Jadi Generasi #AntiNgaret Mulai dari Diri Sendiri

Grab Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 12 Agu 2019 10:02 WIB
Perubahan diri tampaknya tak begitu berdampak jika kita telah berusaha untuk datang tepat waktu namun selalu ada saja yang orang yang memang suka terlambat.
Ilustrasi. Bisakah kita menghilangkan budaya ngaret? (Foto: Dok. Grab)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak di bangku sekolah, kuliah, hingga bekerja, pasti ada saja orang yang hobi datang terlambat. Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindarkan diri dari datang telat apalagi dicap sebagai tukang ngaret. Seperti tidak begadang dan bangun lebih awal, tidak menunda-nunda pekerjaan, hingga memilih menggunakan transportasi umum yang tidak rawan terjebak macet.


Nah, jika sudah memahami penyebab dan solusinya, lantas bisakah kita menghilangkan budaya ngaret itu? Meski ada pepatah yang berkata 'perubahan besar dimulai dari langkah kecilmu', tampaknya tak begitu berdampak jika kita telah berusaha untuk datang tepat waktu namun akan selalu ada saja yang orang yang memang suka terlambat.

Sehingga kita pasti merasa perubahan dari diri sendiri tampaknya tak akan berpengaruh besar jika fenomena ngaret sudah mendarah daging dan dianggap wajar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena keterlambatan ini bahkan telah jadi kebiasaan yang membudaya. Sering kita saksikan hal itu ketika dalam suatu perkumpulan. Akan selalu ada saja orang yang baru datang ketika rapat telah dimulai.

Yang kerap terjadi biasanya saat seharusnya acara sudah harus mulai, orang yang datang baru segelintir. Akibatnya waktu pertemuan dimundurkan.


Meskipun dampak dari 'dimulai dari diri sendiri' ini tidak begitu signifikan dalam masyarakat luas, tapi bukan berarti satu perubahan ini tidak memberikan efek besar. Perubahan tetaplah perubahan meskipun hal itu sangat kecil.

Dilansir dari Huffpost.com kebiasaan terlambat atau budaya ngaret ini dapat ditinggalkan secara bertahap dengan beberapa cara. Pertama, dengan mengubah pola pikir--tanamkan pada diri bahwa menjadi tukang ngaret adalah orang yang menyebalkan.

Kedua, biasakan tepat waktu. Ketiga, mengevaluasi durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu rutinitas. Keempat, ubah jadwal keseharian atau kebiasaan yang membuatmu sering terlambat. Kelima, biasakan mempersiapkan segala sesuatu pada malam sebelumnya guna menghindari gugup keesokan hari. Keenam, pastikan lakukan dengan konsisten.

Mengubah kebiasaan tidak pernah menjadi urusan yang mudah. Namun bukan berarti tidak dapat diubah. Benar-benar meninggalkan kebiasaan buruk tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Tidak ada perubahan yang dapat dilakukan dengan instan. Semua butuh usaha dan proses. Oleh karenanya, ketika sudah bertekad untuk meninggalkan kebiasaan ngaret ini maka setiap proses yang dijalani harus dilakukan secara konsisten.

Bukan hanya sekali dua kali lantas langsung menyerah lalu melupakan tekad awal yang dimiliki. Dimulai dari diri sendiri menjadi usaha yang paling menguji kesabaran karena orang-orang di sekitar mungkin masih tetap dengan kebiasaan ngaretnya.

Untuk para pejuang #AntiNgaret, kamu gak perlu khawatir lagi karena GrabBike hadir untuk membantu kamu mengejar berbagai hal yang berarti bagi kamu, setiap harinya!

Sebelum itu, buat kamu yang suka ngaret, yuk mulai lebih menghargai diri sendiri dan orang lain dengan menjadi orang yang lebih tepat waktu! Nantikan informasi lebih lanjut mengenai program #AntiNgaret persembahan GrabBike, atau kunjungi Instagram Grab, @GrabID.

(dib/fef)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER