Jakarta, CNN Indonesia --
Berbuka puasa tak hanya dengan yang manis. Sajian dengan rasa asin-asam-manis yang bikin dahi berkerut juga kerap dihadirkan sebagai sajian takjil.
Tengok saja asinan. Sajian satu ini juga tampaknya kerap hadir menemani kehangatan momen berbuka puasa di bulan Ramadan. Penjual asinan Bogor dan Betawi jadi deretan penjaja takjil yang kerap diserbu masyarakat.
Pada dasarnya, asinan adalah makanan yang dibuat dengan cara pengacaran, melalui pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka. Bahannya bisa bermacam-macam, mulai dari sayuran hingga buah-buahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan UGM, Murdijati Gardjito mengatakan, metode memasak dengan cara diasinkan adalah teknik memasak paling primitif yang masih digunakan hingga saat ini. Metode ini sudah dipakai sejak ditemukannya garam oleh peradaban kuno.
Metode pengasinan makanan juga berlaku universal, tidak berasal dari satu bangsa atau masyarakat di sebuah negara. Metode memasak dengan cara diasinkan dilakukan di semua negara bangsa, dengan tujuan agar bahan makanan tak cepat basi.
Bahkan menurutnya, masyarakat Jawa kuno sebelum era kolonial sudah mulai melakukan teknik memasak dengan cara diasinkan. Ikan asin, misalnya, jadi salah satu bukti teknik memasak dengan cara diasinkan yang sudah dilakukan oleh orang Jawa kuno.
"Teknik diasinkan ini dia berlaku universal, bahkan sudah ada di Jawa kuno, contohnya ikan asin. Kenapa ikan itu diasinkan, supaya dia tetap segar dan menambah cita rasanya. Tapi, utamanya agar dia tetap segar, karena tak setiap hari orang bisa makan ikan segar," kata Mur, sapaan akrabnya, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (16/4).
Profesor yang dijuluki 'Profesor Kuliner' ini juga menjelaskan, sedikitnya ada pengaruh kebudayaan Tionghoa dalam masakan asinan di Indonesia, seperti dalam menu asinan Bogor dan asinan Betawi. Kedua menu asinan ini menggunakan teknik pengasinan pada buah dan sayur, yang tidak dijumpai di masyarakat pribumi kala itu.
Padahal, sayur dan buah saat itu mudah didapat, apalagi di pulau Jawa seperti Bogor dan Jakarta. Sehingga, sebenarnya makanan tersebut tidak perlu diasinkan hanya agar tetap segar saat dikonsumsi.
Namun, teknik mengasinkan sayur seperti sawi dan buah-buahan muda ternyata merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa.
"Ternyata itu memang budaya mereka [Tionghoa] mengasinkan sayur dan buah, karena di China sendiri juga diasinkan agar tahan lama, kan, sulit dapat sayur segar di sana," ujar Mur.
Pengaruh masyarakat Tionghoa di Indonesia sebelum kolonialisme juga amat kuat sehingga menu asinan buah dan sayur tetap melekat hingga saat ini. Orang-orang Tionghoa yang datang berdagang ke Indonesia kala itu sering kali menetap dalam waktu lama dan membuat asinan untuk menu makannya.
Menu asinan juga jadi salah satu hidangan yang disuguhkan jika berkunjung ke tempat orang-orang Tionghoa yang menetap di Indonesia. Menu ini jadi populer karena cita rasanya yang khas dan bisa tahan lama.
"Jadi silang budaya itu sangat mungkin terjadi di meja makan, saat mereka berdagang, atau bahkan saat sedang makan bersama," kata Mur.
Asinan dibuat dengan merendam bahan pada larutan air garam dalam jangka waktu lama. Hal itu bertujuan agar garam meresap pada bahan makanan, menjadikannya tahan lama dan kaya rasa.
Menurut Murdijati, asinan buah dan sayur bisa jadi pilihan makanan sehat karena mengandung banyak nutrisi dari buah dan sayur. Asinan juga bisa jadi olahan makanan sehat di masa depan yang tidak mengandung pengawet.
"Sekarang, kan, trennya orang berburu makanan sehat. Jadi, tingkat kesadaran orang untuk mengonsumsi makanan sehat sudah timbul dengan kuat, apalagi di masa pandemi. Nah, tentu saja asinan yang mengandung bahan-bahan menyehatkan seperti sayuran sama buah memegang peranan di dalam kesehatan kita," ucap Mur.
Mengutip Hello Sehat, makanan yang diasinkan kaya akan mineral, natrium, dan kalium yang berguna menjaga keseimbangan elektrolit serta kesehatan saraf dan otot. Asinan buah dan sayur juga kaya akan serat dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
Namun, meski memiliki banyak manfaat, konsumsi asinan sebaiknya dibatasi jika Anda memiliki masalah pencernaan seperti maag, GERD, atau orang dengan tekanan darah tinggi.
Jenis-jenis Asinan yang Populer
1. Asinan Bogor
Meski berasal dari Bogor, asinan satu ini banyak juga dijumpai di daerah lainnya. Asinan Bogor disebut-sebut sudah ada bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Pada abad ke-19, asinan Bogor disajikan untuk para pendatang China ke Indonesia yang tinggal di Gedung Dalam. Asinan Bogor langsung digemari sejak saat itu. Hingga saat ini, Gedung Dalam masih berdiri dan menjual asinan Bogor.
 Ilustrasi. Tak hanya memiliki rasa yang enak, asinan juga punya manfaat untuk kesehatan. (CNN Indonesia/christina andhika setyanti) |
Asinan Bogor dibuat dengan merendam sawi, buah-buahan seperti kedondong, mangga, nanas, timun, dan bengkuang ke dalam cairan garam yang telah dicampur dengan gula pasir, dan cabai. Seluruh bahan biasanya direndam semalaman penuh agar tercipta rasa asin yang khas.
2. Asinan Betawi
Asinan betawi merupakan kuliner khas Jakarta yang enak dan menyegarkan. Berbeda dengan asinan Bogor, asinan betawi terdiri dari banyak sayur-sayuran dengan sambal kacang, tahu putih, dan kerupuk mie kuning.
Cara penyajiannya mirip dengan asinan Bogor. Namun, dalam asinan betawi, tak semua bahan diasinkan, melainkan hanya sawi asin. Bahan lainnya seperti tauge, timun, lobak putih, daun selada, disajikan mentah atau dengan cara direbus sebentar dan disajikan dengan kuah asinan serta sambal kacang.
Asinan betawi juga disajikan dengan seiris tahu putih atau tahu kuning, serta kerupuk mie kuning atau merah.
3. Rujak cuka
Bandung juga punya menu asinan khas yang dikenal dengan nama rujak cuka. Rasanya perpaduan dari manis, asam, dan pedas yang menggugah selera.
Rujak cuka juga terdiri dari buah-buahan dan sayuran seperti asinan khas Bogor dan Jakarta. Perbedaannya terletak pada penggunaan bawang putih yang dihaluskan sebagai tambahan bumbu.
Rujak cuka terdiri dari kol, mentimun, tauge, nanas, mangga, dan wortel yang sudah diiris tipis-tipis kemudian direndam semalaman dalam larutan air garam yang dicampur cabai, terasi, cuka, dan bawang putih.
Asinan Bogor jadi salah satu sajian asinan yang paling populer. Asinan satu ini juga kerap jadi oleh-oleh orang yang bertandang ke Bogor dan sekitarnya.
Berikut resep asinan Bogor.
Bahan yang dibutuhkan:
buah kedondong, iris
mangga, iris
nanas, iris
mentimun, iris
bengkuang, iris
100 gram gula pasir
10 buah cabai merah, haluskan
10 buah cabai rawit, haluskan
1 sdm asam jawa
2 sdm garam
1,5 liter air
cuka secukupnya
Cara membuat:
1. Didihkan air dan masukkan gula pasir, cabai merah, dan cabai rawit yang sudah dihaluskan serta garam dan asam jawa. Masak hingga gula dan asam jawa larut, angkat dan biarkan dingin.
2. Setelah kuah asinan dingin, pindahkan dalam wadah dan bubuhkan sedikit cuka.
3. Masukkan buah-buahan yang telah dipotong kecil, Anda juga bisa menambahkan sayur seperti kol dan toge agar isian lebih variatif. Sajikan dalam keadaan dingin agar lebih nikmat.
Selamat berbuka puasa dan menikmati asinan Anda!