5 Cara Orang Tua Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual
Beberapa hari belakangan topik pelecehan seksual ramai dibicarakan publik. Perlu disadari, tindakan pelecehan seksual tak cuma terjadi pada perempuan dan anak, tapi juga lelaki dewasa. Tentu ini jadi kekhawatiran buat banyak orang, terutama untuk orang tua yang masih punya anak kecil.
Kantiana Taslim, psikolog klinis di Ohana Space, mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua sebagai upaya perlindungan dari tindakan pelecehan seksual.
1. Edukasi seksualitas sejak dini
Pelecehan seksual bisa dicegah saat anak mengenal dirinya, privasinya serta batasan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain terhadap dirinya. Kantiana berkata pendidikan seksualitas sebaiknya dilakukan sejak dini.
"[Edukasi] tergantung dari usia. Dari anak balita, usia 2-3 tahun sampai sebelum usia TK-SD, lewat pengenalan anggota tubuh, belajar mengenal dirinya, konsep 'aku', nama, mengenal anggota tubuh mulai dari mata, tangan, kaki, perut, alat kelamin," jelas Kantiana saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (7/9).
2. Membiasakan menggunakan istilah yang benar
Memberikan informasi buat anak juga perlu menggunakan istilah yang tepat agar anak paham. Kantiana memberikan contoh kadang orang tua menggunakan istilah burung sebagai pengganti penis. Padahal penis merupakan istilah yang benar dan dipakai di bahan pembelajaran lain.
"Anak jadi tahu apa yang dibahas, fungsinya apa. Jangan menimbulkan kebingungan," imbuhnya.
3. Ajarkan batasan
Sembari perlahan mengenalkan anggota tubuh dan fungsinya, beritahu pula batasan-batasan yang harus diketahui anak. Batasan ini terkait siapa saja yang boleh menyentuh anggota tubuh tertentu.
"Mana bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain, hanya boleh dirinya sendiri, mama atau papa, pengasuh. Beritahu yang jelas bagian mana, dada, kemudian perut ke bawah," kata Kantiana.
Kemudian ajarkan anak untuk mengambil tindakan saat ada orang asing yang menyentuh tubuhnya atau sekadar mengajak bicara. Ini sangat penting ketika anak sudah mulai belajar di luar atau ke sekolah. Anak bisa diajarkan untuk memberitahu teman, pengasuh atau gurunya atau langsung berteriak meminta pertolongan.
"Pedofil atau orang yang berniat melakukan pelecehan seksual ini sulit dikenali ciri-cirinya. Yang perlu dilakukan meningkatkan semacam protokol keamanan, kalau diajak ngomong, disentuh oleh orang tidak dikenal atau siapapun, anak tidak nyaman, dia berhak untuk menolak," imbuhnya.