Menikmati Senandung Bukit Pasir Bernyanyi di Gunung Mingsha

CNN Indonesia
Rabu, 16 Jun 2021 10:50 WIB
Ada hal "mistis" sehingga Mingsha Shan dijuluki sebagai Bukit Pasir Bernyanyi.
Para wisatawan menunggang onta melintasi gurun pasir Gunung Mingsha, Kota Dunhuang, Provinsi Gansu, China. (ANTARA FOTO/M. IRFAN ILMIE)

"Mistis"

Mingsha Shan bukan hanya mengandalkan panorama bukit pasir dan danau berbentuk sabit. Mingsha Shan bukan sekadar objek wisata pegunungan yang mengandalkan keindahan panorama alam.

Ada hal "mistis" sehingga Mingsha Shan dijuluki sebagai Bukit Pasir Bernyanyi.

Ketika angin bertiup, bukit yang membentang sepanjang 40 kilometer dari arah timur ke barat dan 20 kilometer dari utara ke selatan tersebut mengeluarkan suara menderu, menggelegar, dan mencuit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena alam yang bisa menghasilkan suara hingga 105 desibel selama beberapa menit itu tidak hanya terjadi di Mingsha, namun ada 34 tempat lain di dunia.

Di Amerika Serikat ada beberapa bukit yang bisa mengeluarkan suara, seperti Kelso Dunes, Eureka Dunes di California, Warren Dunes (Michigan), dan Sand Mountain (Nevada).

Gurun Namib di Afrika, Odashi di Jepang, dan Bukit Sinai di Mesir juga bisa mengeluarkan suara seperti itu.

Lalu kenapa bukit pasir bisa bersuara yang seakan membentuk sebuah harmoni?

Ada banyak teori yang bisa menjelaskan fenomena alam seperti itu. Emisi suara sangat mungkin terjadi karena angin yang melewati atau melintas di atas bukit pasir.

Dengan catatan, butir pasir harus bulat dengan diameter antara 0,1 hingga 0,5 milimeter, pasir harus mengandung silika, dan berada pada kelembaban tertentu.

Namun yang lebih penting lagi adalah bukit pasir harus berbentuk bulan sabit.

Syarat-syarat yang bersifat alami itu ada pada Mingsha Shan dan tempat-tempat lain di belahan dunia.

Gesekan pasir diterpa angin hingga naik-turun itulah yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bayangkan saja kalau volume pasirnya mencapai ribuan atau bahkan jutaan meter kubik tentu akan menghasilkan sebuah orkestra alami.

Selain Gunung Mingsha, ada lokasi lain yang tak kalah unik di kota paling barat Provinsi Gansu yang berbatasan langsung dengan Daerah Otonomi Xinjiang itu. Namanya Mogao Grottoes.

Mogao Grottoes adalah sebuah lembah yang pada bagian tebingnya terdapat sedikitnya 1.000 gua bertingkat.

Di setiap gua itu tersimpan patung-patung Buddha dan mural dalam beberapa generasi yang dibuat sebelum Dinasti Qin hingga sekitar abad ke-11.

Oleh karena lokasinya yang strategis, dekat dengan Bandar Udara Dunhuang, maka Mogao Grottoes ini juga selalu dibanjiri wisatawan.

Semua patung terbuat dari tanah liat yang rangkanya dari jerami, sedangkan pewarnaan pada mural dibuat dari bahan tumbuhan, bahkan ada yang diperoleh dari Afghanistan, seperti warna biru tua dan muda.

Sebagian patung-patung itu ada yang terkelupas atau bahkan terpotong pada bagian tubuhnya. Namun dibiarkan begitu saja demi terjaga keasliannya.

Warna-warni mural ada yang memudar karena faktor usia yang sudah mencapai 2.000 tahun. Beberapa peneliti memberikan cairan tertentu secara saksama agar warna mural sesuai aslinya itu tetap terjaga.

Struktur batu dari gua bertingkat tiga di tebing bukit tetaplah kokoh dan alami. Yang berubah adalah setiap gua dilengkapi dengan pintu dengan kunci otomatis demi menjaga keamanan aset bernilai historis tinggi itu dari tangan-tangan jahil.

Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.

(ard/antara/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER