Jakarta, CNN Indonesia --
Mulai pukul 2 siang tampaknya sebagian orang sudah merencanakan takjil untuk berbuka nanti. Rasanya sayang sekali jika Ramadan dilalui dengan menu makanan biasa dan itu-itu saja. Tak salah memang berbuka dengan yang spesial, tetapi hati-hati, jangan sampai momen Ramadan malah jadi momen kenaikan berat badan.
Mengutip Egypt Independent, ahli gizi Walid Hazem mengatakan meski banyak orang meyakini berpuasa menurunkan kadar energi dan kehilangan kekuatan, sebenarnya puasa jadi kesempatan untuk meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan.
Tentu penurunan berat badan cuma jadi angan-angan jika Anda melakukan beberapa kesalahan sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Minim persiapan
Kurang perencanaan selama Ramadan terutama rencana diet bisa mengantarkan Anda pada kenaikan berat badan. Sebaiknya buat rencana diet atau menu mingguan untuk sahur dan berbuka. Ini akan jadi panduan belanja bahan makanan.
Jangan lupa sertakan makanan yang kaya karbohidrat kompleks dan serat seperti biji-bijian, buah, sayuran, lalu sumber protein seperti produk susu rendah lemak, ikan, tahu dan tempe. Perencanaan juga meliputi aktivitas fisik, waktu istirahat siang juga tidur malam. Usahakan memiliki waktu tidur teratur sekitar 7-8 jam.
2. Kurang asupan cairan
Melansir Al Arabiya, hidrasi jadi kunci penurunan berat badan selama Ramadan. Tak hanya mencegah dehidrasi, cukup cairan selama berpuasa akan mengontrol keinginan mengonsumsi makanan manis saat berbuka.
Setidaknya penuhi kebutuhan 8 gelas air putih dalam sehari. Anda bebas mengatur asupannya tetapi sangat disarankan untuk tidak minum banyak air sekaligus. Kemudian batasi minuman yang bersifat diuretik seperti kopi atau teh.
3. Makan berlebihan dan terburu-buru
Sebagian orang menggunakan momen berbuka untuk 'balas dendam' dengan makan sebanyak-banyaknya. Ini salah satu kesalahan yang orang buat selama Ramadan sehingga badan jadi makin melar.
Menu berbuka sebaiknya yang ringan, baru makan berat saat jam makan malam. Pilih menu-menu makanan yang tinggi serat, air dan protein. Saat makan malam mulai dengan sup atau salad non-krim, baru diikuti dengan protein sehat misalnya ikan, dada ayam, kacang-kacangan, lalu asupan karbohidrat kompleks seperti nasi merah. Rumus ini bakal menstabilkan gula darah dan mencegah makan berlebihan.
4. Berbuka dengan rokok
Merokok bukan merupakan cara berbuka yang sehat karena bisa mengakibatkan dispepsia (nyeri perut) dan mulas. Sebaiknya Anda berbuka dengan sup atau sayur bening yang ringan, baru diikuti dengan makan berat. Pola ini tidak akan membuat perut 'kaget' sekaligus mempersiapkan sistem pencernaan sebelum menu utama.
5. Kelebihan konsumsi gula dan lemak
Kolak, biji salak, es blewah, bubur sagu mutiara dan sederet makanan manis khas Ramadan bisa jadi alasan berat badan naik. Tahun ini, coba untuk lebih banyak mengonsumsi gula alami seperti dari buah-buahan segar, madu, jus tanpa tambahan gula. Salad buah pun tetap nikmat walau tanpa dressing mayones.
Di samping gula, makanan berlemak pun berkontribusi pada kenaikan berat badan. Sebaiknya kurangi kebiasaan berbuka dengan gorengan. Minimalisir konsumsi lemak dengan teknik masak berbeda semisal tumis, panggang atau rebus. Tambahkan asupan lemak sehat semisal dengan alpukat juga minyak zaitun sebagai dressing salad.
6. Melewatkan sahur
Saat berpuasa, sahur begitu penting untuk bekal tenaga beraktivitas karena selama 13-14 jam, tubuh tidak memperoleh asupan apa pun. Anda tidak hanya merasa lemas, melewatkan sahur juga membuat Anda rentan makan berlebihan saat berbuka.
Anda bisa menyiapkan sahur saat malam sebelumnya dengan menu-menu seimbang termasuk karbohidrat kompleks, protein sehingga kadar gula darah stabil seharian.
7. Kurang aktif bergerak
Puasa bukan alasan untuk tidak berolahraga. Tentukan waktu untuk berolahraga semisal sebelum jam berbuka atau di antara jam berbuka dan makan malam. Setidaknya olahraga selama 15-45 menit dengan kardio ringan seperti jalan kaki, bersih-bersih rumah, naik tangga atau jogging ringan. Lanjutkan dengan latihan kekuatan untuk menghindari hilang massa otot.