Jakarta, CNN Indonesia --
Sebutir telur bisa menjadi telur ceplok, telur dadar atau telur rebus. Kekuatan telur ini dirayakan tiap Jumat minggu kedua di Oktober. Tahun ini, World Egg Day jatuh hari ini (8/10). Meski hanya sebutir, pangan satu ini kaya akan nutrisi penting.
Telur memang punya banyak manfaat dan nutrisi, namun masih banyak mitos-mitos yang menyertainya. Berikut mitos soal telur yang sebaiknya tak perlu dipercaya lagi.
1. Makan telur bikin kolesterol naik
Fakta: Telur tidak mempengaruhi kadar kolesterol
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau masalah kardiovaskular lain disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi kolesterol. Telur termasuk yang dihindari sebab mengandung 211 miligram kolesterol (70 persen dari kebutuhan harian). Namun studi terbaru menunjukkan telur tidak benar-benar mempengaruhi kadar kolesterol.
"Apa yang kita makan yang mempengaruhi kadar kolesterol itu lemak jenuh, lemak tans dan gula sederhana," jelas Marjorie Nolan Cohn, ahli diet dan pemilik MNC Nutrition di Philadelphia, mengutip dari The Healthy.
2. Putih telur lebih sehat daripada telur secara utuh
Fakta: Kuning telur lebih banyak nutrisi daripada putih telur
Sajian telur ceplok akan menghadirkan bagian putih telur yang tipis dan renyah di bagian pinggir. Pun ada yang menganggap bagian putih telur lebih sehat daripada bagian kuning atau telur secara keseluruhan. Kenyataannya, kuning telur justru lebih kaya nutrisi.
Putih telur mengandung protein. Sedangkan kuning telur lebih kaya dengan kandungan vitamin B12, vitamin D juga kolin. Bagian kuning telur pun akan membuat menu sarapan lebih seimbang berkat kandungan lemak.
3. Protein pada telur mentah lebih banyak daripada telur matang
Fakta: Tubuh menyerap protein lebih baik dari telur yang dimasak.
Konsumsi telur mentah tidak aneh untuk sebagian orang. Telur dicampurkan pada jamu atau ada pula yang memakannya langsung. Padahal konsumsi telur mentah cukup berisiko termasuk infeksi bakteri salmonella.
Di samping itu, bukan berarti telur mentah lebih banyak protein. Justru konsumsi telur matang membuat tubuh menyerap protein dua kali lipat lebih baik daripada konsumsi telur mentah.
Mitos telur lainnya yang tak perlu Anda percaya masih ada di halaman selanjutnya...
4. Telur sebaiknya disimpan di kulkas
Fakta: Telur disimpan di ruang dengan suhu stabil
Tidak ada kewajiban menyimpan telur di kulkas. Dilansir dari Insider, beda wilayah beda pula kebiasaannya. Di supermarket Inggris, Anda tidak akan menemukan telur di kulkas, berbeda dengan di Amerika Serikat.
Akan tetapi sebagai catatan, jika ingin menyimpan telur sebaiknya tidak di pintu kulkas. Bagian pintu rentan mengalami perubahan suhu sehingga lebih baik telur disimpan di wadah lalu diletakkan di bagian dalam kulkas agar segar lebih lama. Kemudian saat telur yang dingin ini keluar, sebaiknya segera dikonsumsi sebelum jadi lokasi ideal buat bakteri atau jamur.
5. Noda darah tanda telur suatu saat akan menetas
Fakta: Noda darah berasal dari pembuluh darah yang pecah saat pembentukan telur
Telur tidak selalu berwarna krem atau coklat bersih. Kadang ada bintik hingga noda darah. Ada yang menganggap, noda darah ini berarti telur sudah dibuahi dan siap menetas. Padahal ini biasanya berasal dari pembuluh darah yang pecah saat telur terbentuk.
Selain itu bisa juga disebabkan genetika ayam. Tidak perlu khawatir sebab telur masih bisa dikonsumsi seperti biasa.
 Foto: Jakub Kapusnak/FoodiesFeed Masih ada banyak mitos yang sebaiknya tak dipercaya soal telur |
6. 'Benang' putih pada telur sebaiknya dibuang sebelum dimasak
Fakta: Komponen ini tidak berbahaya
Saat telur dipecah, Anda akan menemukan komponen mirip benang berwarna putih dan menempel pada kuning telur. Ini merupakan 'benang' yang menjaga kuning telur tetap di tempatnya atau disebut chalaze.
Anda tidak harus membuangnya sebelum telur diolah.
7. Terlalu banyak makan telur bikin bisulan
Fakta: Bisul tidak disebabkan konsumsi makanan tertentu
Hingga kini belum ada riset yang membuktikan bahwa konsumsi telur terus-menerus memicu bisul. Melansir dari Window of World, bisul disebabkan infeksi pada kulit. Pemicu infeksi antara lain, kontak fisik dengan orang yang memiliki bisul, kurang menjaga kebersihan badan, sistem imun lemah, kelebihan berat badan, masalah kulit seperti eksim, dan kebiasaan bercukur.
Sementara itu konsumsi telur bisa memicu alergi pada sebagian orang. Reaksi alergi berupa gatal, kulit kemerahan. Ini pun membuat orang menggaruk area yang gatal, timbul luka terbuka dan infeksi. Infeksi inilah yang bermanifestasi jadi bisul.