Chinatown atau pecinan di Indonesia bukan hanya Petak Sembilan di Glodok, Jakarta. Selain Petak Sembilan, pecinan banyak tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Setiap pecinan menawarkan keunikannya masing-masing. Masyarakat Tionghoa ini bercampur baur dengan kota setempat.
Menjelajahi kawasan pecinan ini seolah membawa kita kembali bernostalgia. Banyak dari kawasan pecinan ini masih mempertahankan bangunan, kelenteng, budaya, dan kuliner leluhur mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut pecinan di Indonesia selain Petak Sembilan:
Lihat juga:Singkawang, 'Sepetak' Hong Kong di Indonesia |
Bicara pecinan di Indonesia tak lengkap tanpa Singkawang. Singkawang merupakan salah satu pecinan terbesar di Indonesia. Rumah-rumah dan kelenteng masih dipertahankan di tempat ini. Tak salah jika kota ini dijuluki Kota Seribu Kelenteng.
Tiap sudut kota Singkawang kental dengan budaya China. Singkawang semakin ramai saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh tiba.
![]() |
Lihat juga:Menyentuh 'Surga' di Kota Seribu Kelenteng |
Wilayah Kauman jadi pemukiman orang Tionghoa di Semarang. Kawasan ini identik dengan bangunan-bangunan tua.
Kini, Kauman ramai disinggahi di malam hari karena banyak jajanan yang dijual di Pasar Malam Semawis.
Kauman bakal semakin semarak saat perayaan Imlek tiba. Ornamen Imlek hingga pertunjukan barongsai bakal mewarnai malam di Kauman.
![]() |
Klenteng Tien Kok Sie yang dibangun sejak 1754 masih berdiri di Sudiroprajan, Solo. Di sini, pelancong bisa melihat bagaimana masyarakat Tionghoa hidup berdampingan dengan orang Jawa.
Menjelang Imlek, kampung Sudiroprajan sibuk menggelar grebeg sudiro.
Dalam hajatan ini, akan diperebutkan hasil bumi yang yang berbentuk gunungan. Ada makanan khas Tionghoa seperti kue keranjang dan bakpia mbalong.
Kya-Kya merupakan kawasan pecinan yang terletak di sepanjang jalan Kembang Jepun, Surabaya. Kya-Kya berasal dari bahasa Hokkian yang berarti jalan-jalan.
Di Kya-Kya berdiri Kelenteng Hok An King, satu-satunya kelenteng Dewa Makco di Surabaya.
Bangunan-bangunan tua beserta ornamen khas China membuat pecinan ini semakin semarak. Sebagian bagunan, seperti Rumah Abu Keluarga Han juga sudah menjadi cagar budaya.
Anda juga bisa bisa berwisata kuliner mencicipi makanan khas Tionghoa maupun khas Surabaya di pecinan ini.
![]() |