Rage room semakin banyak bermunculan, terutama di Amerika Serikat, dan usaha baru Raninen telah terbukti sukses besar di kalangan pengunjung wanita melepaskan frustrasi pascapandemi.
"Saya merasa luar biasa, Anda terhanyut saat berada di sini," kata Sanna Sulin, yang datang untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-50, sambil menggebuk printer lama, penyedot debu, dan barang pecah belah lainnya.
"Awalnya saya menolak diajak ke sini oleh teman saya, karena saya lebih suka memperbaiki barang-barang," katanya kepada AFP sambil berdiri di antara pecahan logam, plastik, dan kaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami para wanita selalu dianggap harus berperilaku baik, harus mengendalikan diri," katanya.
Delapan puluh persen pelanggannya adalah wanita berusia 25 hingga 45 tahun, kata Raninen.
Terlepas dari reputasi Finlandia sebagai benteng kesetaraan gender, Raninen setuju bahwa "agresi perempuan adalah tabu, mereka tidak boleh meluapkan emosi".
Pandemi sejauh ini merupakan penyebab utama kemarahan, tetapi area bertema perceraian - yang dicat merah muda dengan jas dan gaun pengantin yang tergantung di dinding - juga terbukti populer di kalangan pelanggan.
"Dalam jangka panjang, selalu lebih baik untuk pergi dan berbicara dengan terapis dan mengatasi masalah di dalam diri Anda," katanya.
Tetapi dalam jangka pendek, "ini adalah tempat terbaik untuk melepaskan energi dan semua kecemasan".
(afp/ard)