Jakarta, CNN Indonesia --
Tie-dye diprediksi bakal menjadi tren
mode ke depan pada tahun 2020 ini. Motif busana penuh warna itu sedang banyak dicari banyak orang.
Tengok saja pencarian di
platform media sosial-kreatif Pinterest. Pencarian kata kunci '
tie-dye' meningkat hingga 462 persen dalam beberapa pekan terakhir. Tampaknya banyak orang berusaha menangkal rasa bosan mereka dengan berkreativitas bersama
tie-dye.
"
Tie-dye adalah tren gaya yang dapat Anda adaptasi sebagai kegiatan
DIY [
do-it-yourself] di rumah," ujar perwakilan Pinterest, Larkin Brown, mengutip
Today.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, kata kunci '
how to crumple tie-dye' atau cara untuk mengerutkan kain saat membuat
tie-dye juga meningkat hingga 276 persen di Pinterest selama beberapa pekan terakhir.
Lonjakan pencarian
tie-dye yang meningkat ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Betapa tidak, proses membuat
tie-dye sendiri relatif sederhana. Anda hanya membutuhkan kain, karet atau pengikat, dan berbagai jenis pewarna kain.
"Hanya dibutuhkan beberapa langkah dan pencucian untuk membuat
tie-dye dengan hasil sempurna," kata Brown. Dengan
tie-dye, Anda juga bisa memodifikasi pakaian lama yang teronggok di lemari agar terlihat lebih menarik.
 Ilustrasi. Pembuatannya yang mudah dan menyenangkan membuat tie-dye digemari banyak orang selama masa karantina. (iStockphoto/Figure8Photos) |
Menurut Brown, aktivitas yang memicu kegembiraan dan kreativitas seperti
tie-dye terasa sangat penting selama masa pandemi. Kreativitas dapat mendorong perasaan senang pada seseorang.
Hal yang hampir serupa juga ditemukan di
platform lain. Mengutip
The Independent, platform khusus fesyen, Lyst, juga mencatat pencarian
tie-dye yang meningkat hingga 104 persen pada April lalu.
Bukan Barang BaruTie-dye sendiri bukan barang baru di dunia fesyen.
Tie-dye juga sempat menjadi metode yang diaplikasikan untuk pembuatan dekorasi berbasis tekstil di seluruh dunia selama lebih dari 600 tahun.
Tie-dye pada dasarnya merupakan teknik pewarnaan kain dengan metode pencelupan. Pada
tie-dye, kain diwarnai dengan mengikat beberapa bagian kain sebelum dilakukan pencelupan hingga memberikan efek-efek warna tertentu.
Di Indonesia sendiri,
tie-dye juga dikenal dengan teknik jumputan. Beberapa bahkan mengkombinasikan teknik jumputan dengan batik.
"Teknik pencelupan memiliki akar yang dalam di Afrika. Banyak imigran dari berbagai negara Afrika membawa keterampilan mereka ke Amerika Serikat [AS] pada era 1700 hingga 1800-an," ujar Direktur Eksekutif Pantone Colour Institute, Leatrice Eiseman.
Popularitas
tie-dye kemudian melonjak di AS berbarengan dengan munculnya subkultur
hippie, sebuah gerakan yang cukup berpengaruh pada era 1960-an atau biasa juga disebut sebagai 'generasi bunga'.
Tie-dye menjadi simbol dan pernyataan
counterculture di era itu.
Sejak itu,
tie-dye terus menancapkan taring di dunia mode. Tren
tie-dye sendiri tak berhenti hanya pada pakaian, tapi juga perangkat mode lain seperti topi, sepatu, tas, hingga aksesori.
(asr)
[Gambas:Video CNN]