A TO Z

Mengenal Hemofilia, Penyakit yang Membuat Darah Sulit Membeku

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Apr 2021 17:42 WIB
Hemofilia merupakan penyakit yang membuat darah sulit membeku. Penyakit ini membuat pengidapnya bisa mengalami pendarahan berlebih.
Ilustrasi. Hemofilia merupakan penyakit yang membuat darah sulit membeku. (iStockphoto/designer491)

Bagaimana diagnosis hemofilia?

Kecurigaan hemofilia biasanya disadari saat ada gejala klinis, yakni pendarahan yang tidak kunjung berhenti. Kekurangan faktor pembekuan darah membuat pendarahan pasien berlangsung lebih lama dari orang sehat.

Pada orang sehat, benturan pada benda tumpul, tentu hanya menimbulkan memar ringan. Sedangkan pada pasien hemofilia, akan timbul memar yang lebih luas daripada area yang terbentur. Jika terjadi pada area persendian, maka akan timbul hemartrosis. Kondisi ini mengakibatkan area sendi bengkak, membesar, kemerahan, dan terasa nyeri.

Pada anak laki-laki, biasanya kecurigaan timbul saat tindakan khitan. Setelah tindakan, pada anak laki-laki hemofilia, pendarahan akan terus berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ada kecurigaan yang mengarah pada hemofilia, Pradana mengarakan, dokter akan melakukan rangkaian diagnosis sebagai berikut.

1. Cek riwayat pendarahan

Biasanya pasien datang berobat saat gejala sudah berat. Dokter pun akan mengecek riwayat pendarahan serupa. Jika pernah, akan dicek lama waktu pendarahan berhenti.

"Pertanyaan apa pernah sebelumnya pendarahan dan susah berhenti ini penting. Ini, kan, berulang. Kalau terbentur lebih keras, makin hebat gejalanya. Perlu kesadaran, jangan dianggap biasa saja," ujarnya.

2. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah idealnya dilakukan di laboratorium untuk mengecek faktor pembekuan VIII untuk hemofilia A dan faktor pembekuan IX untuk hemofilia B. Namun, pengecekan yang berkaitan dengan ini cukup sulit dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit tertentu dengan fasilitas yang lengkap.

3. Metode lain

Saat cek faktor pembekuan sulit dilakukan, terdapat dua metode untuk membantu diagnosis. Kedua metode di antaranya clotting time (pemeriksaan waktu pembekuan) dan pemeriksaan faal hemostasis.

Bagaimana tata laksana pengobatan hemofilia?

Pengobatan hemofilia bertujuan untuk menghentikan pendarahan. Caranya, perlu ada pemberian pengganti faktor pembekuan VIII pada hemofilia A atau faktor pembekuan IX pada hemofilia B. Obat akan berupa konsentrat faktor pembekuan yang diperlukan.

"Obat akan diberikan rutin terus-menerus, seumur hidup pasien," ujar Pradana. Pemberian obat umumnya dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.

Namun, sayangnya pemberian obat ini menemukan sejumlah kendala. Selain harganya yang mahal, pengobatan ini juga hanya bisa diberikan di rumah sakit tipe A.

Selain pemberian konsetrat, pasien bisa diobati dengan penyuntikan plasma darah. Plasma darah berisi faktor pembekuan, namun tidak spesifik sebagaimana yang dibutuhkan pengidap hemofilia berdasarkan jenisnya.

Selain plasma darah, ada pula pemberian Cryoprecipitate yang bisa membantu mengobati pasien hemofilia. Keduanya bisa menolong pasien meski bersifat sementara.

Pradana berkata, sebaiknya pasien segera dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk memperoleh konsentrat dan penanganan yang memadai.

Pasien Hemofilia Bisa Memperbaiki Kualitas Hidup

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER