Kisah Charles Darwin di Galapagos: Mabuk Laut dan Terpana

CNN Indonesia
Rabu, 19 Mei 2021 11:50 WIB
Karena sering mabuk laut, Charles Darwin lebih banyak menghabiskan waktu di daratan Kepulauan Galapagos.
Kawanan Iguana di Kepulauan Galapagos, Ekuador. (iStockphoto/stevegeer)

3. Isabela

Volcanic landscape around Sierra negra  volcano in Isabela island, Galapagos, EcuadorIsabela. (iStockphoto/estivillml)

Isabela adalah pulau ketiga di Kepulauan Galapagos yang dikunjungi Darwin pada tanggal 29 September 1835. Perjalanan mengelilingi pulau dan melalui kanal di antara Fernandina dan Isabela tertulis dalam buku catatannya.

Darwin menggambarkan pulau itu sebagai pulau yang paling sunyi namun aktif secara vulkanik. Saat berlayar, ia mengamati aliran lava dan asap yang keluar dari kawah.

Beagle memutuskan untuk berlabuh di sebuah tempat bernama Tagus Cove. Darwin mendarat pada tanggal 1 Oktober 1835 dan menjelajahi medan vulkanik di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia lalu menemukan iguana yang berhabitat di laut dan darat. Iguana digambarkannya sebagai makhluk purba.

Setelah Isabela, Beagle berlayar di sekitar Pinta, Genovesa dan Marchena, menawarkan Darwin kesempatan untuk mengagumi formasi yang berbeda.

4. Santiago

Tourist walking on black lava field at Sullivan Bay, Santiago Island in the wondrous Galapagos.Santiago. (iStockphoto/mantaphoto)

Santiago adalah pulau terakhir yang dikunjungi Darwin pada tanggal 8 Oktober 1835. Ini juga pulau tempat Darwin tinggal paling lama di Kepulauan Galapagos.

Pada kunjungannya, dia menghabiskan waktu 2 minggu dan berjalan di seluruh pulau dengan beberapa anggota kru yang membantunya membawa spesimen yang ia kumpulkan.

Di sini dia pertama kali melihat perbedaan antara kura-kura dari tiga pulau sebelumnya.

Darwin juga memperhatikan bahwa sebagian besar spesies yang ada di Kepulauan Galapagos itu serupa tetapi berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya.

Penemuan tersebut memberikannya cukup bukti untuk berteori; bahwa spesies dapat berubah, terkait dengan makanan dan lingkungan mereka.

Dia sekaligus mengumpulkan burung kutilang yang membantunya memahami fakta tersebut.

Kutilang sekarang dianggap sebagai burung yang paling cepat berkembang di dunia, karena adaptasi yang mereka kembangkan dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam lingkungan yang berubah.

Darwin meninggalkan Kepulauan Galapagos pada tanggal 20 Oktober 1835.

(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER