Banyak yang berubah di Jakarta Selatan sejak 494 tahun DKI Jakarta lahir. Dari yang dulunya kebun atau rawa kini, telah menjadi hutan beton. Dari dihuni puluhan jiwa, kini mencapai 2,265 juta penduduk. Riuh kendaraan dari hari ke hari tak ada hentinya. Orang dari latar belakang berbeda semuanya ada di Jakarta Selatan.
Suasana boleh saja berubah, tapi sejumlah kawasan di Jakarta Selatan tetap setia pada penamaannya. Tak sedikit yang mengacu pada nama tokoh sampai buah-buahan. Berikut penjelasan singkatnya:
Sejarawan Betawi, Ridwan Saidi, mengatakan asal mula nama kawasan Kuningan diambil dari tokoh legendaris Jakarta, Imam Kuningan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang ulama yang juga orang berpunya itu memiliki tanah yang sangat luas di kawasan yang kini menjadi Mampang Prapatan dan Kuningan.
"Nama kuningan berasal dari nama dia," kata Ridwan kepada CNNIndonesia.com saat diwawancara pada beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, Zaenuddin HM dalam buku '212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe' menulis kalau sebelum dinamakan Kuningan, kawasan itu dulunya banyak ditinggali oleh orang-orang dari Kuningan, Jawa Barat.
Mereka menetap di kawasan itu sampai memiliki anak dan cucu, sehingga orang-orang di luar kawasan itu menyebutnya 'Kawasan Kuningan'.
Pada masa lalu, kawasan Kuningan juga didominasi dengan peternakan sapi. Hasil susunya terkenal segar. Hampir sepanjang hari ratusan pembawa susu hilir mudik menggunakan sepeda di kawasan ini.
Namun pada 1970-an ada penggusuran, sehingga peternakan di kawasan ini semakin berkurang.
Puluhan tahun berlalu, kini peternakan berganti dengan gedung-gedung tinggi yang mewah, mulai dari kedutaan besar negara sahabat sampai hotel tertinggi di Indonesia, The Westin Jakarta.
Kalibata dikenal sebagai kawasan Taman Makam Pahlawan, yang menjadi rumah terakhir bagi para pejuang kemerdekaan, pahlawan, dan orang-orang yang dianggap penting lainnya.
Zaenuddin menjelaskan, awalnya Kalibata merupakan daerah yang berupa kali atau sungai yang penuh dengan bebatuan.
Salah satu jenis bebatuan yang banyak ditemukan di sana adalah batu bata yang biasanya dipakai untuk membangun rumah.
Orang-orang yang sering melintasi kawasan ini lalu menyebutnya sebagai Kalibata.
Kebayoran Baru adalah suatu kecamatan di Jakarta Selatan. Kawasan ini merupakan perluasan dari Kebayoran Lama. Asal-usul nama Kebayoran dari kata 'bayur' yaitu sejenis pohon dengan banyak dahan. Dulu, bayur banyak tumbuh di kawasan itu.
Ketika bayur sudah besar dan tinggi, masyarakat setempat biasanya menebang dan menumpuknya di suatu tempat.
Tempat penyimpanan itu kemudian disebut sebagai 'kebayuran'. Namun banyak juga yang menyebutnya 'kebayoran' sampai akhirnya dijadikan nama resmi kawasan itu.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...