CERITA TAKJIL

Hikayat Cendol, Minuman Kenyal Segar Sejak Zaman Majapahit

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Mei 2021 15:30 WIB
Es cendol bisa jadi takjil yang menyegarkan untuk berbuka puasa. Namun, tahukah Anda cerita di balik cendol dan popularitasnya? Ini cerita takjil cendol.
Es cendol bisa jadi takjil yang menyegarkan untuk berbuka puasa. Namun, tahukah Anda cerita di balik cendol dan popularitasnya? Ini cerita takjil cendol.(Istockphoto/Getty Images/MielPhotos2008)

Hikayat Cendol

Belum jelas siapa yang pertama kali menemukan cendol. Ada banyak cerita yang mengisahkan awal mula ditemukannya cendol.

Cendol tertera di buku kesusastraan Jawa Baru "Serat Centhini" yang terbit pertama kali pada 1814. Temuan ini menguatkan bahwa cendol mungkin berasal dari daratan Jawa.

Selain tercatat di buku Serat Centhini, cendol juga tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Belanda yang terbit di Hindia-Belanda (kini Indonesia) pada abad 19. Kata cendol dituliskan dengan 'tjendol of dawet' yang terbuat dari tepung sagu yang didihkan hingga berbentuk seperti agar-agar, kemudian disaring dan diberikan gula jawa.
Dua catatan literasi tersebut seakan-akan makin menguatkan bahwa cendol memang berasal dari Indonesia, tepatnya dari Pulau Jawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar kuliner dan pangan Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, mengungkapkan istilah 'cendol' sendiri awalnya biasa digunakan oleh masyarakat Tatar Sunda. Cendol terbentuk dari cetakan berlubang yang ditekan. Adonan akan muncul dari lubang atau masyarakat menyebutnya dengan istilah 'jendol'. Dari situ, perlahan nama 'cendol' dikenal.

Murdijati mengungkapkan cendol telah hadir sejak zaman Kerajaan Majapahit. Cendol bermula dari amukan perang antara tiga wilayah: Kadipaten Paranggaruda, Kadipaten Carangsoka, dan Kadipaten Majasem. Ketiganya berada di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang kemudian menjadi salah satu daerah yang diakui Kerajaan Majapahit.

Dikisahkan, Paranggaruda kalah di tangan Carangsoka. Kekalahan itu membuat adipati Carangsoka menugaskan Raden Kembang Jaya untuk menjaga wilayah perbatasan.

Raden Kembang Jaya pun harus mencari lokasi yang pas untuk dijadikan pos penjagaan. Di tengah kondisi lelah itu, tiba-lah seorang penjual minuman di hadapan Raden Kembang Jaya.

"Dia minum lalu ngomong kalau minumannya enak. Dia bertanya (minumannya terbuat) dari apa. Si penjual bilangnya dari dawet dan cairannya dari santan. Raden Kembang Jaya mengagumi kesegaran dawet itu," kisah Murdijati.

Kala itu, cerita Murdijati, Kerajaan Majapahit masih menguasai tanah Jawa. Perlahan, Majapahit berekspansi ke berbagai penjuru, termasuk wilayah yang kini disebut sebagai Singapura dan bagian semenanjung yang kita kenal sebagai Johor, Malaysia.

Dari situ lah, dawet masuk ke kedua wilayah tersebut dibawa oleh para prajurit Majapahit. Dugaan ini semakin diperkuat dengan keberadaan wilayah bernama Kecamatan Pesantenan di Kabupaten Pati.

Warga Jawa Timur juga punya cerita sendiri soal cendol. Dikisahkan Warok Suromenggolo, seorang tokoh berpengaruh di Ponorogo, Jawa Timur. Dia menikahkan adiknya dengan salah satu putri raja terakhir Kerajaan Majapahit.

Namun, pesta pernikahan antara sang adik dan putri raja justru berujung perang. Di tengah perasaan lelah itu, Warok Suromenggolo beristirahat di Desa Jabung. Di sana, ia bertemu dengan seorang penjual dawet. Tak ayal, dawetpun menyegarkan dahaganya.

"Lalu Warok Suromenggolo punya kata-kata sakti, (bahwa) siapa saja warga desa yang mau garap dawet, maka (warga) akan makmur," ujar Murdijati berkisah.

Kata-kata sakti Warok Suromenggolo itu terbukti. Kini, dawet jabung begitu tersohor di seantero Jawa Timur.

Resep Es Cendol

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER