MYTH VS FACT

7 Mitos Seputar Kontrasepsi yang Tak Boleh Dipercaya

CNN Indonesia
Minggu, 26 Sep 2021 19:37 WIB
Kontrasepsi jadi cara bagi pasangan untuk mengontrol kehamilan. Akan tetapi ada berbagai mitos  yang beredar di dunia maya dan masih diyakini kebenarannya.
Kontrasepsi jadi cara bagi pasangan untuk mengontrol kehamilan. Akan tetapi ada berbagai mitos yang beredar di dunia maya dan masih diyakini kebenarannya.( kerryank/Pixabay)

4. Perempuan yang menikah dan belum punya anak tidak boleh kontrasepsi

Justru sebaiknya pasangan merencanakan keluarga melalui kontrasepsi. Rencana terkait momongan seharusnya sudah dibicarakan sejak sebelum menikah.

"Biasanya pasangan usia mudah ini sudah mapan secara pekerjaan cuman kan ada hal hal tertentu yang mengakibatkan dia enggak boleh hamil. Nah itu harus dengan alat kontrasepsi. kalau nggak sudah pasti hamil," kata Yeni.

Kontrasepsi sangat penting pasalnya jika kehamilan terjadi saat pasangan belum siap, bisa ada konsekuensi terkait pekerjaan atau studi terbengkalai. Kehamilan bukan situasi yang mudah. Ibu biasanya mual, muntah, stres, belum memikirkan cuti melahirkan sehingga rencana-rencana yang dibuat harus mundur.

"[Ada yang bilang] saya enggak pengen kecolongan. Enggak ada yang namanya kecolongan, kecelakaan, nggak ada. Sudah dewasa kok, bisa berpikir. Pastinya harus dengan berencana, Salah satunya be-KB ada kondom, pil KB, banyak sekali tools," ujarnya.

5. Pil kontrasepsi darurat = pil aborsi

Penggunaan emergency contraception alias morning pills biasanya digunakan saat situasi darurat. Yeni memberikan contoh, laki-laki mau ejakulasi tapi kecolongan keluar 'di dalam'. Morning pills bisa dikonsumsi untuk mencegah kehamilan.

Pil harus diminum dalam waktu kurang dari 2x24 jam. Jika diberikan setelah 2x24 jam, tidak akan efektif dan peluang kehamilan cukup tinggi.

"Apa ini aborsi? Tidak. Aborsi adalah sudah terbentuk adanya kehamilan, kantong kehamilan, memberikan hasil positif pada tes kehamilan. Nah kita 'abort' kita gagalkan, kita tunda. itu aborsi. Kalau belum terjadi apapun, kita pakai morning pills, itu bukan abortion karena belum terjadi apapun," jelasnya.

Ilustrasi alat kontrasepsi diafragmaFoto: iStock/AndreyPopov
Ilustrasi alat kontrasepsi diafragma

6. Buang sperma di luar bisa mencegah kehamilan

Ini tidak sepenuhnya benar. Penggunaan metode ini tetap bisa memberikan peluang kehamilan. Penis ditarik dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Namun sebelum ejakulasi, ada cairan yang disebut semen di penis. Semen ini mengandung sperma.

"Kalau kebetulan ada satu aja yang lincah banget, bentuknya sempurna, mobilitas bagus, tentu saja kemungkinan kehamilan cukup tinggi. Tapi kalau ternyata dia bisa tepat waktu, yah mungkin [tidak hamil] tapi angka kegagalan cukup tinggi," katanya.

"Ini sangat tidak disarankan. Kecualis buat yang udah jago banget ya."

7. Kontrasepsi bikin siklus haid terganggu

Justru kalau kontrasepsi cocok, haid bisa teratur. Namun karena kontrasepsi ini perlu dicari yang cocok, dalam perjalanannya mungkin menemukan ada yang tidak cocok sehingga haid tidak teratur.

Beda perempuan, beda efek pula. Ada yang sudah 1-3 bulan menggunakan tapi mengalami flek, perdarahan di luar siklus haid. Kalau ternyata banyak, terus-menerus terjadi lebih dari 10 hari, itu berarti tidak cocok dan dokter biasanya akan meresepkan kontrasepsi lain.

"Memang, satu harus konsultasi, kedua, harus dicoba kalau memang belum pernah coba," imbuhnya.

(chs/chs/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER