Hong Kong, CNN Indonesia -- Hong Kong berada di peringkat ke-lima dalam daftar Destinasi Wisata Halal Terbaik se-Dunia Kategori Negara Mayoritas Non-Muslim 2018. Sementara itu Singapura dan Thailand masing-masing berada di peringkat pertama dan ke-dua.
Saat ini Hong Kong semakin giat mengundang turis Muslim datang. Saya berkesempatan mencicipi wisata halal di negara bekas koloni Inggris itu selama empat hari tiga malam pada bulan kemarin atas undangan Hong Kong Tourism Board (HKTB).
Ada berbagai pilihan penerbangan menuju Hong Kong, dari yang murah hingga yang mahal. Dari Jakarta, saya naik penerbangan paling pagi maskapai Hong Kong, Cathay Pacific, di Bandara Soekarno Hatta pukul 08.10 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan udara ditempuh dalam tempo 4 jam 10 menit. Sebagai informasi, ada perbedaan waktu satu jam antara Jakarta dan Hong Kong, lebih dahulu Hong Kong, sama seperti waktu Indonesia tengah.
Bagi turis Muslim, panduan tempat makan halal dan masjid bisa ditemui dalam situs
Discover Hong Kong atau
Cathay Pacific.
Berikut ini catatan perjalanan saya selama berada di Hong Kong:
14.10 - Hong Kong Internasional AirportSampai di bandara lokasi pertama yang saya cari adalah tempat salat karena salat Zuhur belum saya tunaikan. Saya menyusuri penunjuk arah bertuliskan 'Prayer Room' di kawasan bandara setelah melewati gerbang imigrasi.
Tempat salat yang saya temukan cukup nyaman, adem karena ada pendingin udara. Ada sebuah sajadah terlipat rapi. Tempat wudu juga cukup nyaman meski hanya sebuah keran air. Dalam ruangan tanpa karpet tersebut, terdapat penunjuk arah kiblat di langit-langit ruangan.
Ada lima tempat salat, tiga di dalam dua di luar bangunan bandara.
Tempat salat di bandara ini adalah tempat berdoa secara umum yang bisa digunakan umat beragama lainnya. Karena itu tak ditemukan ornamen bernuansa Islami di tempat ini.
15.30 - Sky 100Internasional Commerce Center merupakan bangunan tertinggi di Hong Kong. Total ada 108 lantai di sini.
Di Sky 100 tepat di lantai 100, saya bisa melihat seluruh Hong Kong secara 360 derajat, termasuk melihat keindahan Pelabuhan Victoria yang terkenal.
Untuk menuju ke atas, pengunjung dikenai biaya HK$180 (sekitar Rp320 ribu). Pengunjung menggunakan lift khusus dengan kecepatan super tinggi. Lantai 100 di ketinggian 393 meter, bisa diraih hanya dalam tempo 60 detik.
 Pemandangan dari Sky 100. (CNN Indonesia/Suriyanto) |
Bukan cuma melihat keindahan Hong Kong, dari lantai 100 itu pengunjung bisa mencoba tantangan menggunakan virtual reality. Teknologi VR ini memungkinan pengunjung seolah-olah berdiri di atas ketinggian dengan hembusan angin dan serasa melayang di udara. Namun ada biaya tambahan untuk bisa menikmati fasilitas itu.
Pengunjung juga bisa berfoto ria di booth foto yang disediakan dengan berbagai tema dan hasilnya bisa diunggah langsung ke media sosial.
Ada tempat salat bagi pelancong Muslim di atas ketinggian hampir 400 meter ini. Namun tempat salat hanya sekedarnya memanfaatkan ruangan yang cukup sempit. Tak ada tempat wudu di lantai ini sehingga saya diarahkan untuk mengambil wudu di toilet yang ada di lantai berbeda.
Sementara untuk bersantap halal, saya memilih sebuah cafe yang menjual menu roti lapis atau sandwich sambil menikmati kemegahan Hong Kong dari atas.
19.00 - Hotel Grand Harbour Hong KongHotel Grand Harbour Hong Kong merupakan salah satu hotel mewah di Hong Kong. Tidak percaya? Lihat saja luas kamarnya, karena hotel biasa biasanya berukuran sempit akibat negara ini kekurangan lahan.
Dari kamar hotel ini saya juga bisa melihat pemandangan Pelabuhan Victoria secara langsung.
Restoran di hotel ini juga menyediakan menu halal meski sekadarnya seperti aneka roti, salad serta bubur ayam tanpa campuran apapun, hanya bubur putih dengan rasa gurih.
 Pemandangan di Victoria Harbour. (AFP PHOTO / ISAAC LAWRENCE) |
Bersambung ke halaman berikutnya...
Hari Kedua
10.00 - Old Town Center
Sesuai namanya, Old Town Center adalah salah satu kawasan hunian tertua di Hong Kong. Namun tidak semua bangunan dibilang tua di wilayah ini. Beberapa apartemen modern sudah terbangun.
Ada banyak lukisan dinding yang bagus untuk berfoto di sini. Sejumlah coffee shop, galeri seni, dan butik juga tersedia.
Old Town Center bisa dibilang merupakan jantung peradaban Hong Kong. Kebudayaan masa lalu dan masa kini Hong Kong bertemu di Old Town Center yang menggambarkan bagaimana Hong Kong adalah wilayah penuh warna. Old Town Center, atau biasa disebut Poho oleh warga Hong Kong, adalah tempat nongkrong populer, terutama bagi yang ingin berfoto dan mempostingnya di media sosial.
Jika tak punya banyak waktu keliling Hong Kong, saya sarankan untuk datang ke kawasan ini.
11.00 - Man Mo Tample
Inilah kuil tertua di Hong Kong. Keberadaanya masih ada dalam wilayah Old Town Center. Kuil ini dibangun antara tahun 1857 dan 1862.
Man Mo Tample dibangun untuk menghormati dan memuja Dewa Literatur (Man) dan Dewa Seni Bela Diri (Mo).
Warga lokal setiap harinya masih menggunakan kuil ini untuk berdoa. Karena itu di dalamnya asap dupa masih menyesaki hidung.
Bukan hanya tempat beribadah, Man Mo Temple dulunya adalah tempat untuk warga desa berkumpul untuk menyelesaikan sengketa.
Kuil ini adalah contoh nyata keindahan arsitektur Cina tradisional di mana ornamen tradisional, patung-patung dewa, ukiran kayu, dan keramik kuno masih bisa dijumpai.
12.00 - Masjid Kowloon
Kowloon merupakan salah satu wilayah paling sibuk di Hong Kong. Wilayah ini merupakan salah satu surga belanja. Di tengah-tengah mal yang ada berdiri megah Masjid Kowloon.
Masjid Kowloon merupakan masjid terbesar di Hong Kong. Islamic Center sebagai pusat kegiatan Muslim Hong Kong juga ada di sini.
Bagi turis Muslim, berkunjung ke Masjid Kowloon bisa dikatakan wajib. Selain untuk menunaikan ibadah, juga sekaligus mengenal penyebaran Islam di Hong Kong.
14.00 - Masjid Ammar and Osman Ramju Sadick
Masjid di wilayah Wanchai juga salah satu pusat kegiatan umat Muslim Hong Kong. Jika sebelumnya di Masjid Kowloon saya menunaikan ibadah salat Zuhur, di sini tujuan utama saya adalah makan.
Ada kantin dengan sertifikat halal di lantai 4 masjid ini. Hidangan yang ada ibarat oase karena setelah dua hari tak bertemu nasi, di sini saya menemukan nasi goreng lengkap dengan lauknya.
Salah satu yang khas di sini adalah dim sum halal. Dim sum di Hong Kong identik dengan bumbu nonhalal. Namun di sini diolah dan dibuat dengan bahan-bahan halal tanpa mengurangi cita rasanya.
Beda dengan di Indonesia jika biasanya dim sum dinikmati dengan saus, di sini tidak. Jika kita meminta saus, restoran hanya menyediakan kecap asin dengan irisan cabai.
16.00 - Chrisly Inn Cafe
Kafe ini merupakan salah satu restoran pemegang sertifikat halal. Menu andalan kafe ini antara lain pineapple bun, egg tart dan Wife Cake.
Kafe ini didirikan oleh warga keturunan India. Konsep kafe ini sebenarnya adalah toko roti atau bakery, namun pengunjung bisa menyantap hidangan di tempat.
Restoran yang nyaman dan berada di pusat perbelanjaan Shun Tak Centre membuat restoran ini bisa jadi pilihan bagi yang ingin menyantap hidangan tanpa mengkhawatirkan kehalalannya.
17.30 - Harbour City
Sesuai dengan namanya, Harbour City merupakan kawasan dermaga. Di lokasi ini ada dermaga yang melayani penyeberangan Pulau Hong Kong dari dan ke Pulau Kow Loon. Di lokasi ini juga berdiri pusat perbelanjaan.
Berada di lantai paling atas pusat perbelanjaan, terdapat dek khusus untuk menikmati pemandangan perairan Hong Kong.
Pada pukul 20.00 terdapat atraksi menarik permainan cahaya Simpony of Light dari gedung-gedung pencakar langit yang ada di pinggirannya. Atraksi ini juga dilengkapi dengan tata suara menarik. Jangan terlambat tiba di lokasi untuk mendapatkan tempat terbaik.
21.00 - Restoran Green Common
Restoran ini merupakan salah satu pilihan bagi turis Muslim di Hong Kong untuk makan malam.
Restoran memang tak mengklaim mereka halal. Namun menu-menu vegetarian yang jadi hidangan utama di restoran di dalam pusat perbelanjaan Harbour City ini jadi jaminan tak ada kandungan daging non-halal.
Menu andalan di Green Common adalah burger dengan isi daging buatan terbuat dari sayuran, namun tak menghilangan cita rasa dan tekstur dagingnya.
Menu lain yang bisa dinikmati seperti spagheti atau mi yang campuran 'dagingnya" juga terbuat dari sayuran.
Bersambung ke halaman berikutnya... Hari Ketiga
09.30 - Sham Sui Po
Sham Sui Po merupakan salah satu kawasan hunian tua di Hong Kong. Di kawasan ini dulu para imigran membangun kawasan permukiman.
Sekitar tahun 1950-an kawasan tersebut terbakar hingga menewaskan sejumlah orang. Cerita kelam itu kini bisa dilihat dari sisa bangunan yang dirombak seperti aslinya.
Sementara bangunan lain disulap menjadi motel untuk turis backpacker.
Masih di kawasan ini berdiri pasar murah yang menjual aneka barang, dari mulai elektronik di Ap liu Street, mainan hingga pakaian. Kawasan Sham Sui Po ini bisa dibilang seperti Tanah Abang.
Di Sham Sui Po saya menemukan toko Indonesia yang menjual kebutuhan khas Indoenesia seperti mi instan dan aneka jajanan. Pelayannya pun bisa berbahasa Indonesia meski tak cukup lancar.
Untuk pelancong Muslim, ada beberapa pilihan makanan di kawasan ini seperti puding beras dan puding kacang merah atau makanan seperti kembang tahu di Indonesia.
13.00 - Ocean Park Hong Kong
Ocean Park Hong Kong merupakan salah satu kawasan rekreasi tematik terbesar di Hong Kong. Berbagai wahana menantang bisa ditemukan di sini. Bukan cuma untuk anak-anak sebenarnya karena banyak kakek nenek ikut menikmati wahana ini.
Tiket masuk ke Ocean Park ini sebesar HK$480 (sekitar Rp860 ribu) untuk dewasa dan HK$240 (sekitar Rp429 ribu) untuk anak usia 3-11 tahun.
Di Ocean Park, saya memilih bersantap siang di Panda Cafe. Restoran disebut punya menu halal. Ada dua pilihan kari ayam dan daging sapi lengkap dengan salad segar.
Namun untuk salat, saya cukup kesulitan mencarinya. Setelah bertanya ke petugas, saya diarahkan ke sebuah ruangan yang jarang dipakai. Ruangan tersebut diperuntukan bagi pengunjung yang ingin berdoa, termasuk bagi Muslim yang ingin salat.
Ruangan cukup bersih lengkap dengan pendingin udara, namaun tidak ada peralatan saat seperti sajadah, sarung atau mukena. Bahkan penunjuk kiblat pun tak ada.
Kesulitan lain, pengelola tidak menyediakan tempat khusus untuk berwudu meski hanya sebuah keran air.
Saya harus menuju toilet terdekat berjarak sekitar 70 meter dari tempat salat darurat itu. Di sana, saya berwudu di atas wastafel.
Cukup sulit membasuh kaki karena harus mengangkat tinggi ke atas wastafel plus rasa canggung karena melihat tatapan aneh pengunjung yang lain.
19.00 - Jashan Celebrating Indian Cuisine
Restoran India ini cukup terkenal bagi yang ingin menikmati menu halal.
Menu khas India di restoran ini juga tak terasa asing di lidah saya, dari mulai menu pembuka hingga menu utama seperti nasi kebuli lengkap dengan daging kambing dan kari daging, atau kebab.
22.00 - Ladies Market Tung Choi Street
Di Indonesia, Ladies Market seperti layaknya pasar malam. Barang-barang yang dijual pun relatif sama.
Harga yang ditawarkan terbilang murah untuk ukuran warga Hong Kong. Namun bagi saya, harga barang yang dijual jika dikonversikan dengan yang rupiah, masih terasa mahal.
Misalnya magnet kulkas seharga HK$25 per buahnya atau (sekitar Rp45 ribu). Potongan diberikan jika membeli lima buah yakni seharga HK$100.
Kabarnya di Ladies Market, pembeli bisa menawar harga yang ditawarkan penjual. Tapi sayang, saya kurang pandai menawar.
Hari Keempat
10.00 - Disneyland Hong Kong
Disneyland Hong Kong menjadi tujuan utama dalam akhir rangkaian trip saya bersama HKTB.
Disneyland berada di Pulau Lantau, dekat dengan Bandara Internasional Hong Kong. Rencananya setelah keliling Disneyland, saya langsung ke bandara untuk pulang.
Harga tiket masuk ke sini HK$589 (sekitar Rp1 juta) untuk dewasa, HK$419 (sekitar Rp745 ribu) untuk anak di bawah 12 tahun, dan HK$100 (sekitar Rp177 ribu) untuk orangtua di atas 65 tahun.
Tak cukup dituangkan dalam satu atau dua paragraf mengenai pengalaman saya di kawasan rekreasi kelas dunia ini.
Yang pasti di sini saya bertemu dan berfoto dengan tokoh Iron Man, Royal Princes, dan yang pasti tokoh-tokoh Disney yang melegenda seperti Donald, Mickey, Goofy, dan menikmati aneka wahana yang menantang.
Di dalam Disneyland, terdapat restoran halal yakni at Explorer's Club yang punya fasilitas musala sangat nyaman.
Pengelola memang menyediakan ruangan khusus ini untuk pengunjung Muslim bisa salat. Memang tak ada sajadah di dalamnya, namu lantai ruangan sangat bersih.
Penunjuk arah kiblat juga tersedia serta tempat wudu yang sangat nyaman, bahkan lebih nyaman dari tempat wudu kebanyakan di Indonesia. Puas berkeliling, saya menuju bandara untuk kembali ke Jakarta pada pukul 16.00.