Grup maskapai penerbangan Emirates pada Kamis (17/9) mengumumkan rencananya untuk memproduksi makanan halal sesuai dengan aturan diet Yahudi, dua hari setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel menandatangani kesepakatan untuk menormalkan hubungan.
Maskapai penerbangan terbesar di Timur Tengah yang berbasis di Dubai ini diharapkan mulai terbang ke negara Yahudi itu pada akhir tahun ini, kata pejabat Israel dan Emirat.
Emirates Flight Catering (EKFC) sudah menawarkan makanan halal kepada penumpangnya melalui pemasok yang dialihdayakan, tetapi sekarang dikatakan akan "mendirikan fasilitas produksi khusus" yang diharapkan akan berdiri dan berjalan pada Januari 2021 di lokasinya di UEA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fasilitas baru itu akan didirikan sebagai kemitraan dengan CCL Holdings yang dijuluki "Kosher Arabia", kata EKFC dalam sebuah pernyataan.
"Dengan perkembangan baru-baru ini kami memperkirakan bahwa permintaan makanan halal di UEA dan wilayah akan tumbuh dengan cepat," kata CEO Emirates Flight Catering Saeed Mohammed dalam pernyataannya, seperti yang dikutip AFP pada Jumat (18/9).
"Kami juga akan menjajaki pembukaan restoran di seluruh Dubai dan GCC (enam anggota Dewan Kerjasama Teluk)."
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menandatangani perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat di Gedung Putih pada hari Selasa (15/9) untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
UEA adalah negara Teluk pertama yang mencapai kesepakatan seperti itu dengan negara Yahudi sekaligus negara Arab ketiga setelah Yordania dan Mesir.
Pada 31 Agustus 2020, sebuah pesawat El Al yang membawa delegasi Israel-AS mendarat di Abu Dhabi dalam penerbangan komersial langsung pertama dari Tel Aviv ke ibukota UEA.
Terpukul parah oleh virus corona, UEA dan Israel mengharapkan pemulihan cepat dari kesepakatan normalisasi mereka.
Dubai, yang memiliki ekonomi paling terdiversifikasi di kawasan itu, mengalami kontraksi PDB 3,5 persen pada kuartal pertama menyusul pertumbuhan moderat selama dua tahun.
Maskapai penerbangan Emirates-nya terpaksa mengurangi dan memangkas ribuan pekerjaan.
Pariwisata telah lama menjadi andalan ekonomi Dubai, yang menyambut lebih dari 16 juta pengunjung tahun lalu.
Sebelum pandemi melumpuhkan perjalanan global, targetnya adalah mencapai 20 juta tahun ini.
Saat ini, sebagian besar dari jutaan orang Israel yang bepergian ke luar negeri setiap tahun pergi ke Eropa atau Amerika Serikat, tetapi setelah kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel, kondisi itu bisa saja berubah.
(afp/ard)