SUDUT CERITA

Merayakan Kebebasan PascaCorona Pasien 03

CNN Indonesia
Rabu, 07 Okt 2020 18:14 WIB
Ratri Anindyajati, pasien 03 Covid-19 memiliki sejumlah kebiasaan baru yang kini jadi bagian rutinitasnya setelah sembuh dari infeksi. Ia membaginya untuk Anda.
Ilustrasi: Ratri Anindyajati, pasien 03 Covid-19 memiliki sejumlah kebiasaan baru yang kini jadi bagian rutinitasnya setelah sembuh dari infeksi. Ia membaginya untuk Anda. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bulan-bulan awal setelah kesembuhan dari infeksi virus corona, Ratri merasa ada yang tak beres di tenggorokannya. Tapi belakangan ia menyadari hal ganjil itu telah lenyap.

"Waktu keluar dari rumah sakit, aku kan masuk Maret ya, sampai April, awal Juni itu tenggorokanku masih suka menciptakan lendir gitu. Sampai aku tu [berpikir], apa ini efek permanen ya," cerita Ratri kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

"Tapi sekarang, karena [ditanya kabar] aku jadi notice bahwa ternyata itu sudah hilang," sambung dia lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi fisiknya kini sudah jauh lebih baik. Meski toh memang sejak awal terinfeksi Covid-19, perempuan usia 33 tahun ini termasuk pasien dengan gejala ringan. Itu sebab pula Ratri merasa tak banyak yang berubah pada kondisi fisiknya antara saat terinfeksi virus corona dengan setelah sembuh.

Awal Maret 2020, Ratri Anindyajati masih harus meringkuk di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso. Begitupun adiknya, Sita Tyasutami dan sang ibu, Maria Darmaningsih. Ketiganya dinyatakan positif terinfeksi virus corona jenis baru (SARS-CoV-2).

Kelak mereka dikenal sebagai pasien 01, pasien 02 dan pasien 03.

Setelah menjalani perawatan selama hampir dua pekan, pada pertengahan Maret 2020, Ratri yang disebut sebagai pasien 03 itu lantas dinyatakan negatif Covid-19.

Meski perawatan itu terbilang kurang dari sebulan, waktu-waktu di rumah sakit tetap terasa lama bagi Ratih.

"Pas isolasi di rumah sakit sempat aku nanya ke dokter, karena sempat kayak depresi juga kan, karena, apaan sih ini dokter lama banget, kapan keluarnya kan," ungkap Ratri.

"Terus dia [dokter] bilang, sudah sabar saja, pokoknya Ratri minum yang banyak, air putih itu perlu banget soalnya kan virus kan self limiting disease jadi harus nunggu virusnya keluar sendiri dan minum air itu salah satu kuncinya," kata dia lagi menceritakan ulang pembicaraan dengan dokter.

Penari Maria Darmaningsih (tengah), Ratri Anindyajati (kiri) dan Sita Tyasutami (kanan) berpose saat sesi pemotretan di Depok, Jawa Barat, Minggu (21/6/2020). Ketiga penari yang merupakan pasien 01, 02 dan 03 COVID-19 di Indonesia yang telah sembuh tersebut kini telah kembali berkarya di dunia seni tari.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Penari Maria Darmaningsih (tengah), Ratri Anindyajati (kiri) dan Sita Tyasutami (kanan) berpose saat sesi pemotretan di Depok, Jawa Barat, Minggu (21/6/2020). Ketiga penari yang merupakan pasien 01, 02 dan 03 COVID-19 di Indonesia yang telah sembuh tersebut kini telah kembali berkarya di dunia seni tari. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.

Beruntung, rutinitas minum air putih sudah jadi kebiasaan yang dilakoninya 10 tahun belakangan. Jadi Ratri tinggal mempertahankan itu usai proses penyembuhan.

Idealnya, air hangat. Tapi ia biasanya cukup dengan minum air putih biasa. "Dari dulu aku sudah dikasih tahu, terutama dari bapakku, dia disiplin banget minum air putih," tutur Ratri.

Saban hari setelah sembuh dari Covid-19, rutinitas Ratri kira-kira akan selalu begini; bangun tidur sekitar pukul 7, minum air putih, dilanjutkan minum air jeruk nipis dan madu, lalu jogging atau jalan kaki keliling kompleks, lantas yoga, diikuti mandi dan kemudian, sarapan.

Setiap hari, Ratri juga rutin minum jus buah dicampur dengan sayur.

"Kalau buah itu biasanya pisang selalu ada, kadang campur apel, kadang pisang sama kiwi. Lalu kami kan ada kebun sayuran, kadang ibu campur apa saja, mau kangkung, bayam, selada, itu dicampur ke buahnya," kata dia mengingat.

Sekitar pukul 10 atau 11 pagi, Ratri baru mulai bekerja.

Stay Positif

Usai sembuh, perempuan yang berprofesi sebagai Produser Seni Independen ini mengungkapkan, mengerjakan pelbagai tugas masih dari rumah alias working from home. Lagipula, tanggungan kerjanya pun memang bisa dilakukan tanpa harus datang ke kantor atau bertatap muka.

"Kalau aku, betul-betul semua pekerjaanku masih bisa dikerjain pakai laptop," ucap lulusan Master of Fine Arts in Creative Producing and Management di Calufornia Institute of the Arts Los Angeles tersebut.

Kendati tak banyak merombak rutinitas hariannya, pada kesempatan lain Ratri tak menyangkal bahwa sembuh dari Covid-19 membuat gaya hidupnya sedikit berubah.

"Jadinya lebih disiplin dengan gaya hidup, lebih ngejaga. Cuci tangan lah, mau kita ke toko depan rumah itu, pulang langsung buka baju langsung mandi, gitu gitu," aku Ratri dalam perbincangan terpisah saat ia mengisi diskusi 'Sehat di Rumah Fest'.

Kalaupun hendak bertemu orang, Ratri dan anggota keluarganya bakal lebih mempertimbangkan sepenting apa perjumpaan fisik tersebut harus dilakukan. Jika terpaksa bertemu, kata dia, protokol kesehatan tetap wajib diterapkan.

"Jadi kalaupun bertemu, kami minta tamu untuk cuci tangan, buka jaket di depan, jadi ada prosedur social distancing-nya juga, nggak ada salaman dan cupika-cupiki juga," sambung dia lagi.

Tanggal 2 Maret 2020 adalah mula kasus Covid-19 pertama diumumkan, kala itu jumlah pasien positif ada tiga--Ratri salah satu di antaranya. Lebih enam bulan berselang, kasus positif terus berlipat hingga mencapai 307.120 pasien per 5 Oktober 2020.

Dari ratusan ribu kasus, total kesembuhan sebanyak 232.593 pasien dengan angka kematian 11.253 kasus. Jumlah ini ada di urutan ke-22 dunia dengan total kasus global lebih 7,7 juta pasien positif Covid-19.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menunjukkan angka kesembuhan infeksi virus corona di Indonesia pada pekan pertama Oktober ini 75,27 persen. Persentase tersebut menurut Satgas, tercatat meningkat dibanding sebelumnya.

Sejumlah studi mengungkap, beberapa pasien Covid-19 meski dinyatakan sembuh dan boleh keluar rumah sakit, terkadang sebagian dari mereka boleh jadi masih merasakan gejala seperti sesak napas dan kelelahan. Namun ini bergantung pula pada imunitas masing-masing pasien.

Selain disiplin menjaga gaya hidup, Ratri menyarankan orang yang sudah sembuh atau pasien yang sedang diisolasi untuk terus merawat pikiran-pikiran positif. Ia percaya, energi positif ini manjur menyokong imunitas tubuh. Ini ia saksikan sendiri ketika kondisi psikis sang adik sempat terpuruk.

"Waktu itu kelihatan banget, waktu adikku [Sita] sempat depresi, kena hujatan netizen, itu langsung panasnya naik lagi dan batuknya lebih parah lagi. Jadi kita benar-benar jaga kesehatan mental kita," ungkap Ratri mengingat.

Itu mengapa, ia menekankan penting pula memikirkan soal kesehatan mental dan tetap berpikiran positif. Momen itu juga yang membuat Ratri akhirnya kembali aktif di Instagram di tengah masa penyembuhan bahkan hingga kini. Ia bertekad menyebarkan kabar-kabar baik dan hal positif.

Mulanya hanya dari permintaan beberapa kawan dan followernya.

"Mba Ratri, Mba Sita mau dong berita positif, itu menenangkan, kami jadi dekat dengan kesembuhan," kata Ratri menirukan.

Unggahan Ratri awalnya sebatas dibagikan oleh kawan di lingkaran kecil. Tapi kemudian energi positif itu menyebar lebih luas.

"Memang sih waktu kami bertiga di situ [saat isolasi], kami selalu berusaha stay positif. Karena kami percaya, kalau pikiran kita positif, hati kita bahagia kan, dan kombinasi itu membantu tubuh menciptakan antibodi untuk memerangi virus. Itu kepercayaan kami," pungkas Ratri.

[Gambas:Instagram]

(nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER