Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Indonesia berkomitmen untuk membenahi keseimbangan ekosistem
rumput laut serta kelestarian
hutan di hadapan tamu ajang lingkungan hidup sedunia, Our Ocean Conference (OOC) 2018, yang berlangsung di Bali pada Selasa (20/10).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah Indonesia tak hanya membenahi sawit tetapi juga bakau
yang hampir hilang 50 persen.
Pada kesempatan yang sama Presiden World Wild Found (WWF) Internasional, Pavan Sukhdev, menyatakan terima kasih atas dukungan Indonesia dalam menyikapi permasalahan kelapa sawit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ia juga membahas populasi Orangutan Tapanuli (
Pongo tapanuliensis) di wilayah Batang Toru, Sumatera Utara, yang kini jumlahnya tidak lebih dari 800 ekor.
"Kami mengkhawatirkan nasib mereka karena di area itu sedang dibangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan mereka bisa saja masuk ke wilayah pemukiman penduduk. Maka kami usul agar para orangutan ini direlokasi," ujar Sukdhev.
Ia mengusulkan sebaiknya Indonesia membuat model konservasi seperti di Rwanda yang membuat penangkaran gorila dan menjadikannya sebagai destinasi wisata.
Dari konservasi wisata masyarakat setempat mendapat manfaat sekaligus lapangan kerja dan populasi orangutan bisa diselamatkan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), Erik Solheim, menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang telah banyak melakukan pemulihan masalah-masalah lingkungan hidup seperti bakau, sawit, hutan dan lainnya.
"Selamat kepada Indonesia yang telah mempelopori global program untuk kelapa sawit dan atas kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan," kata Erik.
(agr/ard)