CATATAN PERJALANAN

Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol

Agnes Savithri | CNN Indonesia
Kamis, 30 Mei 2019 14:22 WIB
Agama Islam pernah menjejak selatan Spanyol, tepatnya di Andalusia. Istana-istana bergaya Arab-Eropa menjadi salah satu buktinya.
Pemandangan taman di Granada. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)
Hari masih gelap ketika saya bersiap untuk check-out dari hotel. Saat itu, jam menunjukkan pukul 05.30 pagi, namun cuaca masih sangat gelap seperti tengah malam.

Saya meminta kepada resepsionis untuk memanggilkan taksi dengan tujuan stasiun kereta Granada. Hanya selang kurang dari lima menit, taksi sudah siap membawa saya ke stasiun kereta.

Perjalanan dari hotel ke stasiun kereta hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Saya membayar sekitar 8 euro untuk ongkos taksi dan bergegas masuk ke stasiun karena cuaca pagi tersebut sangat dingin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penunjuk suhu menunjukkan 6 derajat Celcius dan saya mulai bersin-bersin karena kedinginan. Sayangnya, begitu sampai depan stasiun, pintu stasiun masih terkunci. Ternyata, stasiun buka pada pukul 6.00 pagi. Sedangkan saat itu masih pukul 5.40 pagi. Akhirnya mau tidak mau, saya menunggu di depan stasiun sambil menggigil kedinginan.

Tiket kereta yang saya beli menuju Cordoba pun sebenarnya masih pukul 6.45 pagi. Namun, karena excited dan antisipasi terlambat saya berangkat lebih cepat ke stasiun. Akhirnya sekitar pukul 06.00 saya bisa menunggu di dalam stasiun. Itu pun belum membuat saya tenang karena belum ada tanda-tanda kereta yang datang di peron.

Saya cuma bisa ‘celingak-celinguk’ mencari orang yang sekiranya bisa bahasa Inggris untuk saya tanya. Hingga pukul 6.30, di tengah hari yang masih gelap, masih belum ada tanda-tanda kereta akan datang.

Namun, saya melihat ada kerumunan orang justru antri mengarah ke luar stasiun dengan membawa tas. Setelah terbata-bata bertanya dengan bahasa Spanyol hasil dari Google Translate, ternyata bus tersebut merupakan kendaraan yang sudah saya beli tiketnya.

Waktu di Indonesia, saya sudah terlebih dahulu membeli tiket kereta api Granada - Cordoba seharga 35 euro atau setara dengan Rp583 ribu. Berdasarkan tiket kereta tersebut, saya harus melakukan satu kali transit sebelum tiba di Cordoba.

Saya pun membeli di situs kereta api, Renfe. Maka, ketika yang datang sebuah bus, saya agak bingung campur heran. Tapi, dengan cueknya saya segera berlari dengan koper saya ke bagasi bus.

Perjalanan dengan bus berjalan sekitar 1,5 jam dengan pemandangan gelap sambil sesekali terlihat padang rumput. Baru sekitar 7.30 matahari mulai muncul dan bus benar-benar berjalan di jalan tengah padang rumput.

Sejauh mata memandang hanya ada padang rumput yang menguning. Sekitar pukul 8.00 dan masih tetap berada di tengah padang rumput, bus berhenti di depan sebuah stasiun kereta api.

Anjangsana Jejak Islam di Selatan Spanyol [EBG]Stasiun Antequerra - Santa Ana. (CNN Indonesia/Agnes Savithri)
Hampir seluruh isi bus turun, maka saya pun ikut turun mengambil koper sambil jalan melihat kiri kanan. Saya bertanya dalam hati, apakah saya sudah sampai di Cordoba atau dimana. Baru setelah melewati pintu pemeriksaan barang, saya baru sadar saya berada di Antequerra - Santa Ana. Berdasarkan tiket, saya memang harus transit di sini sebelum menuju Cordoba.

Lokasi stasiun ini benar-benar di tengah padang rumput. Saya yang tidak bisa bahasa Spanyol pun agak kebingungan karena semua petunjuk dan pemberitahuan menggunakan bahasa Spanyol.

Bahkan para penjaganya pun tak ada yang bisa bahasa Inggris. Pagi itu, lumayan saya lalui dengan deg-degan. Saya tidak bisa melakukan pencarian di Internet karena tidak ada wi-fi dan paket internet di ponsel saya mengalami gangguan.

Perasaan agak lega akhirnya muncul ketika kereta yang akan membawa saya ke Cordoba tiba pukul 9.00 pagi.

Namun, tantangan perjalanan solo saya tak berhenti di situ.

Catatan perjalanan masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Jelajah Cordoba dalam Satu Hari

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER