Eksistensi La Rinconada terus menjadi sorotan kelompok perlindungan hak asasi manusia sampai kelompok pecinta lingkungan.
Pemerhati alam berpendapat kalau lingkungan pegunungan yang dulunya murni kini telah dihancurkan demi butiran emas.
Para penambang mengekstraksi emas dengan tangan menggunakan merkuri - zat paling melimpah kedua yang bisa ditemukan di sini, setelah emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanah, udara, air, dan salju di La Rinconada, bersama dengan hampir semua hal di hilir, semuanya tercemar.
Mengutip History Daily, La Rinconada begitu tinggi sehingga kondisi cuacanya menyerupai pantai barat Greenland, meski hanya berjarak 14 derajat dari garis katulistiwa.
Musim panasnya basah, musim dinginnya kering; siang hari dingin, malam membeku.
Rumah-rumah di sini hanya dibangun dari lembaran timah dengan sedikit atau tanpa sekat.
Hipoksia adalah masalah kesehatan yang signifikan di antara warganya, karena tingkat oksigen yang rendah di dataran tinggi.
Terdapat juga kasus kontaminasi yang signifikan oleh merkuri akibat praktik penambangan. Penambang memurnikan bijih dengan menggiling dan mengolahnya dengan merkuri lalu menyaringnya hanya dengan kain.
Sangat sulit untuk mencapai kota ini, tidak ada rute bus terjadwal antara La Rinconada dan kota terdekat Puno dan Juliaca yang lebih besar. Satu-satunya akses ialah kendaraan pribadi dan disambung pendakian gunung.
Bagi mereka yang memutuskan untuk menjelajah ke kota terpencil ini, mereka harus tahu bahwa La Rinconada bukan satu-satunya destinasi yang wajib disambangi saat berada di Peru.
Ada beberapa atraksi lain yang semuanya dapat dicapai dalam satu hari perjalanan dari La Rinconada dan Juliaca di dekatnya.
Wisatawan juga dapat menjelajahi Maras Salt Flats, Sacred Valley, Kepulauan Uros yang terapung, dan yang paling terkenal, reruntuhan di Machu Picchu.
(ard/ard)