Kampung Asei, Rumahnya Perajin Kriya Kulit Kayu di Papua

CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 09:53 WIB
Kerajinan tangan kulit kayu bisa menjadi salah satu ide buah tangan saat wisata di Papua.
Kerajinan tangan kulit kayu bisa menjadi salah satu ide buah tangan saat wisata di Papua. (ANTARA/Livia Kristianti)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kerajinan tangan kulit kayu menjadi salah satu oleh-oleh khas Papua yang diincar pelancong, karena proses pembuatannya yang masih sangat tradisional.

Di Bumi Cendrawasih, pusat kerajinan tangan kulit Kayu khas Papua bisa ditemui di Kampung Asei, yang merupakan kampung wisata dan letaknya berada di tengah Danau Sentani.

"Dari kecil sa (saya) melakukan ini, dari zaman nenek moyang kita su (sudah) kerjakan ini tiap hari. Dimulai dari anting-anting sampai sekarang mahir semua kerajinan," kata mama Maryones Onge (46), salah seorang warga asli yang tinggal di Kampung Asei, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Rabu (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerajinan tangan kulit kayu merupakan salah satu mata pencaharian andalan di Kampung Asei. Mulai dari dini, anak-anak di kampung adat itu memang diwajibkan mempelajari keterampilan membuat kesenian hasil tangan.

Di masa perhelatan PON XX Papua, orang-orang dari Kampung Asei beramai-ramai datang ke kota untuk ikut menyemarakkan pelaksanaan ajang multievent nasional empat tahunan itu.

Mereka menjajakan produk- produk keseniannya untuk bisa menjadi pilihan oleh-oleh bagi para pelancong maupun kontingen atlet serta ofisial dari luar Papua yang bertanding di ajang PON Papua.

Setiap harinya, mama Maryones bisa membuat banyak kerajinan mulai dari ikat kepala, tas kulit kayu, hingga rumbai tradisional yang menjadi bagian dari pakaian adat dari Negeri Mutiara Hitam.

"Kalau topi (ikat kepala) sehari sa bisa bikin 20 paling banyak, tapi corona kemarin sa kesulitan jual ini," katanya.

Biasanya pada kondisi normal, Kampung Asei selalu ramai pengunjung yang ingin berwisata dan mencari buah tangan asli buatan masyarakat adat.

Namun sejak adanya pandemi COVID-19, hasil kerajinan dan kegiatan di kampung wisata Asei terhenti.

"Biasanya ada kapal putih itu bawa turis asing ke sini. Sekitar 3 sampai 6 bulan sekali. Mereka pasti beli ikat kepala dan kerajinan kulit kayu yang kami buat. Tapi sejak corona ini kami mencukupi kebutuhan sehari-hari sebisanya," ujar mama Maryones.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Kampung Asei, Rumahnya Perajin Kriya Kulit Kayu di Papua

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER