CELOTEH WISATA

Kata Para Penghuni IKJ soal Kenangan di Cikini

Yulia Adiningsih | CNN Indonesia
Minggu, 03 Okt 2021 10:58 WIB
Jimi Multhazam, Ricky Malau, Saleh Husein dan John Navid berbagi pengalamannya melihat Cikini saat masa lampau, sebelum gencarnya proyek revitalisasi.
Jimi Multhazam, Ricky Malau, Saleh Husein dan John Navid berbagi pengalamannya melihat Cikini saat masa lampau, sebelum gencarnya proyek revitalisasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berlokasi di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Institut Kesenian Jakarta (IKJ) bisa dibilang menjadi salah satu ikon kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Alamatnya di Jalan Cikini nomor 73, sehingga kampus ini populer dengan sebutan Cikini 73.

IKJ banyak mencetak perupa, aktor dan aktris, sineas, sampai musisi terkenal. Beberapa tokoh yang dikenal pernah berkuliah di IKJ seperti vokalis 'The Upstairs' Jimi Multhazam; aktor Ricky Malau; vokalis sekaligus gitaris 'The Adams' dan 'White Shoes & The Couples Company (WSATCC)' Saleh Husein alias Ale; dan drummer 'WSATCC' John Navid, menyempatkan diri berbagi kenangan mereka tentang Cikini kepada CNNIndonesia.com:

Masuk ke IKJ dari tahun berapa, kondisi IKJ dan Cikini saat itu seperti apa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

John: Waktu itu masuk IKJ tahun 2000. Angkatan milenial. Situasinya IKJ yang lama, gak seperti sekarang. Dulu masih ada bioskop TIM dan tempat makan tenda payungnya. Trotoarnya juga belum selebar sekarang.

Oh, saat itu masih ada Warku [kantin] di kampus , jadi semua anak fakultas biasanya makan di situ. Secara sosial semua saling terhubung banget. Sangat dekat sekali. Sama juga saat makan di Warhol [Warung Holil, di depan pintu masuk TIM].

Ale: Tahun 2001 gw masuk IKJ. Suasananya waktu itu enak banget. Begitu masuk kampus bisa lihat mural sampai patung yang dibuat mahasiswa. Enggak cuma di satu tempat, tersebar di mana-mana. Lingkungannya memang kampus kesenian, jadi bisa aja kita nengok anak teater sedang latihan di Gedung Teater Luwes misalnya.

Celoteh Wisata CikiniJohn Navid. (Dok. Akun Instagram @unclejohn)

Terlepas dari itu, Cikini menurut gua punya magnet tersendiri. TIM itu bisa dibilang jantungnya Cikini. Kalau TIM atau IKJ gak di situ, Cikini jadi jalan yang biasa aja, yang bisa dibilang gak ada kantong-kantong kebudayaannya, gak ada kantong-kantong orang yang berpikir tentang kesenian.

Jimi: Gue kuliah tahun 1995. Cikini saat itu klasik lah ya kalo gue bilang, masih banyak gedung-gedung peninggalan Belanda yang menarik. Jaman tahun 1995, coffee shop masih belum ada. Gedung-gedung banyak yang mati.

Malau: Sama kayak Jimi, ya Cikini gitu-gitu aja. Mungkin baru berubah banget setelah tahun 2010 ya, banyak pembangunan. Gue lebih sering nongkrong di sekitar kampus atau TIM.

Selain saat itu gue sebagai mahasiswa lebih sering bokek, seneng nongkrong di kampus karena setiap hari ada aja pemandangan unik atau obrolan ajaib di sana.

Suasana Pertokoan Jalan Cikini Raya, Jakarta. Kamis, 30 September 2021. CNNIndonesia/Adhi Wicaksono.Suasana pertokoan di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Kamis (30/9). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Kenangan paling tak terlupakan selama kuliah di IKJ?

John: Banyak banget. Dulu pernah nginep di kampus, terus banjir besar. Sampe bantuin mindahin piano karena banjirnya masuk ruangan musik.

Terus ada juga kenangan kalau nonton bioskop. Pilihannya kalau gak di situ, di Megaria.

Ale: Anak IKJ itu biasanya malem takbiran dan Lebaran hari pertama pulang ke rumah. Nah, hari kedua Lebaran itu di IKJ. Jadi yang ga pulang kampung kumpul di kampus, rame-rame bawa makanan. Udah kayak keluarga lah. Mungkin persoalan males pulang mungkin, atau gak punya duit untuk pulang kampung, jadi yaudah Lebaran di kampus aja deh. Itu suasananya kayak gitu terus setiap tahun. Gue gak tahu ya bisa didapetin di kampus lain gak suasana kayak gini?

Kebersamaannya sih yang gak akan terlupakan. Ga perlu keluar banyak duit kita bisa ngumpul, meski nggak ada konteksnya juga mau ngapain sih.

Terus kalau mau bikin acara selalu seru, selalu menarik. Gue sangat menikmati setiap proses kolaborasi yang tercipta dari kampus. Itu jadi salah satu inspirasi yang sampai sekarang gue bawa, sampai gue bekerja, gue hidup, itu yang gak akan terlupakan dan tak terhingga harganya.

Celoteh Wisata CikiniSaleh Husein. (Dok. Akun Instagram @aleantipony)

Jimi: 1998 lah ye, kerusuhan itu. Akhirnya kekurung di dalam kampus. Pas kekurung, beli mi instan ga direbus, dicemilin. Saat itu juga di depan TIM ada tank yang diparkir. Ajaib ga tuh.

Sempat ada banjir besar juga di TIM. Anak-anak langsung angkat mesin sablon kertas, besi solid gitu. Itu pertama kalinya benda itu diangkat, karena mesin itu jantungnya anak-anak. Delapan orang bisa ngangkat, ditaruh di atas empat kursi bunder gitu. Buat gue, "Kok bisa ngangkat gitu ya?". Pas banjir juga kita sampe bikin rakit.

Malau: Banyak kenangan yang gue lupain, karena kenangan itu ialah rencana masa depan gue. Batmer [Bata Merah, sebutan bagi trotoar di depan TIM] mungkin yang paling berkesan.

Kalo cowo biasanya pas anter cewe, mereka pasti berharap Kopaja atau Metro Mini-nya macet di Tugu Tani, biar bisa ngobrol lebih lama di Batmer.

Dan kalo cowo yang ingin pulang ke rumah, biasanya malah ga pulang, karena berujung nongkrong, dari becanda trus ngomongin kehidupan di Batmer, sampai akhirnya nginep di kampus.

Bioskop TIM itu juga ikonik banget. Dulu ada Endang, sesosok pria "free thinker" yang suka wara-wiri di TIM. Sekarang dia udah almarhum.

Endang ini juga suka ke bioskop, biasanya dia main dingdong macem game Bubble, Air Fighter, Street Fighter, balap mobil atau balap motor.

Yang gue heran, ada aja dia punya koin buat ngegame, padahal tiap hari cuma wara-wiri di sekitaran TIM atau IKJ.

Anak IKJ pasti kenal lah sama Endang, minimal pernah dimintain rokok sama dia waktu nongkrong.

Taman Ismail Marzuki kawasan Cikini, Jakarta, Rabu, 29 September 2021. CNNINdonesia/Adhi Wicaksono.Wajah baru Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (30/9). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Lihat Juga :

Kompleks Taman Ismail Marzuki merupakan bekas kebun binatang. Pernah mengalami kejadian horor selama di dalam kampus?

John: Selama ini belum mengalami hal yang aneh. Tapi sering denger cerita horor atau mistis gitu. Kalau yang serem itu malam-malam ada yang taruh Patung Beethoven di lorong, serem banget.

Ale: Alhamdulillah sih gue gak pernah, tapi banyak banget ceritanya. Misalnya teman gue ke depan beli makan, naik motor, gue nitip, terus balik-balik dia lari ketakutan dan motornya ditinggal. Itu sering terjadi, hampir seminggu pasti ada ceritanya lah. Macam-macam lah.

Ada juga yang ngeliat orang rame banget di Plaza Seni Rupa. Tiba-tiba rame banget, padahal gak ada siapa-siapa.

Celoteh Wisata CikiniJimi Multhazam dan Ricky Malau. (Dok. Akun Instagram @ngobryls)

Jimi: Yang paling epik sih cerita soal nenek-nenek pake kebaya di Gedung Musik. Kadang juga sering muncul di Gedung Tari. Udah jadi rahasia umum, banyak yang ngaku ketakutan saat ngeliatnya.

Di Gedung Musik tuh emang paling serem. Gue sama Ricky [Pemain bass di WSATCC] pernah lagi jalan dan denger ada yang main piano, meriah gitu. Gue nanya sama Ricky, "Ini klasiknya zaman apa?". Dia jawab, "Oh ini zaman Barok".

Gue tanya lagi, "Anak piano yang main Barok siapa? Kayaknya main Romantik semua." Dia jawab, " Emang gak ada."

Terus gue tanya lagi, "Lah itu yang main piano siapa?". Abis itu kita kabur rame-rame.

Malau: Gue masih inget waktu itu malem Inagurasi abis Matsen [Mata Seni, kegiatan ospek di IKJ]. Waktu itu gue sama Jimi jadi MC-nya. Tiba-tiba ada ibu-ibu wali murid minta naik ke atas panggung.

Awalnya kita heran, ini ibu pede banget, tapi yaudah kita becandain aja. Tapi lama-lama kok makin absurd pedenya. Jarang kan tuh ada wali murid mau naik panggung buat dibecandain.

Sampai akhirnya dia ditarik turun sama anaknya dan panitia. Katanya sih dia kesurupan, karena Jimi sempet ngeliat air mukanya si ibu dan suaranya jadi aneh banget pas nengok ke dia.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Kata Para Penghuni IKJ soal Kenangan di Cikini

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER