Jakarta, CNN Indonesia -- Tiap tahun, China mengadakan acara besar-besaran dalam menyambut tahun baru Imlek yang tahun ini jatuh pada tanggal 25 Januari. Tiga hari sebelum event terbesar warga Tionghoa itu, Guo Pei, couturier asal China yang bertugas menyediakan outfit bagi para pemandu acara dan nyaris semua artis yang berpartisipasi, menggelar show couture-nya di Paris untuk koleksi musim panas 2020.
Terinspirasi dari keindahan dan kekuatan pegunungan Himalaya, koleksi ini menampilkan signature style Guo Pei: kompleks dan mewah.
Meskipun sangat berbeda dari koleksi dari musim-musim sebelumnya, estetika Guo Pei sangat terasa, bahkan dari kejauhan. Referensi yang ia gunakan pun sangat detail. Dari segi budaya, ia mengambil inspirasi dari pakaian tradisional Tibet, menampilkan jubah-jubah yang fitted dan kemeja lengan panjang, lengkap dengan celemek berdekorasi cerah di bagian pinggang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuaca di Tibet utara, tempat para gembala menjalani kehidupan nomaden di padang rumput pegunungan sangatlah dingin. Karena ada perbedaan besar antara suhu waktu siang dan malam, penggembala lokal mengenakan jubah berbulu sepanjang tahun, yang dikenakan hanya di satu lengan saja dan berfungsi ganda sebagai selimut di malam hari.
Potongan-potongan ini muncul di beberapa exit. Motif-motif Thangka, yakni motif Budha dari Tibet dan dibordir dengan benang keemasan. Sepatu snow boots juga dikenakan para model yang berjalan di atas runway yang dipenuhi tumpukan salju buatan, lengkap dengan hujan salju yang membuat koleksi ini terlihat serene sekaligus enchanting.
Sehari setelah show, CNN Indonesia berkesempatan mengunjungi Guo Pei di atelier- nya di Rue Saint-Honoré. Disana, dengan wajah ceria ia menceritakan proses
kreativitasnya yang selalu bermula dari keindahan dan rasa bahagia yang ia rasakan di tengah-tengah keluarga dan kerabat.
Guo Pei, yang selalu terlihat antusias dan penuh semangat serta keramahan yang tulus yang jarang ditemui di dunia fesyen, menceritakan bagaimana masa kecilnya yang dideskripsikan sebagai masa kecil yang sangat bahagia.
 Foto: CNN Indonesia/ Fandi Koleksi Guo Pei |
"Jika Anda lihat di look terakhir saya, saya menyematkan pompom yang terinspirasi dari baju saya sewaktu masih kecil, agar tampilannya tidak terlihat terlalu berat. Saya waktu itu tidak memiliki banyak baju, dan salah satu yang benar-benar saya sukai adalah baju yang memiliki pompom bulu yang menggemaskan itu."
Tampilan terakhir yang ia maksud adalah sebuah gaun putih pendek dengan hiasan bulu burung unta, dipasangkan dengan cape yang dibordir emas bermotif Thangka sepanjang tak kurang dari tiga meter dan dihiasi bola-bola berbahan sutera Mulberry kecil berwarna putih di setiap lajur jahitan. Cape itu sangat besar, yang membuat banyak tamu undangan menahan nafas ketika sang model Irina Kravchenko, yang mengenakan sepatu hak super tinggi, perlahan-lahan dan sangat berhati-hati berbalik di ujung runway.
Kini Guo Pei tidak hanya disibukkan dengan couture show dua kali setahun. Selain banyaknya baju yang harus ia ciptakan untuk acara sebesar CCTV New Year's Gala, Guo Pei juga disibukkan dengan proyek-proyek lain.
Di bulan November tahun lalu, Guo Pei diundang oleh Victoria &Albert Museum di London untuk menampilkan karyanya di event terkenal Fashion in Motion.
"Saya sangat bahagia diundang oleh V&A Museum. Saya belum pernah mengadakan show di London, jadi ada kekhawatiran. Namun, setelah mereka memberi tahu bahwa semua tiket telah terjual, saya semakin yakin untuk menampilkan yang terbaik", ujarnya.
 Foto: CNN Indonesia/ Fandi Koleksi Guo Pei |
Bahkan, Guo Pei dengan rendah hati tidak menyebutkan bahwa ia memecahkan rekor dengan penjualan tercepat. Daisy, anak perempuan Guo Pei yang menjadi penerjemah, menjelaskan bahwa seluruh tiket habis terjual hanya dalam waktu tujuh menit.
Kolaborasinya yang terbaru dengan Disney untuk menciptakan kostum Mickey dan Minnie Mouse - sepasang cheongsam dan changshan berwarna merah dengan bordiran keemasan - juga ia sebut sebagai sesuatu yang natural.
"Koleksi saya selalu muncul dari hati, dan keceriaan yang ingin saya bagikan selaras dengan semangat Disney yang selalu ingin menyebarkan kebahagiaan bagi semua orang", lanjutnya dengan senyum mengembang.
Kini, setelah ia menaklukkan New York (dengan mantel kuning yang dikenakan Rihanna di Met Ball), Paris, dan London, adakah mimpi yang masih ingin ia raih?
"Saya belum pernah menjajaki Himalaya. Bagi saya, mimpi itu seperti Himalaya, dan akan terus ada di atas sana untuk diraih. Mimpi bukanlah sebuah tujuan yang statis, karena setelah satu gunung, masih ada gunung yang lain yang lebih tinggi", ujarnya menutup perbincangan kami.
 Foto: CNN Indonesia/ Fandi koleksi Guo Pei |
(chs)