Sempat 'Hilang' di Peta, Kini Pulau Curiak Kian Mendunia

CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2021 09:05 WIB
Pulau Curiak awalnya hanya sebuah pulau kecil yang tidak terurus dan bahkan tak ada di peta.
Seekor anak Bekantan (Nasalis larvatus) duduk di salah satu pohon di kawasan hutan bakau Kalimantan. (ANTARA FOTO/Fadlansyah)

Nelayan ikan tawar

Di samping menyajikan pesona alamnya, kawasan Pulau Curiak yang bentang alamnya diliputi hutan mangrove rambai adalah sebuah kawasan yang memiliki potensi perikanan air tawar.

Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai nelayan tradisional yang mengais rejeki dari berkah Sungai Barito.

Kehidupan para nelayan yang unik ini menyajikan pemandangan tersendiri. Mereka mencari ikan biasanya tengah malam dan kemudian paginya berkumpul di muara Anjir tepat di depan Pulau Curiak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Formasi berkumpulnya para nelayan tradisional ini membentuk pasar terapung ikan. Antara nelayan dan pengepul ikan berkumpul melakukan transaksi jual beli hasil tangkapan.

Pada waktu tertentu, masyarakat nelayan juga melakukan ritual sedekah sungai sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil ikan dari sungai yang menjadi manta pencaharian utamanya.

Kawasan Pulau Curiak juga dijadikan sebagai kawasan Mangrove Rambai Center. Terdapat tempat pembibitan pohon mangrove rambai, rumah mangrove dan arboretum mangrove.

"Ini merupakan pertama dan mungkin satu-satunya di dunia. Di tempat ini para mahasiswa dan peneliti bisa mempelajari tentang mangrove reparian yang vegetasinya didominasi pohon rambai (sonneratia caseolaris)," tutur Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki.

Bagi para pengunjung yang hobi berswafoto, terdapat beberapa spot foto seperti di Arboretum Mangrove, Gazebo Mangrove dan gerbang Camp Research Tim Roberts.

Bisa juga berdiri di hamparan hutan pohon rambai, hasil dari program restorasi mangrove rambai di kawasan Mangrove Rambai Center. Di sini juga terdapat menara pantau sederhana untuk monitoring kawasan.

Satu lagi pengalaman positif yang berkesan bagi wisatawan yaitu pengunjung bisa berdonasi tanaman rambai dan sekaligus melakukan penanaman pohon tersebut.

"Tentunya siap-siap berbasah-basahan dan bermain lumpur. Tapi jangan khawatir, karena kami menyiapkan peralatannya untuk terjun ke lumpur menanam pohon. Untuk setiap pohon rambai, pengunjung dikenakan donasi Rp50 ribu," jelas Amel.

Camat Anjir Muara Jaya Hidayatullah mengaku bangga wilayahnya terdapat destinasi wisata yang tidak saja dikenal secara nasional, akan tetapi juga internasional.

Dia menyampaikan terima kasih kepada SBI yang telah mengembangkan kawasan Pulau Curiak menjadi destinasi wisata yang sangat populer dan banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.

"Kedepan kami ingin berkolaborasi membangun desa wisata untuk melengkapi destinasi wisata yang berbasiskan kearifan lokal serta bentang alam dari hutan mangrove rambai yang tersisa," katanya.

(antara/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER