Hari kesehatan mental sedunia diperingati setiap 10 Oktober, tepat hari ini. Peringatan hari kesehatan mental sedunia tahun ini diwarnai keprihatinan karena pandemi virus corona (Covid-19).
Hari kesehatan mental sedunia mulai diperingati pada 1992. Peringatan itu bermula dari acara tahunan Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH) oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter, pada 10 Oktober.
Lihat juga:NYALANG: Terperangkap Tenang Tembang Semesta |
Pada awalnya, hari itu tidak memiliki tema khusus tentang kesehatan mental. Tujuannya adalah untuk mempromosikan advokasi kesehatan mental dan mendidik publik tentang isu-isu yang relevan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam tiga tahun pertama salah satu kegiatan utama untuk memperingati hari itu adalah siaran dua jam secara global melalui sistem satelit badan informasi AS dari studio di Talahassee, Florida.
Anggota Dewan WFMH berpartisipasi dari studio, dengan partisipasi telepon langsung dari Australia, Chili, Inggris dan Zambia. Telewicara itu juga digabung dengan rekaman sebelumnya dari Jenewa, Atlanta dan Mexico City.
Lihat juga:Cara Aman#PakaiMasker di Transportasi Umum |
Dalam siaran pertama seperti itu, WFMH menyadari hal itu benar-benar menjangkau orang banyak. Buktinya ada panggilan telepon yang tidak terduga dan tidak terjadwal dari Swaziland.
Mengingat pandemi yang tak kunjung usai, tidak sedikit orang yang terus mengalami masalah kesehatan mental. Tema yang diangkat untuk tahun ini ialah meningkatkan investasi dalam kesehatan mental.
Sejak awal tahun Covid-19 membawa ujian dan tantangan bagi banyak orang. Mulau dari petugas kesehatan yang berjibaku hingga pelajar yang harus beradaptasi dengan sistem belajar jarak jauh karena sekolahnya tutup.
Untuk sebagian besar orang sekarang harus menjalani isolasi sosial daripada sebelumnya. Terkadang diam saja di rumah mendatangkan persoalan psikologis sendiri bagi sejumlah orang.
Lihat juga:Melacak Jejak Islam pada Selembar Kain Batik |
Sebagai contoh, studi terbaru menunjukkan pandemi virus corona memperburuk kesehatan mental pria yang hanya berdiam di rumah.
Dikutip dari Metro, Survei itu dipublikasikan badan amal kesehatan mental Samaritans dilakukan terhadap 2.000 pria berusia 18 hingga 59 di Inggris.
Hasil survei menunjukkan 42 persen pria mengakui pandemi Covid-19 berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.
Belum lagi mengelola kesedihan karena kehilangan orang yang dicintai.
Di sisi lain, konsekuensi ekonomi dari pandemi ini sudah dirasakan. Perusahaan mulai mengurangi jumlah karyawan dalam upaya menyelamatkan bisnis mereka, atau bahkan menutup bisnis untuk selamanya.
Menilik dari website resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), kebutuhan akan kesehatan mental dan dukungan psikososial akan meningkat secara tajam dalam beberapa bulan mendatang.
WHO juga menyebutkan investasi dalam program kesehatan mental di tingkat nasional dan internasional menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Bantuan itu terutama bagi orang-orang yang mengalami krisis keuangan akibat pandemi.
(ndn/bac)