Tampil menjadi bintang sampul majalah Vogue tentu menjadi satu hal yang prestisius. Bukan Naomi Scott, Rihanna, atau Michelle Obama, kini orang-orang berlomba menjadi model dalam sampul majalah lewat #VogueChallenge.
Belakangan, netizen berlomba-lomba mengunggah foto dengan latar logo dan tulisan 'VOGUE' yang khas. Sambil mengunggah, mereka juga menyematkan tagar #VogueChallenge. Tren ini seolah mengungkap harapan akan keberagaman dalam industri fesyen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan ini bermula dari Salma Noor, seorang pelajar yang bermukim di Oslo, AS. Lewat akun Twitternya, dia mengunggah sampul alternatif Vogue dengan menyematkan wajahnya. Dalam keterangan dia menyematkan kalimat "Being black is not a crime (Berkulit hitam bukan kejahatan)".
"Saya seorang berkulit hitam, seorang perempuan muda Muslim yang ingin menciptakan sesuatu yang baru di mana menyuarakan sesuatu itu sangat penting," kata Noor mengutip dari Vogue.
Unggahan ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam gerakan antirasialisme dan protes 'Black Lives Matter' yang sedang bergaung di Amerika Serikat. Tantangan ini pun kemudian viral dengan lebih dari 100 ribu unggahan.
Tokoh publik asal Nairobi, Kalekye Mumo mengaku cukup terkejut dengan tantangan #VogueChallenge. Menurutnya, cara ini bisa mengangkat wajah-wajah kulit hitam di dunia mode.
"Saya melakukan tantangan ini tak hanya untuk menggunakan suara saya tetapi juga menggunakan wajah saya untuk menunjukkan kecantikan, talenta orang kulit hitam di seluruh dunia, biarkan Afrika dan Kenya yang akan menghiasi majalah dengan kecerdasan. Harapan saya industri fesyen akan mulai merengkuh wajah-wajah kulit hitam dari berbagai bentuk dan ukuran, apalagi saya seorang perempuan plus-size yang menakjubkan," katanya.
Editor in Chief Vogue Inggris, Edward Enninful memilih 10 sampul favoritnya dan kagum akan keindahan yang direpresentasikan dalam berbagai bentuk, ukuran, juga warna.
"Ini menunjukkan bahwa ada begitu banyak talenta dan kreativitas di dunia jika Anda mau mencarinya," kata Enninful, mengutip CNN.
Sebelumnya, Vogue sempat dikritik karena dinilai kurang merepresentasikan orang-orang dengan kulit berwarna. Baru pada 1974, Vogue AS menerbitkan majalah dengan menampilkan bintang sampul kulit hitam, Beverly Johnson.
(els/asr)