Setelah kontroversi dengan sampul Kamala Harris, Vogue akan menerbitkan majalah tersebut dalam edisi terbatas.
Kritikus mengecam foto yang menghiasi hard copy majalah edisi Februari dengan mengatakan bahwa hal itu tidak baik dan juga mengurangi pencapaian Harris sebagai wanita kulit hitam pertama yang terpilih sebagai wakil presiden.
Pengguna media sosial mengkritik pencahayaan foto - di mana Harris mengenakan blazer, jeans dan sepatu kets - dan juga mempertanyakan apakah majalah tersebut telah mencerahkan kulitnya secara digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul reaksi tersebut, Vogue mengumumkan akan merilis beberapa salinan dengan potret yang lebih formal dari Harris yang mengenakan setelan celana biru muda Michael Kors. Gambar itu telah digunakan untuk sampul majalah digital.
"Sebagai pengakuan atas minat yang sangat besar pada sampul digital, dan untuk merayakan momen bersejarah ini, kami akan menerbitkan edisi khusus edisi khusus dalam jumlah terbatas," kata juru bicara Vogue dikutip dari AFP.
Editor Anna Wintour terpaksa mempertahankan gambar aslinya setelah diedarkan secara online awal bulan ini. Dia bersikeras tak berniat niat untuk "mengurangi" kemenangan pemilihan Harris yang luar biasa.
Menulis di Washington Post, kritikus fesyen Robin Givhan mengatakan sampul cetak itu "terlalu familiar" dan tidak memberi Harris "rasa hormat."
Kedua foto diambil oleh fotografer Amerika Tyler Mitchell, yang pada tahun 2018 menjadi fotografer kulit hitam pertama yang memotret sampul Vogue dengan wajah Beyonce.
Harris sendiri tidak bereaksi secara terbuka tetapi sumber yang dekat dengannya mengatakan kepada media AS bahwa dia terkejut dengan pilihan foto yang lebih santai.
Kontroversi terbaru Wintour tersebut terjadi setelah kasus Black Lives Matter yang melanda AS beberapa waktu lalu. Dia sempat dikritik lantaran dianggap melakukan tindakan rasial karena tidak memberikan cukup ruang untuk stylist dan fotografer kulit hitam di majalah tersebut. Dia juga sudah meminta maaf terkait hal tersebut.
Wintour menambahkan bahwa dia juga mengambil "tanggung jawab penuh" untuk "menerbitkan gambar atau cerita yang menyakitkan atau tidak toleran" terhadap masalah rasial.
(chs)