Bertamu ke Takpala, Kampung Sarat Budaya di Pulau Alor

CNN Indonesia
Rabu, 04 Agu 2021 09:50 WIB
Rumah adat di kampung Takpala menyimpan Moko, mahar yang sangat berharga untuk meminang calon mempelai wanita dalam pernikahan.
Kampung Adat Takpala di Pulau Alor, salah satu objek wisata seni budaya di Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO-Kepala Cabang DKP NTT)

Cara berkunjung ke kampung Takpala

Rutinitas keseharian warga kampung ini bagi pria adalah berladang serta berburu.

Sementara kaum perempuan, khususnya ibu-ibu, akan menenun dan membuat kerajinan tangan seperti kalung, gelang, cincin yang terbuat dari kenari hutan, biji lamtoro, akar bahar, serta tas yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut Fu'ulak dan Kamol.

Tas Fu'ulak merupakan tas bagi wanita yang berbentuk persegi panjang, sementara Tas Kamol untuk pria berbentuk persegi empat yang terbuat dari anyaman bambu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua jenis tas ini biasa digunakan untuk menyimpan uang atau sirih pinang. Hasil kerajinan tangan ini biasanya akan dijual kepada wisatawan yang berkunjung dengan harga yang bervariasi.

Selain menikmati kehidupan tradisional, posisi Kampung Takpala yang berada di atas bukit akan memberikan wisatawan panorama keindahan alam pesisir Pulau Alor yang indah, berikut suasana teduh dan sejuk dari perkampungan yang rimbun pepohonan ini.

Tarian Lego Lego menjadi penyambutan wisatawan yang datang ke kampung Takpala, jika sebelumnya telah menginformasikan jadwal kedatangan kepada tetua adat.

Saat pementasan tarian ini, semua penghuni kampung akan mengenakan pakaian adat yang disertai dengan ornamen, seperti panah dan busur serta parang bagi pria, dan tas fuulak serta gelang pada kedua kaki bagi wanita.

Ati menambahkan, ada hal menarik ketika wisatawan berkunjung ke kampung Takpala, karena wisatawan diperbolehkan untuk berfoto dengan menggunakan pakaian adat beserta dengan setiap atribut yang dimiliki.

Ada biayanya, tetapi itu tergantung kesepakatan antara wisatawan dengan pemilik pakaian.

Ati menceritakan, saat menyambut wisatawan biasanya jenis tarian yang digunakan adalah tarian Lego Luh, dilanjutkan dengan tarian perang yang disebut Lego Cakalele Dokak yang diperagakan dua pria dewasa sambil memegang busur dan anak panah serta pedang yang seolah-olah hendak bertarung.

Saat tarian penutup yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, wisatawan akan diijinkan untuk bergabung dalam tarian ini sambil bergandengan tangan berputar mengelilingi Batu Mesbah.

Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.





(antara/ard)

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER