Desainer Didiet Maulana masih ingat betul aroma cendana yang menyeruak saat lemari pakaian sang nenek dibuka.
Aroma ini pula yang membangkitkan kenangan akan mendiang dalam balutan kebaya. Dari sang nenek, kecintaan Didiet pada kebaya pun muncul.
Berangkat dari perasaan itu, Didiet kemudian mengembangkannya menjadi sebuah buku berjudul Kisah Kebaya yang diperkenalkannya bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Senin (18/1). Buku tersebut sendiri baru akan tersedia pada Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, pengetahuan yang ia himpun tentang kebaya dari berbagai sumber dan narasumber bakal sayang jika hanya dinikmati seorang diri.
"Saya ingin buku ini jadi primbon, kalau orang ingin mencari bahan tentang kebaya, kemudian bisa mengaktifkan penjahit kebaya rumahan," ujarnya saat peluncuran buku secara virtual, Senin (18/1).
Dia lanjut mengatakan, "Saya melihat beberapa dekade terakhir kebaya dilihat sebagai objek yang eksklusif, hanya dibuat oleh fashion designer. Mudah-mudahan buku ini bisa membuat kebaya jadi milik semua, bisa dibikin siapapun."
Setelah melakukan riset dan proses penulisan selama lebih dari 6 tahun, Didiet akhirnya bisa membagikan aneka kisah kebaya dalam empat bab utama.
Pada bab awal, ia bercerita mengenai kebaya berbudaya berisi tentang asal mula serta budaya yang mempengaruhi kebaya.
Dalam bab itu, juga terdapat filosofi, langgam kebaya juga berkenalan dengan busana nasional Nusantara lain termasuk baju Bodo dan baju Labbu.
"Ada juga peta persebaran busana Nasional yang dirangkum dari berbagai buku, salah satu sumbernya buku milik Mien Uno," tambahnya.
Pada bab kedua, ia menulis mengenai kebaya bergerak dalam era. Ini mungkin menjadi salah satu hal yang menarik dari buku Didiet, sebab terdapat langkah-langkah pembuatan kebaya termasuk gambar pola dan foto langkah pembuatan sehingga memudahkan siapapun yang ingin belajar membuat kebaya.
Didiet yang mengantongi gelar sarjana teknik arsitektur ini pun mengaplikasikan ilmu yang ia dapat di bangku kuliah. Pola-pola yang digambar dalam buku merupakan pola-pola berskala sehingga bisa diperbesar sesuai kebutuhan.
Kemudian pada bab ketiga, khusus mengulas eksplorasi kebaya Didiet. Di sini Anda akan mendapati panduan padu padan juga penggunaan aksesori termasuk perhiasan juga tas.
"Bab 3 ini lebih teknikal, gimana cara memakai kain, pakai stagen, kemben. Ada step by step-nya jadi bisa jadi panduan buat anak muda yang belum tahu cara pakai kain," kata Didiet.
Dan pada bab terakhir, ia berbagi mengenai kisah kebaya sekaligus cikal bakal Svarna by IKAT Indonesia. Lewat visual serta muse, Didiet menampilkan ragam kebaya mulai dari kebaya pendek nan simpel, kebaya panjang, kebaya kutu baru hingga kebaya Kartini.
Tak cukup sampai di situ, ia pun menunjukkan bahwa kebaya bisa disandingkan dengan aneka kain tradisional, tak melulu batik. Didiet memasangkan kebaya dengan tenun Donggala, kain Endek juga tenun Sumba.
Romantisme kisah Didiet dan kebaya juga dituangkan dalam deret puisi. Romantisme ketika mengingat mendiang sang nenek yang selalu menyala kala akan pergi ke pesta hingga perjuangan menemukan sumber-sumber bahan demi kelengkapan isi buku.
"Kebaya enggak cuma berdiri sebagai busana dengan ciri visual menarik tapi lebih dari itu. Sebenarnya kebaya jadi identitas. Saya dedikasikan buku ini untuk menambah khazanah seputar kebaya," ujar Didiet.
(els/agn)