'Mangsa-mangsa' Lezat Incaran Para Nyamuk

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Kamis, 30 Agu 2018 14:21 WIB
Sebagai makhluk pengisap darah, ternyata nyamuk tak menghisap darah sembarangan orang. Nyamuk juga pilih-pilih orang yang akan dihisap darahnya.
ilustrasi nyamuk (AFP PHOTO/LUIS ROBAYO)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai makhluk pengisap darah, ternyata nyamuk tak menghisap darah sembarangan orang. Nyamuk juga pilih-pilih orang yang akan dihisap darahnya.

Nyamuk penghisap darah memiliki spesifikasi tertentu dalam memilih target mangsanya.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mangsa favorit nyamuk sebagai upaya memanipulasi perilaku mereka untuk mengendalikan penyakit yang dibawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berdasar hasil penelitian, ada beberapa faktor yang menentukan sasaran empuk para nyamuk. Faktor utamanya adalah karbondioksida di udara. Karbondioksida digunakan oleh semua spesies nyamuk sebagai indikator yang memberitahunya bahwa ada mangsa dalam jarak dekat.

Selain itu, peneliti juga menemukan komponen lain yang terbukti lebih efektif membantu nyamuk mencari mangsa, yaitu asam laktat, amonia, aseton, sulkaton dan beberapa asam karboksilat lainnya. Senyawa- senyawa ini membantu nyamuk membedakan bau manusia dari hewan lain.

Setelah mengenali manusia sebagai mangsanya, kini nyamuk akan bergantung pada mikrobiota pada kulit manusia.

Mikrobiota pada kulit manusia sebagian besar terdiri dari bakteri dan jamur non-patogen yang hinggap di pori-pori dan folikel rambut.


Mikrobiota ini mengeluarkan bau dalam bentuk senyawa organik yang mudah menguap sehingga memancing nyamuk mendekat. Semakin pekat bau yang dikeluarkan oleh mikrobiota kulit Anda, maka nyamuk akan menganggap anda sebagai mangsa yang lezat.

Komposisi mikrobiota kulit sebagian besar bergantung pada lingkungan, seperti makanan yang dikonsumsi atau lingkungan tempat tinggal.

Tetapi ada pula yang membuktikan bahwa unsur genetik juga memberi pengaruh pada mikrobiota kulit pada tingkat yang lebih rendah. Hal ini meliputi kadar minyak atau keringat pada permukaan kulit misalnya.

Variasi kimia dari keringat dan tingkat produksi keringat pada manusia dapat menarik mikroba untuk singgah di kulit yang akhirnya menarik nyamuk untuk mendekat. (fey/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER