Selama ini, tempura dianggap sebagai salah satu makanan khas asal Jepang. Namun, siapa yang menyangka jika makanan laut atau sayuran berbalut tepung yang digoreng itu justru berasal dari negara yang berada jauh dari Jepang.
Hingga saat ini, tempura masih dikenal sebagai makanan pokok masyarakat Jepang. Hidangan ini terdiri dari makanan laut atau sayuran yang dilapisi adonan dan digoreng.
Tak seperti gorengan lainnya, tempura dikenal dengan adonan yang ringan, renyah, dan tidak terlalu berminyak. Adonan terbuat dari air, telur, dan tepung yang disimpan dalam suhu yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:7 Hidangan Ikonis Anime yang Patut Dicoba |
"Di Jepang, ada dua jenis tempura," ujar seorang koki asal Jepang, Eisaku Hara, melansir South China Morning Post. Salah satunya adalah fine-dining style, yang dimakan pada acara-acara khusus. Ada pula bentuk tempura yang untuk dimakan setiap hari. Jenis satu ini lebih populer dibanding lainnya.
Tempura memang identik dengan Jepang. Tapi, ada satu hal yang tidak disadari oleh banyak orang, bahwa tempura sesungguhnya berasal dari Portugal.
Warga Jepang disebut mengadaptasi resep aslinya dari Portugal dengan meringankan adonan agar lebih renyah dan menggunakan bahan-bahan lain seperti makanan laut.
Syahdan, makanan ini dibawa oleh tiga orang misionaris asal Portugal yang terdampar di Jepang pada 1543 silam. Teori yang selama ini tersebar, makanan ini dibawa oleh Antonio da Mota, Fransisco Zeimoto, dan Antonio Peixoto, yang dipercaya sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di Jepang.
Ketiganya berdagang senjata, tembakau, dan tepung. Di saat yang sama, mereka juga berbagi resep hidangan kacang hijau goreng yang populer. Portugal mengenalnya dengan sebutan peixinhos da horta.
"Orang Portugal membawa senjata dan tepung untuk diperdagangkan. Orang Jepang sudah tahu cara menggunakan senjata, tapi tidak dengan tepung. Saat mereka bertanya apa yang harus dilakukan dengan tepung, orang Portugal menyuruh mereka menggorengnya dengan sayuran. Begitu lah awal mula tempura di Jepang," ujar Hara.
Dari sana, sajian tempura kian tersebar ke seantero negeri. Sajian yang dikenal dengan istilah 'yatai' itu hampir selalu ada di setiap warung pinggir jalan.
Setelah belajar meracik sayur dengan adonan tempura, orang Jepang memutuskan untuk mencoba cara yang sama dengan bahan makanan lain, yaitu belut. "Mereka [orang Jepang] belajar mengawetkan belut laut dengan menggorengnya sebagai tempura," kata Hara.
Lihat juga:Alasan Daging Wagyu Punya Harga Selangit |
Secara etimologi, kata 'tempura' sendiri memang lekat dengan akar bahasa Portugal. 'Memasak' dalam bahasa Portugal berarti 'tempera'. Sedangkan 'masakan' dalam bahasa Portugal berarti 'temporo'.
Meski tempura pada awalnya digunakan untuk menggoreng kacang hijau, tapi tak ada yang tahu secara pasti awal mula munculnya peixinhos da horta. Koki asal Portugal, Rodolfo Vicente mengatakan bahwa menu itu menjadi makanan rakyat yang paling populer di Portugal pada abad ke-16.
"Dulu dimakan saat pra-Paskah, untuk berpuasa dari daging, dan sayuran ini adalah hal yang baik yang bisa dimiliki umat Katolik," kata Vicente.
Namun, bagaimana akhirnya metode memasak ini berpindah tangan ke Jepang hingga saat ini masih diperdebatkan.
(asr)