Menurut Luky, endometriosis tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh, tetapi bisa ditangani sesuai dengan tahapannya.
Penanganan kasus dapat dilakukan dengan konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, penyesuaian gaya hidup, ataupun tindakan pembedahan pada kasus yang sudah berat.
Penyesuaian gaya hidup dimulai dari pemilihan asupan makanan yang tepat. Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis, seperti: makanan olahan, produk olahan dari sapi (dairy product), makanan yang mengandung gluten dan kedelai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanita dengan endometriosis juga disarankan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, serta mengurangi asupan kafein.
Sebaliknya, mereka disarankan memperbanyak konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, konsumsi makanan yang kaya omega 3 seperti ikan kembung, ikan salmon, dan makanan yang mengandung magnesium yang tinggi, seperti alpukat, pisang, dan sayuran hijau.
Kasus endometriosis juga bisa ditangani melalui tindakan bedah, salah satunya "membakar" permukaan endometriosis menggunakan laser panas.
Namun, karena hanya di permukaan dan meninggalkan akarnya, maka jaringan endometrium sangat mungkin dapat muncul kembali, selain itu memiliki risiko lebih tinggi untuk merusak jaringan yang dibakar. Tindakan ini membutuhkan waktu pemulihan yang cukup singkat.
Jenis lainnya, bedah eksisi atau "menyekop" jaringan endometrium sampai ke akarnya. Tindakan bedah ini dilakukan dengan alat bedah seperti laser dengan metode laparoskopi.
Jaringan endometrium yang diangkat dapat diperiksa patologisnya di laboratorium. Namun, tindakan ini membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dan tidak semua dokter dapat melakukan tindakan ini.
"Dari kedua teknik tindakan bedah tersebut, teknik eksisi dianjurkan untuk dilakukan karena memiliki angka kekambuhan yang lebih rendah. Walaupun demikian, meskipun sudah dilakukan pembedahan, endometriosis masih dapat kambuh kembali. Maka itu, wanita dengan endometriosis harus rutin berkonsultasi ke dokter. Pemberian terapi pengobatan hormonal jangka panjang dapat mengurangi kekambuhan setelah tindakan pembedahan," ujar Luky.
Di sisi lain, tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis harus dihindari, karena setiap kali operasi endometriosis (terutama untuk kasus kista) menimbulkan penurunan cadangan ovarium.
Oleh karena itu, menurut Luky, keputusan untuk melakukan operasi pada endometriosis harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat dilakukan operasi.
Penanganan endometriosis sendiri membutuhkan perencanaan jangka panjang, yang mempertimbangkan fungsi reproduksi (rencana hamil). Kasus endometriosis saja sebenarnya sudah menjadi penyebab gangguan kesuburan.
Hal ini karena ada lebih banyak perlekatan pada ovarium yang dapat mengganggu pelepasan sel telur, sehingga sel telur tidak dapat mencapai saluran telur (tuba).
Walau begitu, bagi wanita dengan endometriosis minimal, peluang terjadinya kehamilan secara alami masih cukup tinggi, apalagi bila didukung kondisi sperma suami yang sehat dan normal.
(antara/agn)