Jakarta, CNN Indonesia --
Semakin banyak negara yang telah memvaksinasi penduduknya, sehingga gerbang pariwisata sudah sedikit terbuka.
Meski telah divaksin dan dalam kondisi sehat, wisatawan sebaiknya harus tetap mawas diri dengan penyebaran virus Corona, apalagi jika hendak bepergian ke daerah terpencil yang fasilitas kesehatannya belum mumpuni.
Selain isu penularan virus, wisatawan yang hendak pergi liburan lagi sebaiknya juga waspada dengan beragam kreatifitas penipuan yang berkedok penawaran wisata murah meriah, mulai dari kamar hotel, tiket pesawat, sampai soal reservasi masuk ke tempat hiburan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penipu biasanya menyisipkan kata-kata "penawaran terbatas", "diskon spesial pandemi", dan lainnya.
Jika Anda telah kehilangan uang karena ditipu, segera hubungi lembaga keuangan Anda. Ingatlah untuk selalu memeriksa ulang sumber pesan yang diterima dan berhati-hatilah dengan penawaran yang "too good to be true".
Berikut tiga jenis penipuan wisata yang populer di masa pandemi dan cara menghadapinya:
1. Liburan gratis
Penipuan dengan label 'liburan gratis' telah ada selama bertahun-tahun, dan di masa pandemi para pelakunya semakin kreatif.
Anda mungkin mendapat telepon, SMS, WhatsApp, atau email yang mengklaim bahwa Anda telah memenangkan liburan gratis dan dapat mengklaimnya dengan 'membayar sedikit biaya', baik untuk pajak sampai mengubah tanggal perjalanan.
Jangan buru-buru transfer dana karena takut kehilangan momen yang rasanya 'terlalu bagus untuk menjadi kenyataan' itu.
Sebaiknya cek langsung media sosial, situs, atau kontak layanan pelanggan resmi dari maskapai penerbangan, hotel, atau tempat wisata yang diklaim dalam diskon tipu-tipu tersebut.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
2. Situs reservasi palsu
Banyak tempat wisata yang kini mengharuskan pengunjung melakukan pemesanan tiket atau tempat sebelum datang, demi mencegah antrean dan membatasi jarak fisik antarpengunjung.
Jangan asal klik link situs yang belum diketahui kebenarannya, bisa jadi link itu berisi tautan pencurian data pribadi Anda.
Pastikan situs web memiliki 'HTTPS' di URL, yang memastikan bahwa itu adalah sambungan yang aman.
Sebaiknya cari tahu informasi pemesanan tiket atau tempat langsung ke media sosial, situs, dan kontak layanan pelanggan resmi milik destinasi yang dituju. Atau beli tiketnya melalui operator penjualan resmi.
Jika Anda memesan perjalanan Anda dari situs web pihak ketiga, pastikan bahwa itu adalah perusahaan yang memiliki reputasi baik dan terkenal.
Hal yang sama juga perlu diwaspadai saat Anda ingin melakukan pengurusan sertifikat kesehatan digital, karantina mandiri, atau hal yang terkait pemesanan perjalanan wisata lainnya.
3. Tes sampai asuransi palsu
Perjalanan antarkota atau antarnegara saat ini mewajibkan penggunaan tes virus Corona, asuransi kesehatan, sampai sertifikat kesehatan digital.
Ada banyak operator wisata yang menyediakan paket perjalanan dan sudah termasuk dua hal tersebut.
Tapi kita sebagai konsumen harus pandai-pandai memilih, karena kadang harga tes atau asuransi di luar harga total paket bisa jadi lebih murah. Mengurus sertifikat kesehatan digital sendiri juga sebenarnya tak begitu rumit.
Dan sekali lagi, jangan langsung terbuai dengan tawaran harga murah dengan fasilitas dan layanan lengkap.
Beli 'asuransi perjalanan Covid' hanya dari perusahaan terkemuka dan selalu baca Syarat dan Ketentuan dengan seksama. Ingatlah selalu untuk membaca penjelasannya yang biasanya ditulis dalam huruf kecil.
Cobalah gunakan kartu kredit untuk pemesanan online. Ini akan mencegah penipu mendapatkan akses langsung ke rekening bank Anda.