Kemudian Bukit Termanu mengembara ke Lole, dan di sana mereka mendapat seorang anak yang dinamai Nusa Lai - kini menjadi pulau di sebelah selatan Lole.
Tak lama, terjadi pertengkaran dengan penghuni Lole. Maka mereka melanjutkan pengembaraan hingga ke Termanu. Di sanalah mereka menetap sampai sekarang.
Selain menjadi objek wisata saat matahari terbenam sampai memandangi langit bertabur bintang saat malam hari, saat ini Bukit Termanu - khususnya Su'a Lain, masih menjadi lokasi berdoa bagi masyarakat Termanu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam ibadah bersama manasonggo (imam animis), masyarakat biasanya membawa hasil bumi sebagai persembahan ke Su'a Lain.
Beras ditanak, dan hewan disembelih. Hati dan bulu hewan tersebut lalu dipersembahkan ke Su'a Lain, sedangkan sisanya dimakan beramai-ramai.
Bahasa adat untuk persembahan ini adalah 'leu ke batu', dengan tujuan untuk memohon kepada Dewata agar diturunkan curah hujan yang cukup di Bumi.
Karena disakralkan, maka wajib hukumnya bagi wisatawan untuk menjaga sopan santun selama berkunjung ke Bukit Termanu.
Sebenarnya, memandangi Batu Termanu dari kejauhan sudah sangat cukup, dengan duduk-duduk di padang rumput atau mendaki bukitnya.