Jakarta, CNN Indonesia -- Populasi lebah madu tengah terancam kepunahannya. Menurut studi yang dipublikasikan jurnal Science baru-baru ini, sekitar tiga perempat dari seluruh madu di seluruh dunia diketahui terkontaminasi pestisida yang membahayakan lebah.
Para ilmuwan menganalisis 198 sampel madu dari seluruh dunia, kecuali benua Antartika, mengenai lima jenis pestisida yang disebut neonicotinoid atau neonik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa 75 persen dari seluruh sampel setidaknya mengandung satu jenis neonicotinoid. Kontaminasi tertinggi ditemukan di Amerika Utara, Asia, dan Eropa. Informasi mengenai kontaminasi madu tersebut terdengar menakutkan, tetapi perlu diketahui bahwa neonicotinoid yang ditemukan di madu saat ini masih dalam kadar wajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, manusia masih dapat mengonsumsi madu dengan aman. Namun, belum ada penelitian yang mengetahui tentang efek jangka panjangnya.
"Kami harus makan banyak madu dan produk terkontaminasi lainnya untuk mengetahui efeknya," ujar pemimpin Laboratorium Biologi Tanah di Universitas Neuchatel Swiss, Alexandre Aebi seperti dilansir dari
ExtraCrispy. Pestisida jenis ini juga bersifat racun bagi lebah. Neonicotinoid dapat mengacaukan otak yang dimiliki penyerbuk sehingga kemampuan lebah untuk belajar dan mengingat menurun. Lebah dapat melupakan perjalanan kembali ke sarangnya untuk memanen nektar dan serbuk sari.
Menurut Aebi, bahan kimia ini dapat membuat lebah lebih rentan terhadap parasit dan penyakit. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah populasi lebah di dunia.
Dilansir dari
The Verge, pada 2013, Uni Eropa melarang penggunaan tiga neonik pada taman yang dikunjungi oleh lebah. Namun, karena pestisida ini tetap digunakan untuk melapisi benih tanaman, sebagian besar bahan kimia ini meleleh ke tanah dan mengontaminasi tanaman lain di dekatnya.
Ahli Neurobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Dundee, Christoper Conolly menghimbau pemerintah di seluruh dunia harus mencegah petani untuk menggunakan neonik secara luas.
Meski belum ditemukan efek jangka panjang yang negatif bagi manusia, mengurangi penggunaan pestisida ini berguna untuk melindungi ekosistem dunia. Tanaman membutuhkan berbagai pernyebuk untuk bertahan hidup dan manusia juga membutuhkan madu sebagai sumber kesehatan.
(ara/rah)