LANCONG SEMALAM

Pelesir Serba Legendaris di Cikini

Yulia Adiningsih | CNN Indonesia
Minggu, 03 Okt 2021 09:55 WIB
Ada banyak tempat legendaris di Cikini, mulai dari museum, tempat belanja, dan tempat makan, yang rasanya tak bisa selesai dijelajahi dalam sehari.
Ada banyak tempat legendaris di Cikini, mulai dari museum, tempat belanja, dan tempat makan, yang rasanya tak bisa selesai dijelajahi dalam sehari. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Ngopi

Dari Pasar Cikini Ampiun, saya meluncur ke Bakoel Koffie. Bisa dibilang ini salah satu kedai kopi tertua di Jakarta. Setiap foto estetik yang diunggah di media sosial pasti pernah berlatar belakang ruangan dalam atau teras kedai kopi ini.

Kedai kopi ini telah ada sejak tahun 1878, didirikan oleh seorang imigran asal China bernama Liauw Tek Soen bersama istrinya yang warga asli Indonesia.

Sebelum tenar sebagai Bakoel Koffie, kedai ini mulanya disebut Warung Tinggi yang menjual lauk pauk plus kopi. Lokasinya di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Warung nasi itu ramai didatangi pengayuh becak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 1927, Warung Tinggi semakin dikenal berkat menu kopinya. Akhirnya Liauw Tek Soen mendirikan pabrik kopi rumahan bernama Tek Soen Hoo.

Usaha Warung Tinggi semakin berkembang pesat, hingga berhasil mengekspor bubuk kopi ke Belanda.

Tahun demi tahun, pengelolaan Warung Tinggi diwariskan ke anak-anak Liauw Tek Soen, hingga akhirnya muncul kedai Bakoel Koffie di tepi jalan Cikini pada 1970.

Hingga saat ini, Bakoel Koffie punya cabang di Senopati, Bintaro, Kelapa Gading, dan Kuningan.

Siang itu saya memesan Vocado Frost Koffie. Percampuran antara jus alpukat dengan kopi yang ajib. Harganya Rp65 ribu.

Bakoel Koffie, salah satu kedai kopi tertua di Jakarta. Kedai ini ada sejak tahun 1878, didirikan oleh seorang imigran asal China bernama Liauw Tek Soen.Teras Bakoel Koffie Cikini. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Saat ditanya apa menu yang paling sering dipesan, pelayan menjawab Americano, Espresso, Cappuccino, Piccolo, dan Latte. Kedai ini juga menyediakan menu non-kopi seperti teh dan jus buah.

Karena sudah waktu jam makan siang, saya sekaligus memesan menu Nasi Sop Iga. Harganya Rp100 ribu per porsi. Kaldunya sangat terasa.

Pukul 13.00 WIB saat itu, seorang teman menyusul saya ke Bakoel Koffie. Ia memesan segelas Vokado Frost Koffie Less (yang lebih minim kopi) dan Nasi Kebuli. Tak perlu ditanya rasanya, minuman dan makanan ini kami santap sampai ludes.

Suasana Bakoel Koffie di Cikini yang santai membuat kami betah untuk duduk berlama-lama di sana.

Karena masih pandemi, kami tak bisa ngopi lebih lama lagi di sini ini. Akhirnya kami keluar dan duduk di bangku-bangku jalan, tak jauh dari Bakoel Koffie.

Bakoel Koffie, salah satu kedai kopi tertua di Jakarta. Kedai ini ada sejak tahun 1878, didirikan oleh seorang imigran asal China bernama Liauw Tek Soen.Suasana Bakoel Koffie Cikini. (CNN Indonesia/Yulia Adiningsih)

Tan Ek Tjoan

Hingga tahun 2015, ada pabrik dan toko roti Tan Ek Tjoan yang berdiri tak jauh dari Bakoel Koffie.

Saat ini, pabrik dan tokonya pindah ke kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak lagi mengizinkan keberadaan pabrik di pusat kota.

Meski demikian, gerobak sepeda Tan Ek Tjoan masih banyak ditemui di kawasan Cikini. Saat menemukan sosok abang roti yang sedang berteduh di pinggir jalan, saya langsung membeli Roti Gambang.

Roti Tan Ek Tjoan didirikan oleh Tan Ek Tjoan dan istrinya Phia Lin Nio pada tahun 1921 di Bogor, Jawa Barat. Kala itu di sana, pelanggannya kebanyakan orang Belanda.

Namun, Wakil Presiden Indonesia pertama, Bung Hatta, juga termasuk salah satu pelanggannya. Ia pernah menyuruh supirnya turun ke toko Roti Tan Ek Tjoan untuk membelikan beberapa roti demi menemaninya sepanjang perjalanan dinas di Bogor.

Baru pada tahun 1950, pabrik dan tokonya dibuka di Cikini. Hingga akhirnya usaha toko ini diwariskan ke anak cucu Tan Ek Tjoan yang kebanyakan bermukim di Belanda.

Produk pertama dan paling legendaris dari Tan Ek Tjoan adalah Roti Gambang, berupa roti yang diolah dengan gula aren. Teksturnya keras, namun begitulah adanya. Mengunyahnya seakan bernostalgia.

Jadi, saat wisata di Cikini dan bertemu gerobak Roti Tan Ek Tjoan, sempatkanlah membelinya selagi tersedia.

Roti Tan Ek Tjoan, roti legendaris yang dijadikan menu sarapan orang-orang Eropa di Batavia sejak 1921.Gerobak Roti Tan Ek Tjoan yang ditemukan di pinggir jalan Cikini. (CNNIndonesia/ Yulia Adiningsih)

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Pelesir Serba Legendaris di Cikini

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER