
Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah DKI Jakarta berharap kasus bullying bisa membuka mata bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah.
ilustrasi: Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sopan Adrianto berharap kasus tersebut bisa membuka mata semua pihak bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah. (Thinkstock/gpointstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bullying atau perundungan di sekolah bukan hanya terjadi sekali atau dua kali. Ada beberapa kasus bullying yang terjadi di sekolah atau antarsiswa sekolah.

Hanya saja, terkait hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sopan Adrianto berharap kasus tersebut bisa membuka mata semua pihak bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah.


Dia menambahkan, selain sekolah, hal terpenting untuk pendidikan anak adalah adanya pendidikan moral dari lingkungan tempat anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Justru kalau ada peristiwa kayak gini, kita gedor juga orang tuanya. Jangan sekolah melulu yang disalahkan. Masalah ini harusnya jadi tanggung jawab pemerintah, orang tua dan masyarakat,” kata Sopan, saat dihubungi, Selasa (18/7).

Ditemui terpisah, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa keputusan mengeluarkan pelaku dari sekolah adalah bentuk pembelajaran terbaik.


Harapannya, dengan mengembalikan siswa dan siswi pelaku perundungan kepada orang tua mereka, para pelajar akan mendapat perhatian lebih dari keluarga agar tidak mengulangi perbuatannya.

"Ini juga pesan untuk orang tua supaya ikut terlibat, ikut mengawasi pendidikan anaknya. Jadi ini bukan hanya tanggung jawab sekolah saja. Karena dasar utama pendidikan itu ada di keluarga," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (18/7).

Selasa (18/7), sembilan orang pelaku perundungan terhadap seorang siswi SD di Thamrin City, Jakarta Pusat, dimintai keterangan di Mapolsek Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat.


Menurut Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang Kompol Mustakim pelaku dan korban merupakan teman sepermainan di kawasan Kebon Melati dan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Kasus berawal saat korban mengajak salah seorang pelaku beradu mulut karena ejekan.

"Mereka (pelaku dan korban) teman main dan teman sekolah, juga teman Facebook, kebanyakan tetanggaan," kata Mustakim.

Sementara itu, sanksi tegas sudah diberikan kepada sembilan pelajar yang diduga menjadi pelaku kasus perundungan tersebut. Selain dikeluarkan dari sekolah, kata Sopan, mereka juga dicabut haknya atas fasilitas kepemilikan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

“Dari sembilan pelaku, kalau tidak salah ada tiga yang dicabut KJP-nya,” ujar Sopan. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER