Hari Ketiga09.30 - Sham Sui PoSham Sui Po merupakan salah satu kawasan hunian tua di Hong Kong. Di kawasan ini dulu para imigran membangun kawasan permukiman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar tahun 1950-an kawasan tersebut terbakar hingga menewaskan sejumlah orang. Cerita kelam itu kini bisa dilihat dari sisa bangunan yang dirombak seperti aslinya.
Sementara bangunan lain disulap menjadi motel untuk turis backpacker.
Masih di kawasan ini berdiri pasar murah yang menjual aneka barang, dari mulai elektronik di Ap liu Street, mainan hingga pakaian. Kawasan Sham Sui Po ini bisa dibilang seperti Tanah Abang.
Di Sham Sui Po saya menemukan toko Indonesia yang menjual kebutuhan khas Indoenesia seperti mi instan dan aneka jajanan. Pelayannya pun bisa berbahasa Indonesia meski tak cukup lancar.
Untuk pelancong Muslim, ada beberapa pilihan makanan di kawasan ini seperti puding beras dan puding kacang merah atau makanan seperti kembang tahu di Indonesia.
13.00 - Ocean Park Hong KongOcean Park Hong Kong merupakan salah satu kawasan rekreasi tematik terbesar di Hong Kong. Berbagai wahana menantang bisa ditemukan di sini. Bukan cuma untuk anak-anak sebenarnya karena banyak kakek nenek ikut menikmati wahana ini.
Tiket masuk ke Ocean Park ini sebesar HK$480 (sekitar Rp860 ribu) untuk dewasa dan HK$240 (sekitar Rp429 ribu) untuk anak usia 3-11 tahun.
Di Ocean Park, saya memilih bersantap siang di Panda Cafe. Restoran disebut punya menu halal. Ada dua pilihan kari ayam dan daging sapi lengkap dengan salad segar.
Namun untuk salat, saya cukup kesulitan mencarinya. Setelah bertanya ke petugas, saya diarahkan ke sebuah ruangan yang jarang dipakai. Ruangan tersebut diperuntukan bagi pengunjung yang ingin berdoa, termasuk bagi Muslim yang ingin salat.
Ruangan cukup bersih lengkap dengan pendingin udara, namaun tidak ada peralatan saat seperti sajadah, sarung atau mukena. Bahkan penunjuk kiblat pun tak ada.
Kesulitan lain, pengelola tidak menyediakan tempat khusus untuk berwudu meski hanya sebuah keran air.
Saya harus menuju toilet terdekat berjarak sekitar 70 meter dari tempat salat darurat itu. Di sana, saya berwudu di atas wastafel.
Cukup sulit membasuh kaki karena harus mengangkat tinggi ke atas wastafel plus rasa canggung karena melihat tatapan aneh pengunjung yang lain.
19.00 - Jashan Celebrating Indian CuisineRestoran India ini cukup terkenal bagi yang ingin menikmati menu halal.
Menu khas India di restoran ini juga tak terasa asing di lidah saya, dari mulai menu pembuka hingga menu utama seperti nasi kebuli lengkap dengan daging kambing dan kari daging, atau kebab.
22.00 - Ladies Market Tung Choi StreetDi Indonesia, Ladies Market seperti layaknya pasar malam. Barang-barang yang dijual pun relatif sama.
Harga yang ditawarkan terbilang murah untuk ukuran warga Hong Kong. Namun bagi saya, harga barang yang dijual jika dikonversikan dengan yang rupiah, masih terasa mahal.
Misalnya magnet kulkas seharga HK$25 per buahnya atau (sekitar Rp45 ribu). Potongan diberikan jika membeli lima buah yakni seharga HK$100.
Kabarnya di Ladies Market, pembeli bisa menawar harga yang ditawarkan penjual. Tapi sayang, saya kurang pandai menawar.
Hari Keempat10.00 - Disneyland Hong KongDisneyland Hong Kong menjadi tujuan utama dalam akhir rangkaian trip saya bersama HKTB.
Disneyland berada di Pulau Lantau, dekat dengan Bandara Internasional Hong Kong. Rencananya setelah keliling Disneyland, saya langsung ke bandara untuk pulang.
Harga tiket masuk ke sini HK$589 (sekitar Rp1 juta) untuk dewasa, HK$419 (sekitar Rp745 ribu) untuk anak di bawah 12 tahun, dan HK$100 (sekitar Rp177 ribu) untuk orangtua di atas 65 tahun.
Tak cukup dituangkan dalam satu atau dua paragraf mengenai pengalaman saya di kawasan rekreasi kelas dunia ini.
Yang pasti di sini saya bertemu dan berfoto dengan tokoh Iron Man, Royal Princes, dan yang pasti tokoh-tokoh Disney yang melegenda seperti Donald, Mickey, Goofy, dan menikmati aneka wahana yang menantang.
Di dalam Disneyland, terdapat restoran halal yakni at Explorer's Club yang punya fasilitas musala sangat nyaman.
Pengelola memang menyediakan ruangan khusus ini untuk pengunjung Muslim bisa salat. Memang tak ada sajadah di dalamnya, namu lantai ruangan sangat bersih.
Penunjuk arah kiblat juga tersedia serta tempat wudu yang sangat nyaman, bahkan lebih nyaman dari tempat wudu kebanyakan di Indonesia. Puas berkeliling, saya menuju bandara untuk kembali ke Jakarta pada pukul 16.00.
(ard)