Jakarta, CNN Indonesia -- Selama Paris Fashion Week, rumah mode Schiaparelli menyajikan lini siap pakai pertama mereka yang diampilkan di Maison Schiaparelli Place Vendome.
Dijuluki "Story #1", koleksi karya desainer Bertrand Guyon ini terinspirasi oleh karya-karya simbol dari pelukis dan fotografer Man Ray, seorang teman dekat dari Elsa Schiaparelli.
Fotografer surealis Man Ray, yang lahir di New York, merupakan bagian dari lingkaran avant garde di awal abad ke-20 yang mengelilingi fotografer termasyhur Alfred Stieglitz dan galeri 291-nya di pusat kota, yakni sebuah grup pertemanan yang juga mencakup Duchamp. Di sanalah Elsa dikenalkan dengan Man Ray oleh member grup avant-garde dan Dadais lainnya, Gabby Picabia, istri pelukis Picabia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiba di Paris pada pertengahan tahun dua puluhan, Man Ray diperkenalkan oleh Duchamp ke seluruh tokoh aliran seni Dadais dan Surealis dan segera menjadi tokoh terkenal di pergaulan para seniman Paris, ia pun kembali bertemu dengan Elsa Schiaparelli.
Maison Schiaparelli menawarkan koleksi mewah siap pakai dengan konsep yang baru.
Tidak mengikuti kalender musiman ataupun meluncurkan koleksi dalam skala besar, Schiaparelli meluncurkan koleksi berdasarkan sebuah tema - mereka menyebutnya sebagai "Story", atau cerita - yang sejalan dengan sejarah Schiaparelli sebagai rumah mode yang kaya dengan warisan dan signature.
Koleksi siap pakai pertama ini terdiri dari gaun-gaun lipit, jaket bomber, tuksedo dengan sulaman-sulaman rumit berwarna-warni, blus, kemeja, dan kaus dengan bordir teardrop kaca tiga dimensi.
Sebuah karya Man Ray dari tahun 1932 yakni
Observatory Time: The Lovers dicetak diatas penutup tas bernama Secret, penutup gemboknya sendiri merupakan gaya khas Schiaparelli.
 Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz koleksi Schiaparelli |
Karya-karya yang kurang dikenal seperti Natasha (Solarisée) dari tahun 1929 dan Lee Miller (Electricity) dari tahun 1931 ditampilkan kembali dalam berbagai potongan.
Dari rok pensil mewah berbahan jacquard dengan slogan di bagian pinggang yang diangkat dari batu nisan Man Ray,
unconcerned but not indifferent (tidak peduli tetapi tidak acuh tak acuh), hingga
turtle neck berbahan kasmir yang nyaman.
Anda tidak akan pernah menemukan sesuatu yang simpel, karena setiap karya Schiaparelli menuntut perhatian lebih mengingat banyaknya detail-detail nyentrik dan terkadang tersembunyi bahkan jika rumah tersebut beroperasi dengan model
see-now-buy-now (koleksi langsung tersedia untuk dijual bersamaan dengan diperkenalkannya koleksi ke publik).
 Foto: CNN Indonesia/Fandi Stuerz Koleksi Schiaparelli |
Schiaparelli adalah rumah mode pioner yang menggabungkan antara fesyen dengan seni. Saat itu mungkin belum terlalu populer, namun saat ini kolaborasi keduanya sudah menjadi lazim.
Selain itu, Schiaparelli melakukannya dengan benar, di mana karya seni dan desain fesyen tidak saling tumpang tindih atau salah satu membayangi yang lain. Kombinasi seni murni dan seni aplikasi yang unik ini menandai era baru Schiaparelli.
(chs)