Jakarta, CNN Indonesia --
Desa Mayong ialah desa kecil yang berada di utara India. Meski tak masuk dalam promosi destinasi wisata nasional, desa sangat terkenal di penjuru negara sebagai 'Kampung Ilmu Hitam'.
Saat datang pada pagi menjelang siang, akan terlihat warga yang sedang sibuk bertani, berkebun, atau membuat kerajinan tangan. Tapi mitos menyebut ada beberapa warga di sini ada yang memiliki warisan ilmu hitam oleh tetua desa dari generasi ke generasi.
Banyak yang berspekulasi bahwa nama "Mayong" berasal dari kata Sansekerta "maya", yang berarti "ilusi".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Atlas Obscura, banyak kasus 'mistis' yang disebut terjadi di desa ini, mulai dari binatang jadi-jadian sampai orang yang bisa sekejap menghilang di udara setelah mengucapkan beberapa mantra.
Mayong diklaim telah menjadi pusat ilmu sihir dan ilmu gaib di India sejak didirikan berabad-abad yang lalu.
Pada hari-hari awal Mayong, dirumorkan, jika seseorang meneriakkan "Mantra Uran" ia dapat terbang di udara dan mendarat tepat di samping cinta sejatinya.
Menurut legenda pula, orang yang belajar ilmu hitam berlindung di hutan Mayong bertahun-tahun yang lalu.
Pada tahun 1337, pasukan Muhammad Shah yang terdiri dari 100 ribu penunggang kuda tewas di tangan ahli sihir di lokasi dekat Mayong, bukti "saktinya" warga desa.
Penggalian sejarah bahkan menemukan pedang di Mayong yang mirip dengan yang digunakan untuk "mengorbankan manusia" di bagian lain India.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Jika sempat melintasi Desa Mayong, wisatawan bisa mendatangi ahli pembaca nasib melalui garis telapak tangan atau bantuan pecahan kaca dan kerang.
Ada banyak 'orang pintar' di Desa Mayong yang disebut bez atau ojaa. Mengutip The Culture Trip, mereka tidak menggunakan obat medis untuk mengobati penyakit, melainkan ilmu hitam dan kemungkinan besar makhluk halus yang bekerja untuk mereka sebagai asisten.
Teknik yang digunakan mereka salah satunya dengan menempatkan piring tembaga pada sumber luka di tubuh pasien dan menunggu piring untuk "memakan" rasa sakit tersebut.
Jika rasa sakitnya terlalu parah, piring akan terlalu panas dan pecah ke tanah.
Mereka juga sering dimintai bantuan untuk mencari barang hilang. Jika seseorang kehilangan sesuatu, dukun akan menempatkan bunga di mangkuk logam.
Menurut penduduk setempat, mangkuk itu kemudian akan bergerak di tanah, sepenuhnya dengan sendirinya, hingga mencapai lokasi barang yang hilang atau dicuri.
Ada banyak sekali mantra dikabarkan ada di Mayong, tapi menurut mitologi, tak satu pun dari mantra tersebut memiliki kekuatan untuk mengubah cuaca.
Kata Naba Deka, penduduk setempat di daerah itu, "ada mantra untuk mengubah daun menjadi ikan, atau orang jahat menjadi binatang, tetapi sihir tidak dapat melawan kemarahan alam, jadi tidak ada mantra untuk melawan banjir tahunan."
Setiap tahun, segelintir orang India melakukan perjalanan ke Mayong baik untuk berlatih ilmu hitam dan mempelajari rahasia ilmu sihir atau untuk mengunjungi Suaka Margasatwa Pobitora yang berdekatan, yang menjadi habitat badak India terpadat di dunia.
Sebelum pandemi virus corona, setiap tahunnya digelar Festival Mayong-Pobitora, yang merayakan perpaduan antara satwa liar dan sihir.