CATATAN PERJALANAN

Tujuh Hari Menelusuri Sungai Guadiana dengan Bersepeda

Anisa Subekti | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Jul 2021 12:00 WIB
Bersepeda di tepi Sungai Guadiana berarti sekaligus bisa menjelajahi kota serta desa yang bersejarah dan mempesona.
Pantai hijau di Vila Real de Santo Antonio. (Arsip Anisa Subekti)

Hari ke-4, Mina de Sao Domingos

Dari Mértola kami bersepeda ke Mina de Sao Domingos. Perjalanannya tidak jauh, hanya 15 km. Jalur yang kami lalui 100 persen beraspal dan mendung sepanjang hari yang membuat foto-foto saya terlihat membosankan.

Meskipun letaknya agak jauh dari sungai, pertambangan ini mempunyai sejarah yang penting karena perusahaan Inggris, Mason dan Barry, membuat pelabuhan di sungai Guadiana.

Mereka juga membuat jalur rel kereta api sepanjang 18 km. Di tempat ini, Portugal mempunyai lampu listrik untuk pertama kalinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mina de Sao Domingos letaknya masih berada dalam Taman Nasional Lembah Sungai Guadiana.

Selama perjalanan ke sini, kami banyak melihat berbagai macam burung, seperti burung bangau, burung walet, dll.

Selain burung-burung yang kami lihat, saya kurang menikmati desa ini. Reruntuhan pertambangan yang lumayan besar dari abad 18-19, danau asam yang katanya terkenal pun tidak memikat saya.

Setelah ini, kami bersepeda menuju Serpa. Jalur yang kami lalui masih 100 persen beraspal, tetapi bukan jalan utama sejauh 40 km. Melewati ladang-ladang gandum dan almond yang berpagar hampir sepanjang jalan.

Hari ke-5, Serpa

Serpa menerima kami dengan ketenangan. Tim sepak bola nasional Portugal bertanding melawan tim sepak bola nasional Jerman ketika kami datang sehingga hampir tidak ada mobil atau orang di jalan.

Walaupun Portugal kalah 2-4, orang-orang di Serpa tidak menunjukkan kesedihan sama sekali waktu kami makan malam di sebuah restoran dekat dengan dinding kastil, restoran Molho Bico.

Banyak orang yang merekomendasikan tempat ini. Bukan hanya karena rasa makanannya yang enak, tapi makanan-makanan yang mereka sediakan juga khas dari daerah ini.

Kami juga menikmati 'cante o vinho' yang artinya nyanyian anggur.

Satu grup musik (bukan boyband) bernyanyi di restoran yang kami datangi malam itu.

Mungkin makan sambil ditemani dengan musik sudah biasa, tetapi hal yang membuat saya terpukau adalah semua orang yang ada di restoran ikut bernyanyi, mulai dari pemilik restoran dan pegawai-pegawainya, sampai anak kecil juga ikut bernyanyi.

Cante adalah tradisi khas Alentejo yang hampir semua lirik lagunya menceritakan sejarah tiap-tiap daerah. Bukan hanya sejarah jaman kerajaan, tetapi sejarah apa saja.

Contohnya lirik lagu tentang mesin kopi yang pertama kali ada di sini. Mungkin, dalam waktu dekat bisa saja ada lagu tentang TikTok? Hehe...

Hari ke-6, Mourão

Perjalanan dari Serpa ke Mourão cuaca tidak mendukung sama sekali. Hujan terus sepanjang 65 km.

Saya paling tidak suka bersepeda ketika hujan karena tidak bisa menikmati pemandangan sekitar. Untungnya, ketika sampai Mourão, tidak lagi hujan.

Setelah mandi dan ganti baju, Ibu Ana, pemilik penginapan mengantar kami berkeliling kota kecil ini dan menjelaskan sejarah kota ini.

Beliau bercerita bahwa Kota Mourão selalu kuat dalam pertanian, penuh dengan kebun zaitun, ciri khas wilayah ini.

Di pinggiran danau yang dibentuk oleh sungai, pemandangan indah dan bahkan ada pantai air tawar yang biasa orang Portugis sebut 'fluvial'.

Alkisah, wilayah Alentejo dulunya adalah bumi gandum. Ada begitu banyak gandum sehingga dikenal karena rotinya.

Sekarang, anak-anak muda pergi ke kota-kota besar untuk mencari lebih banyak peluang daripada bekerja di ladang yang panas.

Dan sejak adanya bendungan Alqueva, Alentejo memiliki lebih banyak pohon pinus, pohon almond, dan pohon zaitun yang membuatnya lebih hijau daripada dahulu kala.

Sering kali yang membuat suatu tempat berkesan bukan indah atau pun mewah, tetapi orang yang kami jumpai. Di Mourão, kami mendapatkan semua.

Anisa SubektiSungai Guadiana di Mourão. (Arsip Anisa Subekti)

Hari ke-7, Monsaraz

Hari terakhir kami bersepeda menelusuri Sungai Guadiana dengan bersepeda. Jarak tempuh hanya 15 km, penuh dengan keindahan sungai di kanan-kiri kami.

Dari jauh, kami masih bisa melihat Kastel Mourão di sisi kiri. Dan ketika sudah tidak terlihat, kami bisa melihat Kastel Monsaraz di sisi kanan.

Desa bersejarah dan salah satu yang tertua di Portugal, adalah alasan wajib untuk menambahkan Monsaraz ke daftar tempat untuk dikunjungi di Alentejo.

Apalagi setelah desa ini masuk dalam salah satu dari 7 keajaiban Portugal pada tahun 2017.

Berkeliling Monsaraz bagaikan berkelana mengarungi zaman lampau dan modern. Ada begitu banyak yang bisa dilihat dan dirasakan di "mesin waktu" yang menawan ini.

Malam ini, kami berselimut bintang dengan nyaman di salah satu restoran di Monsaraz. Mencicipi makanan tradisional Alentejo terbaik dan memandangan Danau Alqueva melengkapi nirwana indrawi.

Dari tempat-tempat dan jalur-jalur yang kami lewati di sekitar Sungai Guadiana, saya paling menikmati dari kota Mourão ke Monsaraz. Bukan karena jalurnya pendek tapi pemandangannya yang bikin hati adem ayem.

Total bersepeda dari Vila Real de Santo Antonio sampai Monsaraz sejauh 248 km melewati beragam jalur, mulai dari jalan tikus sampai jalan utama.

Berhubung daerah ini bisa dibilang daerah terpencil di Portugal, tidak banyak mobil yang lewat atau pun turis yang berkunjung ke tempat-tempat yang saya sebutkan di atas.

Dengan ini semua, saya dan Luís merasa nyaman berkeliling dengan sepeda dalam masa pandemi.

---

Anisa Subekti saat ini aktif bersepeda keliling dunia bersama Luís Simões yang menggagas World Sketching Tour. Kegiatan penulis bisa diketahui melalui Instagram-nya di @anyisa

Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.

(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER