CATATAN PERJALANAN

Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Kamis, 30 Mei 2019 14:22 WIB
Agama Islam pernah menjejak selatan Spanyol, tepatnya di Andalusia. Istana-istana bergaya Arab-Eropa menjadi salah satu buktinya.
Pemandangan taman di Granada. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)
Cuaca Granada di pagi hari tampaknya tak jauh berbeda dengan malam hari. Aplikasi penunjuk cuaca menampilkan cuaca Granada sekitar 11 derajat pada pukul 8.00 pagi waktu setempat.

Setelah selesai sarapan, sekitar pukul 08.30 saya memutuskan untuk berangkat menuju Alhambra yang menjadi tujuan utama selama berada di Granada.

Berdasarkan Google Maps, Alhambra berada sekitar 2,5 km dari tempat menginap dengan estimasi perjalanan menempuh waktu 1 jam dengan berjalan kaki. Saya rasa waktu tersebut cukup, karena saya telah membeli tiket online masuk Alhambra pukul 10.30.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kota Granada yang tidak terlalu besar memungkinkan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain di tempuh dengan berjalan kaki. Perjalanan menuju Alhambra tidak terlalu jauh, walaupun sebenarnya ada alternatif bus umum.

Saya memutuskan untuk berjalan kaki sambil berkeliling kota Granada. Berbeda dengan Barcelona yang padat dan ramai dengan gedung bertingkat. Granada relatif sepi walaupun menjadi tujuan para wisatawan.

Cuaca pun relatif lebih hangat, walaupun untuk orang Indonesia 11 derajat Celcius masih belum terbilang hangat.

Perjalanan menuju Alhambra banyak melalui jalan kecil yang menanjak.
Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol [EBG]Perjalanan menuju Alhambra. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)
Nama Alhambra beberapa waktu itu menjadi ramai diperbicangkan. Pasalnya, Netflix merilis serial Korea pada 2018 dengan judul Memories of the Alhambra. Dari judulnya, sudah bisa ditebak tempat syuting serial ini.

Alhambra sendiri merupakan sebuah komplek bekas Kerajaan Islam terakhir di Andalusia (Spanyol) sebelum diambil alih oleh Kerajaan Katolik.

Begitu tiba di pintu masuk, penjaga tiket memeriksa jam yang tertera dan memperbolehkan saya masuk. Harga tiket masuk Alhambra 14,5 euro (sekitar Rp236 ribu).

Saya menyarankan jika Anda hendak berkunjung ke Alhambra, lebih baik membeli tiket online karena tiket masuk lokasi ini sering habis. Selain itu, Anda tak perlu mengantre jika sudah terlebih dahulu membeli.

Begitu memasuki komplek La Alhambra, saya tersirap dengan pemandangan indah yang disuguhkan sejak pintu masuk. Saya langsung mengambil peta untuk membantu mengarahkan tujuan.

Pasalnya, Alhambra merupakan satu komplek besar yang terdiri dari belasan taman, istana dan kastil.

Setelah melihat tiket dan peta, saya memutuskan akan mendatangi Generalife sebagai tujuan pertama. Keputusan yang pada akhirnya sempat saya sesali.
Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol [EBG]Salah satu taman di Kompleks Generalife, Alhambra. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)

Dulunya, Generalife merupakan tempat peristirahatan keluarga kerajaan pada kisaran tahun 1300an. Komplek kecil Generalife terdiri dari puluhan taman dan air mancur. Dari satu sisi taman, saya bisa melihat penampakan kemegahan Istana Nasrid.

Saat itu bunga-bunga di taman Generalife baru mulai bermekaran. Salah satu area bahkan dipenuhi oleh pohon Jeruk yang sudah banyak berbuah.

Setelah hampir satu jam setengah berkeliling ke Generalife saya memutuskan untuk bergerak ke bangunan utama dari Granada, yakni Istana Nasrid atau orang Spanyol menyebutnya Palacios Nazaries.

Antrean kembali terlihat mengular ketika saya mendekat ke Istana Nasrid. Sayangnya, saya melakukan kesalahan sehingga tidak bisa masuk ke dalam istana tersebut.

Jam 10.30 yang tertulis di tiket masuk merupakan jam berkunjung untuk ke Palacios Nazaries. Sedangkan saya baru mendekat ke istana tersebut sekitar pukul 12.00.

Sejak awal, saya salah persepsi ketika membawa tiket masuk yang berbahasa Spanyol tersebut. Karena tertulis Generalife y Alhambra, maka saya kira harus mendatangi Generalife sesuai waktu yang tertera.

Ternyata, semua lokasi di Alhambra bebas untuk didatangi pukul berapapun. Kecuali Istana Nasrid yang harus didatangi persis seperti waktu yang tercetak di tiket.
Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol [EBG]Pemandangan Granada dari Alcazaba. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)

Rasa kecewa luar biasa langsung muncul. Sebelum berkunjung ke sini, saya sudah banyak mencari tahu mengenai Istana ini. Maka ketika saya tidak bisa masuk karena kecerobohan saya sendiri, rasa sedih, menyesal dan kecewa luar biasa yang ada.

Akhirnya memutuskan untuk beristirahat di area Istana Nasrid sambil menentukan tujuan berikutnya. Saat saya melihat ke sekitar, ternyata banyak sekali turis asal Asia di Alhambra.

Sedikit curi dengar, ada beberapa rombongan dengan Bahasa Korea yang sedang sibuk berfoto. Mungkin film serial Alhambra tersebut telah menarik minat wisata Korea ke tempat ini.

Setelah beristirahat sejenak, saya melanjutkan perjalanan mengelilingi sisa dari Alhambra yang masih sangat luas dari mulai Alcazaba hingga Palace Charles V.

Jika diakumulasi saya menghabiskan hampir 5 jam untuk mengelilingi seluruh komplek Alhambra. Hari sudah mulai sore ketika saya memutuskan turun kembali ke pusat kota.

Saya menghabiskan sore sekaligus hari terakhir saya di Alhambra sambil menyesap kopi di Pusat Kota Granada. Jelang malam, saya bergegas kembali ke hotel untuk packing dan melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya.

Catatan perjalanan wisata masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Perjalanan Menuju Cordoba

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER