Menopause menimbulkan beberapa gejala yang membuat tubuh terasa tak nyaman. Ada beberapa bahan herbal yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi gejala akibat menopause.
Menopause merupakan fase biologis yang pasti dialami semua kaum hawa. Menopause umumnya dimulai pada usia 40-50 tahun.
Gejala menopause umumnya meliputi hot flashes, vagina kering, menggigil, keringat malam, penambahan berat badan, menstruasi tidak teratur, suasana hati yang labil, dorongan seks menurun, kurang tidur, masalah pada tulang, sakit kepala, kecemasan, hingga depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena menopause merupakan proses alami, maka perawatan akan difokuskan untuk mengontrol gejala yang ditimbulkan. Alih-alih menggunakan obat-obatan, akan lebih baik jika Anda mengonsumsi bahan-bahan herbal untuk meminimalisasi risiko efek samping.
Melansir Healthline, berikut 7 bahan herbal yang biasa digunakan untuk mengatasi gejala menopause.
Semanggi merah (Trifolium pratense) merupakan sumber isoflavon yang kaya. Senyawa ini berfungsi mirip dengan hormon estrogen yang dapat meringankan gejala terkait dengan penurunan produksi estrogen pada masa menopause.
Semanggi merah kerap digunakan untuk mengurangi beberapa gejala menopause seperti hot flashes, keringat malam, dan keropos tulang.
Sebuah tinjauan dari 11 penelitian pada wanita menopause menemukan, semanggi merah lebih efektif dalam mengurangi hot flashes daripada plasebo. Selain itu, dua penelitian kecil menemukan, dosis tambahan isoflavon semanggi merah dapat memperlambat keropos tulang pada wanita menopause.
Tak ada efek samping serius yang dilaporkan. Namun, semanggi merah umumnya dapat memicu gejala ringan seperti sakit kepala dan mual.
Perlu dicatat, Anda tak disarankan mengonsumsi semanggi merah lebih dari satu tahun. Wanita dengan kanker payudara atau kanker yang sensitif terhadap hormon lainnya juga tidak disarankan mengonsumsi semanggi merah.
Dong quai sering digunakan dalam pengobatan tradisional China untuk mengatasi sindrom pramenstruasi (PMS) dan menopause.
Penelitian menemukan bahwa dong quai lebih efektif mengurangi gejala hot flashes dan keringat malam pada wanita menopause daripada herbal lainnya seperti semanggi merah dan chamomile.
Dong quai umumnya aman untuk kebanyakan orang dewasa. Namun, konsumsi dong quai dapat meningkatkan kepekaan kulit terhadap sinar matahari.
Selain itu, dong quai juga bersifat dapat mengencerkan darah. Orang yang terbiasa mengonsumsi obat pengencer darah tidak disarankan mengonsumsi dong quai.
![]() |
Maca merupakan sayuran yang berasal dari keluarga yang sama seperti brokoli dan kubis. Sayuran ini telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi anemia, infertilitas, ketidakseimbangan hormon, dan gejala menopause tertentu.
Beberapa penelitian kecil menemukan, konsumsi maca lebih efektif daripada plasebo dalam meningkatkan dorongan seks serta mengurangi kecemasan dan depresi pada wanita menopause.
Kedelai kaya akan kandungan isoflavon, yang memiliki fungsi mirip dengan hormon estrogen.
Banyak gejala menopause terkait dengan penurunan produksi estrogen. Oleh karena itu, kedelai dianggap dapat membantu meringankan gejala menopause karena sifatnya yang mirip dengan estrogen.
Beberapa penelitian menemukan manfaat kedelai untuk mengurangi gejala hot flashes dan menjaga kesehatan tulang pada wanita menopause.
Makanan berbahan kedelai umumnya sangat aman. Efek samping yang mungkin ditimbulkan seperti sakit perut dan diare jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Biji rami (Linum usitatissimum) merupakan sumber lignan alami terbaik. Senyawa ini memiliki fungsi kimia yang mirip dengan hormon estrogen. Dengan demikian, biji rami kerap juga digunakan untuk mengurangi gejala menopause seperti hot flashes dan keropos tulang.
Selain itu, biji rami juga padat nutrisi dan dianggap aman untuk dikonsumsi. Biji rami menjadi cara yang tepat untuk meningkatkan asupan serat dan lemak sehat.
Ginseng menjadi salah satu tanaman herbal paling populer di dunia. Selain dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, ginseng juga ditemukan dapat meningkatkan dorongan seks dan suasana hati pada wanita menopause.
Namun, Anda juga perlu mewaspadai beberapa efek samping yang ditimbulkan konsumsi ginseng seperti ruam kulit, diare, pusing, sulit tidur, dan sakit kepala. Ginseng juga ditemukan dapat mengganggu kontrol gula darah. Orang dengan diabetes tidak disarankan mengonsumsi ginseng.
Valerian (Valeriana officinalis) merupakan tanaman berbunga yang sejak lama digunakan dalam praktik pengobatan herbal untuk mendorong relaksasi.
Tanaman yang disebut juga sebagai 'valium alami' ini digunakan untuk meringankan gejala menopause seperti insomnia dan hot flashes. Sebuah penelitian kecil menemukan, suplemen valerian secara signifikan dapat mengurangi tingkat keparahan hot flashes daripada plasebo.
Dalam studi lain terhadap 100 wanita menopause, kombinasi valerian dan lemon balm juga secara signifikan dapat meningkatkan kualitas tidur.
Perlu dicatat, valerian bisa menimbulkan beberapa efek samping ringan seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, mengantuk, dan pusing.
Orang yang menjalani pengobatan akibat gangguan tidur dan gangguan cemas tidak disarankan mengonsumsi valerian. Obat-obatan tersebut akan memicu efek samping yang lebih parah.
(asr)