Pekan Raya Jakarta, Kado Negara untuk Hiburan Rakyat
Sebelum pandemi virus Corona, ulang tahun kota Jakarta pada tanggal 22 Juni dirayakan warga dengan wisata ke Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hajatan akbar itu berlangsung di Kemayoran - lokasinya kini dipercantik menjadi Jakarta International Expo (JIExpo).
PRJ menjadi pesta rakyat yang bisa didatangi pengunjung dari berbagai kalangan, bahkan tak sedikit yang dari luar Jakarta.
Selain wisata belanja, wisata kuliner juga menjadi magnet kedatangan pengunjung. Di sini, makanan khas Jakarta menjadi bintang utama, mulai dari Soto Betawi sampai Kerak Telor.
Bagi anak-anak, naik wahana permainan seperti bianglala sampai kora-kora, bakal menjadi pengalaman liburan yang tak akan habisnya diceritakan dengan teman sepermainannya di rumah atau di sekolah.
Cikal bakal PRJ sudah ada ratusan tahun lalu. Mulanya, pekan raya dibuat untuk perayaan penobatan Ratu Belanda Wilhelmina pada 31 Agustus 1898.
Perayaan itu digelar dengan membuat pasar malam di Gambir, sehingga namanya menjadi Pasar Malam Gambir.
Pasar Malam Gambir diselenggarakan tahunan dan berlangsung pada akhir Agustus sampai pertengahan September.
Konon, awalnya penyelenggaraan pasar malam tersebut tidak selama itu. Namun karena antusiasme pengunjungnya tinggi, maka durasinya diperpanjang.
Tak hanya kaum kolonial dan bangsawan. Pasar Malam Gambir juga ramai didatangi oleh rakyat jelata.
"Diramaikan besar-besaran oleh masyarakat Batavia, masyarakat Hindia Belanda pada umumnya. Orang-orang dari luar Batavia juga pada ke sini. Lama tuh sampe seminggu, kemudian diperpanjang dua minggu," kata sejarawan Betawi, Yahya Andi Saputra Sahibul, saat diwawancarai oleh CNNIndonesia.com.
70 tahun kemudian atau 23 tahun setelah Indonesia merdeka, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin terinspirasi membuat pekan raya seperti Pasar Malam Gambir.
Ali ingin membuat perayaan serupa untuk merayakan ulang tahun Jakarta. Akhirnya ia membuat Djakarta Fair (DF) pada tahun 1968.
Satu tahun setelahnya, DF semakin ramai dan acara yang digelar semakin beragam. Pada tahun kedua itu, pihak penyelenggara menggelar pemilihan Ratu Waria. Di luar dugaan, ratusan peserta ikut dalam pemilihan tersebut.
Selain itu, perayaan yang dihelat pada tahun 1969 itu juga sempat dikunjungi oleh Presiden Amerika Richard Nixon. Ia melambaikan tangannya untuk menyapa para pengunjung PRJ.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...