Pendiri MyBhutan, Matt DeSantis adalah salah satu dari sedikit orang asing yang memiliki kesempatan untuk tinggal sebagai ekspatriat jangka panjang di Bhutan.
Berasal dari Connecticut, ia bertemu Pangeran Jigyel Ugyen Wangchuck ketika mereka masih menjadi siswa bersama di sekolah persiapan Choate Rosemary Hall yang elit dan menjalin persahabatan seumur hidup di lapangan basket.
Perusahaan teknologi DeSantis bekerja untuk mendigitalkan semua peninggalan budaya Bhutan dan, karena kurangnya kedutaan AS di kerajaan, ia berperan sebagai "perantara".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berperan penting dalam membawa Bak kembali ke Bhutan, sebagai uji kasus bagaimana pembukaan kembali negara itu bisa berjalan.
"Akhirnya, tiga pihak yang harus memberikan persetujuan (untuk visanya) adalah dewan pariwisata, departemen imigrasi, dan satgas Covid-19," jelasnya.
Meskipun pemerintah telah mengatakan bahwa visa untuk turis dapat diberikan berdasarkan kasus per kasus, Bak adalah visa pertama yang diberikan sejak Maret 2020 -- dan, sejauh ini, satu-satunya permohonan yang dikabuli.
Namun, untuk sampai ke Bhutan harus melewati serangkaian rintangan.
Bak harus berurusan dengan beberapa penerbangan yang dibatalkan atau dialihkan, serangkaian personel bandara yang tidak tahu dokumen mana yang dia perlukan, dan serangkaian tes virus Corona, kemudian menghabiskan 21 hari di karantina hotel di mana dia hanya meninggalkan kamarnya hanya untuk tes Covid-19.
Namun, Bak percaya semua masalah yang dialaminya itu sepadan dengan dikabulkannya perizinan untuknya.
"Saya menyadari bahwa saya sedang membuat sejarah," katanya.
"Saya tidak menyangka mendapat pesan dari orang-orang yang menyambut saya dan berterima kasih kepada saya karena datang ke negara ini. Itu membuat saya terhormat."
Media lokal menampilkan kedatangan Bak di Bhutan seperti cara mereka meliput seorang pejabat tinggi yang berkunjung di masa pra-Covid.
Di antara mereka yang mengikuti ceritanya adalah DeSantis.
"Fran adalah pelopor dalam banyak hal," katanya, "dan mercusuar harapan bagi industri pariwisata."
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...