Ciri-ciri dan Tingkah Laku Orang dalam Pengaruh Narkoba

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2020 13:10 WIB
Ciri-ciri dan tingkah laku orang yang high atau dalam pengaruh narkoba bisa tampak dari sejumlah pertanda fisik, bergantung pada dosis dan jenis narkoba.
Ilustrasi: Ciri-ciri dan tingkah laku orang yang high atau dalam pengaruh narkoba bisa tampak dari sejumlah pertanda fisik, bergantung pada dosis dan jenis narkoba. (Foto: iStockphoto/Natalia Shabasheva)
Jakarta, CNN Indonesia --

Video yang memperlihatkan tingkah laku Catherine Wilson yang diduga sedang dalam pengaruh obat saat tampil di sebuah talkshow TV viral di media sosial.

Ahli menyebut ada sejumlah ciri-ciri dan tingkah laku orang yang sedang 'high' atau dipengaruhi narkoba, bergantung pada dosis dan jenis narkoba yang digunakan.

"Ketika orang yang lagi high atau intoksikasi berbeda-beda. Tergantung dosis dan jenis narkobanya. Ada perbedaan yang signifikan antara jenis narkoba satu sama lain, " kata dokter ahli adiksi Hari Nugroho kepada CNNIndonesia.com, Jumat (24/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ciri-ciri dan tingkah laku orang yang dipengaruhi narkoba.

1. Ciri orang yang dipengaruhi narkotika jenis depresan

Narkotika jenis depresan adalah obat yang dapat memperlambat respons antara otak dan anggota tubuh seperti alkohol, ganja, dan heroin. Narkotika jenis ini bersifat membuat tubuh dan perasaan lebih rileks.

"Yang bersifat depresan umumnya menurunkan fungsi tubuh kita. Kecenderungannya orang menjadi lebih slow," ucap Hari yang merupakan dokter adiksi di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience.

Orang yang berada dalam pengaruh narkotika jenis depresan juga dapat berhalusinasi dan mudah tertawa sendiri. Ciri fisik yang juga dapat ditimbulkan adalah mata merah. Narkotika jenis depresan juga bisa menurunkan fungsi pernapasan.

2. Ciri orang yang dipengaruhi narkotika jenis stimulan

Narkotika jenis stimulan adalah narkotika yang merangsang otak bekerja dan fungsi tubuh sehingga dapat memicu sejumlah reaksi tubuh. Narkotika stimulan menstimulasi otak memproduksi dopamin yang memicu respons bahagia.

Ciri-ciri yang muncul:

- Kenaikan tekanan darah
- Kenaikan suhu tubuh bahkan hingga 39 derajat Celcius
- Denyut jantung meningkat
- Berperilaku lebih aktif
- Mudah bergaul, supel
- Tidak tidur atau kuat begadang
- Pupil lebih membesar, tidak ada reaksi terhadap cahaya
- Halusinasi
- Agitasi
- Menggerakkan rahang
- Gelisah
- Tidak mau makan

Vertigo illness concept. Woman hands on his head felling headache dizzy sense of spinning dizziness,a problem with the inner ear, brain, or sensory nerve pathway.Ilustrasi: Gelisah atau justru berperilaku lebih aktif termasuk dua di antaranya banyak ciri orang di bawah kendali narkotika jenis stimulan. (Foto: Istockphoto/Pornpak Khunatorn)


Pada dosis yang rendah, Hari menjelaskan, narkotika jenis stimulan seperti MDMA atau ekstasi dapat membuat seseorang lebih aktif, lebih supel, dan mudah bergaul. Pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak terkontrol, sulit mengendalikan diri, bahkan kejang-kejang.

Pada narkotik jenis sabu atau metamfetamin seperti yang didapati pada Catherine Wilson, reaksi yang timbul dapat berupa lebih aktif, tidak tidur, tidak mau makan karena menekan pusat lapar. Jika diraba atau disentuh akan nadi akan berdenyut lebih cepat.

Dalam kondisi intoksikasi pada penggunaan narkoba dengan dosis yang banyak  dapat menyebabkan gangguan psikotik yang diinduksi oleh narkoba tersebut dengan gejala halusinasi.

"Bisa jadinya ngaco, seperti kasus orang yang menyetir sampai lepas baju," ungkap Hari.

[Gambas:Video CNN]


Hari menyebut efek yang timbul dari narkotika yang beredar di pasaran saat ini sangat beragam lantaran obat yang digunakan sering kali sudah dicampur, tidak murni satu obat saja.

"Zat narkotika sekarang tidak murni, misalnya metamfetamin saja, sudah bercampur dengan bahan yang berbahaya lain sehingga memiliki efek berbeda," kata Hari yang merupakan lulusan ilmu adiksi dari King's College London.

Pengaruh efek narkotika pada tubuh ini dapat berlangsung lama tergantung pada dosis dan metabolisme setiap orang. Menurut Hari, umumnya obat dapat bereaksi dalam beberapa menit hingga 30 menit dan bertahan hingga beberapa jam.

Orang yang berada dalam pengaruh obat harus segera mendapatkan pertolongan karena dapat membahayakan dirinya dan juga orang lain. Pertolongan yang dapat diberikan adalah menjaga agar orang tersebut tetap terhidrasi dan membutuhkan bantuan medis.

"Intoksikasi mengancam nyawa. Pada zat depresan dapat menurunkan fungsi pernapasan sehingga harus ada bantuan medis. Pada stimulan yang kuat juga memerlukan bantuan medis," terang Hari.

Orang yang adiksi pada narkotika juga harus segera mendapatkan perawatan. Saat ini perawatan adiksi dapat dilakukan di Puskesmas, rumah sakit, dan rumah sakit jiwa.

"Layanan terapi tidak semuanya harus rawat inap, sekarang sudah bisa rawat jalan, jadi tidak mengganggu aktivitas," Hari menambahkan.

(ptj/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER