Deja Reve, DeJa Vu dari Alam Mimpi

CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2020 19:10 WIB
Deja reve, variasi lain dari deja vu di mana merasa seperti pernah mengalami sesuatu sebelumnya dalam mimpi.
Deja reve, variasi lain dari deja vu di mana merasa seperti pernah mengalami sesuatu sebelumnya dalam mimpi. (Istockphoto/Cecilie_Arcurs)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hampir semua orang pernah merasa bahwa mereka telah melakukan, melihat, atau mengalami sesuatu sebelumnya, meskipun jelas itu tidak pernah terjadi atau dikenal sebagai deja vu.

Fenomena itu merupakan perasaan luar biasa bahwa Anda sedang melalui sedikit sejarah berulang yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Namun di balik itu, ada variasi lain dari deja vu yang sama anehnya yakni deja reve, di mana Anda merasa seperti pernah mengalami sesuatu sebelumnya dalam mimpi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Deja reve berarti sudah pernah bermimpi dalam bahasa Prancis," kata Sanam Hafeez, psikolog saraf, sebagaimana dilansir Bustle.

Dia lanjut memaparkan, "Itu adalah ingatan, pemandangan, atau perasaan yang Anda alami dalam mimpi. Dan saat pengalaman yang sama terjadi lagi di dunia nyata, itu adalah deja reve."

Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Dream Research pada 2010 menemukan bahwa hingga 95 persen orang mungkin pernah mengalami deja reve di masa lalu.

Para ilmuwan telah menemukan beberapa hal tentang deja vu, yang mana terjadi ketika dua sirkuit berbeda di hipokampus, bagian otak yang bekerja untuk ingatan dan pemrosesan.

Namun, deja reve disebut lebih misterius.

Sebuah studi Prancis yang diterbitkan di Brain Stimulation pada 2018 memberikan beberapa wawasan baru tentang deja reve, dengan mengamati pasien epilepsi yang telah menjalani terapi stimulasi otak listrik.

Stimulasi otak kadang-kadang digunakan untuk epilepsi untuk membantu mengontrol kejang, dan penderita epilepsi sangat rentan terhadap deja vu, terutama jika mereka mengalami kejang di lobus frontal otak mereka.

Para ilmuwan menemukan bahwa setelah perawatan, beberapa orang mulai mengalami deja reve. Mereka melaporkan perasaan seolah-olah situasi mereka saat ini sangat mirip dengan mimpi yang mereka alami.

Beberapa bahkan mengidentifikasi dengan tepat apa mimpi itu, dan kapan mereka mendapatkannya.

Peneliti percaya bahwa deja vu mungkin bentuk miskomunikasi, distorsi memori yang sebenarnya kita miliki, atau hal lain.

Sementara deja reve bisa terjadi karena sesuatu yang serupa dalam cara mengingat - atau berpikir mengingat - mimpi di masa lalu.

Studi Brain Stimulation menemukan bahwa deja reve cenderung terjadi pada orang yang mengalami rangsangan listrik pada lobus temporal medial mereka.

Bagian otak itu memainkan peran besar dalam ingatan episodik, atau ingatan jangka panjang tertentu, seperti mengingat dengan jelas apa yang Anda kenakan pada hari pertama Anda sekolah.

Itu yang kemudian memungkinkan mengapa orang dengan deja reve bisa mengingat kembali mimpi dengan sangat jelas. Namun, studi ini mencatat ada banyak pertanyaan yang masih belum terjawab dan harus dipelajari lagi tentang deja reve.

Satu yang perlu diingat, jika Anda merasakannya, jangan panik karena ini bukan sesuatu yang berbahaya.

(agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER